Advertisement
Tes Usap lewat Anal Lebih Efektif Deteksi Corona? Begini Penjelasan Ahli di China

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- China akan memberlakukan tes usap anal bagi wisatawan yang akan berkunjung ke beberapa kota di China.
Langkah itu dilakukan menyusul temuan beberapa dokter China yang terkait penularan virus tersebut. Menurut mereka, virus corona dapat dideteksi dalam tinja lebih lama daripada di hidung dan tenggorokan
Advertisement
"Beberapa pasien tanpa gejala atau mereka dengan gejala ringan pulih dengan cepat dari COVID-19, dan mungkin tes tenggorokan tidak akan efektif untuk orang-orang ini," kata dokter penyakit menular di China, Li Tongzeng kepada CNN. M
BACA JUGA: Bantuan Rp50 Juta per Dukuh di Bantul Jangan Dipukul Rata
enurut dia, para peneliti mengungkapkan pada beberapa orang yang terinfeksi, durasi waktu hasil nukleat positif bertahan lebih lama pada tinja dan tes usap anal mereka dibandingkan pada saluran pernapasan bagian atas.
"Oleh karena itu, menambahkan tes usap anal dapat meningkatkan tingkat deteksi positif dari yang terinfeksi," kata dia.
Beberapa warga negara China juga diharuskan melakukan tes usap ini. Pada Januari lalu, lebih dari 1.000 siswa dan guru di sebuah distrik sekolah di Beijing dites baik itu di anal maupun hidung.
Pemberlakuan tes pada akhirnya memicu protes. Pejabat di Jepang pada pekan ini seperti dikutip dari Livescience, Minggu, mengeluh karena warga negaranya yang tiba di China dan menjalani tes mengalami sakit psikologis yang hebat.
Keluhan juga datang dari beberapa diplomat Amerika Serikat yang diminta untuk mengikuti tes. Di China sendiri, tes juga menimbulkan keluhan.
Wakil direktur departemen biologi patogen di Universitas Wuhan, Yang Zhanqiu, mengatakan tes hidung dan tenggorokan masih lebih efektif daripada tes anal, karena virus diketahui menyebar melalui tetesan pernapasan bukan melalui feses.
Dia mengatakan, apabila tujuan tes ini untuk mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus, maka argumennya berlanjut menjadi tes hidung tenggorokan akan bekerja paling baik.
"Ada kasus tentang tes virus corona positif pada kotoran pasien, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang," kata Yang.
Para ahli kesehatan di luar China juga mempertanyakan praktik tes usap anal. Menurut mereka, ini karena mereka yang positif COVID-19 pada tes anal tetapi tidak pada tes hidung atau tenggorokan kemungkinan tidak akan menulari orang lain, menurut The New York Times.
"Apabila seseorang terkena infeksi tetapi tidak menular ke orang lain, kami tidak perlu mendeteksi orang itu," tutur profesor kesehatan masyarakat di University of Hong Kong, Benjamin Cowling kepada Times.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polisi Selidiki Codeblu Terkait Pelanggaran ITE
- Lion Air Jadi Penerbangan Haji 2025, Menteri Agama Minta Tidak Memakai Pesawat Tua
- Kisruh Penundaan Pengangkatan Calon ASN 2024, Wapres Gibran Sebut Sudah Ada Solusi
- Geledah Depo Pertamina Plumpang, Kejaksaan Agung Sita 17 Kontainer Dokumen
- Tom Lembong: Semua Mendag Melakukan Hal yang Sama, Kenapa Hanya Saya yang Jadi Tersangka?
Advertisement

Temui BPPW DIY, Bupati Pastikan Stadion Maguwoharjo Digunakan oleh PSS Sleman pada April Mendatang
Advertisement

WISATA TURKIYE: Ingin Melihat Jubah Nabi Muhammad SAW, Datanglah ke Masjid Hirkai Serif
Advertisement
Berita Populer
- Peringatan Dini 6 Kabupaten di Jawa Tengah Siaga Curah Hujan Tinggi
- Polisi Tak Rekomendasikan Mudik Lebaran 2025 Pakai Motor, Ini Alasannya
- Resmi! Prabowo Umumkan THR ASN, Pensiunan, hingga TNI-Polri Cair Mulai 17 Maret 2025
- Presiden Filipina Ferdinand Marcos Tegaskan Penangkapan Duterte Sesuai Prosedur
- Geledah Depo Pertamina Plumpang, Kejaksaan Agung Sita 17 Kontainer Dokumen
- Selama Gencatan Senjata Israel Bunuh 137 Warga Palestina di Gaza
- 4 Polisi Dipecat dengan Tidak Hormat, Terlibat Perzinahan hingga Penipuan
Advertisement
Advertisement