Advertisement
Satu Desa di Myanmar Dibakar, Puluhan Hilang dan 2 Tewas

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Satu desa di Myanmar bagian tengah dibakar setelah bentrokan antara pasukan keamanan dan gerilyawan lokal yang menewaskan sedikitnya dua orang.
Penduduk mengatakan kepada BBC, bahwa 200 dari 240 rumah di Kin Ma diratakan dengan tanah oleh militer Selasa (15/6/2021).
Advertisement
Insiden itu dimulai setelah pasukan bentrok dengan milisi lokal yang menentang rezim yang memerintah.
Dan Chugg, Duta Besar Inggris untuk Myanmar, mengutuk serangan itu.
"Laporan bahwa junta militer telah membakar seluruh desa di Magway, membunuh penduduk lanjut usia, menunjukkan sekali lagi bahwa militer terus melakukan kejahatan yang mengerikan dan tidak menghargai rakyat Myanmar," tulisnya sebuah postingan di Facebook seperti dikutip BBC.com, Kamis (17/6/2021).
Namun, televisi pemerintah menyalahkan pembakaran itu dilakukan para "teroris".
Seorang warga mengatakan kepada BBC, bahwa pasukan keamanan bentrok dengan Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) pada Selasa (15/6/2021).
Kelompok-kelompok semacam itu dibentuk setelah kudeta militer baru-baru ini, dan mulai berperang melawan polisi dan militer dengan senjata rakitan.
"Ketika anggota PDF mundur, mereka [pasukan keamanan] datang ke desa dan mulai membakar rumah-rumah di bagian selatan," kata warga.
"Hampir seluruh desa terbakar menjadi abu.''
Penduduk lain mengatakan penduduk desa melarikan diri ke hutan di luar Kin Ma setelah pasukan melepaskan tembakan. Namun, dua orangtua tidak bisa lari dan tewas dalam kebakaran, kata penduduk setempat, sementara puluhan lainnya dilaporkan hilang.
"Api ada di mana-mana di desa dan kami melihat api besar," kata warga.
"Kami harus melarikan diri untuk menyelamatkan diri dari tembakan dan kami harus menontonnya dari kejauhan."
Kebakaran itu begitu besar, sehingga direkam oleh sistem pelacakan api satelit NASA.
Militer myanmar merebut kekuasaan pada Februari setelah menuduh terjadi kecurangan pemilihan umum yang diadakan tahun sebelumnya. Padahal, pemungutan suara itu menurut pemantau pemilihan independen sebagian besar bebas dan adil.
Demonstrasi menyebar ke seluruh negeri setelah kudeta. Pasukan keamanan kemudian merespons dengan tindakan brutal dan membunuh lebih dari 800 orang, dan menahan hampir 5.000 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ledakan di Cengkareng, Mabes Polri Terjunkan Tim Puslabfor
- Wakil Kepala BGN Ingatkan Program MBG Jangan Berorientasi Bisnis
- Cuaca di Sebagian Besar Wilayah Indonesia Hari Ini Hujan Ringan
- Pemerintah Bakal Bangun Enam Pusat Perawatan Pesawat Udara Terpadu
- 2.039 Kios Lakukan Kecurangan Penjualan Pupuk, Begini Respons Mentan
Advertisement

Pedagang Menara Kopi Desak Penertiban Parkir Liar di Malioboro
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Dihapus dari UU Kepariwisataan, GIPI DIY Pastikan Tetap Berjalan
- Portugal Tertunda ke Piala Dunia Setelah Ditahan Imbang Hungaria 2-2
- Top Ten News Harianjogja.com Rabu 15 Oktober 2025
- Tingkatkan Kesadaran Tata Ruang Lewat Penataan Reklame dan Lomba
- Konsumsi Ikan di Gunungkidul Masih Jauh dari Rata-rata Nasional
- Kampus Tekankan Integrasi Data dan Peran Aktif Pemda di Raperda Riset
- Kebakaran Rumah di Jakarta Utara Pagi Ini, 4 Orang Meninggal Dunia
Advertisement
Advertisement