Advertisement
Epidemiolog: Penambahan Tes adalah Kunci Menurunkan Kasus Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Peningkatan fasilitas pelayanan pasien Covid-19 seperti menambah ruang ICU hingga menambah ventilator dan tabung oksigen dinilai tidak akan mampu mengejar kecepatan virus Corona dalam menginfeksi masyarakat saat ini.
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan peningkatan pelayanan memang penting tetapi lebih utama pemerintah fokus pada pengurangan kasus Covid-19.
Advertisement
Salah satunya dengan peningkatan testing dengan belajar dari India. Jika mampu melakukan testing hingga tiga kali lipat dari sekarang, Indonesia akan mengurangi setengah kasus saat ini.
"Lalu jika ditambah perpanjangan PPKM darurat dengan lockdown ketat lagi dalam dua pekan ke depan maka dapat mengurangi sampai 80 persen kasus. Jadi tidak hanya tambah ICU atau yang lain tapi tambah peningkatan 3T tiga kali lipat saja maka akan lebih menyelematkan banyak jiwa," katanya kepada Bisnis, Jumat (16/7/2021).
Terkait tingkat keberhasilan penanganan, Dicky pun menyoroti sejumlah hal utamanya angka kematian. Dia menghitung berdasarkan angka kematian harian per satu juta penduduk pada 3 juli berjumlah 1,72 persen per satu juta penduduk dan pada 15 juli kematiannya menjadi 3,35 persen per satu juta penduduk. Artinya, kurang dari dua pekan saja sudah ada lonjakan dua kali lipat.
Sementara itu jika mengambil nilai tengah data kematian Pemda dan Pusat, maka ditemukan data jumlah infeksi yang berkontrbusi pada angka kematian, ditemukan jumlah infeksi yang terjadi sudah menembus 100.000 kasus sejak lebih dari tiga pekan lalu.
Artinya, kata Dicky, saat ini Indonesia banyak kebobolan kasus positif Covid-19 yang tidak terdeteksi.
"Hal itu juga berarti pandemi masih akan sulit terkendali, walau PPKM darurat yang dilakukan saat ini tetap memiliki peran. Namun, angka kematian itu penting karena jika kasus harian turun tetapi kematian naik jelas masih ada masalah pada penanganan," ujarnya.
Dicky pun masih memproyeksi puncak kasus Covid-19 di Indonesia masih akan berlansung hingga akhir bulan ini bahkan sampai pekan kedua Agustus. Namun, jika tidak ada penguatan dan konsistensi dari kebijakan pengetatan dan 3T maka skenario buruk masih berpeluang terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement