Advertisement
Begini Cara Memakai Oximeter dan Membacanya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Oximeter semakin banyak dipakai semenjak pandemi Covid-19. Cara penggunaan oximeter yang baik dapat membantu Anda untuk mendapatkan hasil dan informasi yang maksimal.
Oximeter adalah alat untuk mengukur seberapa banyak oksigen yang masuk ke dalam paru-paru yang kemudian dibawa ke tubuh oleh sel darah yakni hemoglobin (Hb). Hemoglobin yang berkaitan dengan oksigen disebut dengan oksihemoglobin dan yang tidak berikatan dengan oksigen disebut dengan deoksihemoglobin. Perangkat ini digunakan dengan menjepit di bagian jari tangan, daun telinga, lalu kemudian kaki.
Advertisement
Untuk mengukur saturasi oksigen, oximeter menggunakan cahaya yang terdiri dari cahaya merah yang menyerap deoksihemoglobin dan cahaya inframerah yang menyerap oksihemogloin. Selain itu, oximeter juga menggunakan detektor untuk menangkap cahaya.
Oximeter menghitung saturasi oksigen dengan membandingkan berapa banyak cahaya merah dan cahaya inframerah yang kemudian diserap oleh darah, di pembuluh darah arteri yang diteruskan ke sensor kemudian dibaca dan ditampilkan ke monitor.
Hal yang dilihat dari oximeter adalah pulsasi pembuluh darah arteri yakni PR/HR (bpm), saturasi oksigen dalam SpO2 dalam bentuk persen, gambar grafik pulsasi, nilai rata-rata dari perfusi darah yakni dalam PI (perfusi index dalam persen), dan gambar daya baterai alat oximeter tersebut.
Oximeter dan hasilnya dipengaruhi dengan ada beberapa faktor, yakni sebagai berikut.
1. Jari yang dipasangkan di alat terhalang oleh cahaya
2. Posisi pemakaian oximeter yang tidak sejajar
3. Pasien mengalami hipotermi atau dingin
4. Tangan yang basah
5. Memiliki badan yang gemuk
6. Memiliki gangguan pada pembuluh darah
7. Kekurangan darah
8. Posisi badan yang bergerak
9. Ruangan yang terlalu banyak cahaya
10. Saturasi yang cukup rendah (yakni di bawah 75%)
11. Interferensi elektromagnetik
Untuk membaca oximeter, Anda dapat melihat dari grafik pulsasi untuk mendapatkan informasi mengenai saturasi oksigen. Jika nilai PI atau perfusi semakin tinggi (dengan nilai maksimal 10), maka akan semakin baik. Saturasi oksigen juga dapat dikatakan normal jika memiliki nilai PR/HR di antara 60 hingga 100, dan nilai Sp02 dengan nilai normal 95-100%.
Dilansir dari Healthline, jika hasil dari Sp02 lebih dari 89%, maka darah Anda telah membawa oksigen dengan baik. Jika sesekali kadar oksigen Anda berada di bawah 89% hal ini tidak diyakini dapat menimbulkan kerusakan. Namun, jika secara konsisten nilai oksigen Anda berada di bawah level tersebut, maka perlu bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter.
Untuk membeli oximeter, pastikan bahwa Anda melakukan beberapa tes sederhana untuk mengetahui apakah oximeter dapat berfungsi dengan baik. Anda dapat menahan nafas selama 3-5 detik dan melihat dari perubahan setiap indikasi informasi. Jika nilainya turun, maka oximeter dapat berfungsi dengan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menteri Desa dan PDT Berkomitmen Menjaga Desa dari Praktik Pemerasan Wartawan Gadungan
- Larangan Pengecer Jual LPG 3 Kg Tak Menjamin Beban Subsidi Berkurang
- Daftar Event Balap Internasional Digelar di Sirkuit Mandalika Sepanjang 2025
- Prabowo Putuskan untuk Membangun Tanggul Laut Raksasa dari Banten-Jatim, Ini Tujuannya
- Minta Investigasi Penembakan WNI, Indonesia Kirim Nota Diplomatik ke Malaysia
Advertisement
Tak Ada Kenaikan Nilai Jual Beli Objek Pajak PBB P2 di Sleman pada 2025
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Larangan Pengecer Jual LPG 3 Kg Tak Menjamin Beban Subsidi Berkurang
- Hadiri Pertemuan di Roma Italia, Megawati Serukan Perlindungan untuk Anak Korban Perang
- 61 Ribu Warga Palestina Meninggal Dunia Akibat Genosida Israel
- Prediksi BMKG Senin 3 Februari 2025: Kota Besar Diguyur Hujan
- Speedboat Basarnas Meledak, 3 Tewas dan 1 Wartawan Hilang
- Korban Ledakan Speedboat Basarnas: 1 Korban Wartawan Masih dalam Pencairan
- MPR: Pengecer LPG Masih Dibutuhkan Masyarakat
Advertisement
Advertisement