Advertisement
Energi Terbarukan Bisa Atasi Krisis Iklim hingga Dampak Covid-19
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan berperan penting untuk mengurangi emisi karbon guna mengatasi krisis perubahan iklim, serta mendukung pemulihan ekonomi dan pertumbuhan lapangan pekerjaan, termasuk dampak pandemi Covid-19.
Berdasarkan paparan Badan Energi Terbarukan Internasional (International Renewable Energy Agency/IRENA), transformasi energi dari fosil menuju EBT akan merangsang pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) hingga 2,4 persen. Kemudian, fokus investasi yang mengarah kepada pemanfaatan energi terbarukan diyakini berdampak pada munculnya 42 juta lapangan pekerjaan baru secara global.
Advertisement
Pakar Komunikasi Hijau Wimar Witoelar mengatakan pengurangan emisi karbon menjadi hal krusial dalam hal pencegahan dampak perubahan iklim yang setiap hari makin mengancam kehidupan seluruh makhluk hidup di Bumi.
“Mendorong percepatan pemanfaatan energi terbarukan menunjukkan Indonesia sangat kooperatif di mata dunia untuk mitigasi perubahan iklim,” ujarnya.
Indonesia memiliki kesempatan untuk memperbesar penggunaan energi terbarukan karena memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besat yaitu mencapai 442,4 GW. Salah satu yang terbesar adalah dari energi air mencapai 75 GW (75.000 MW).
Pemanfaatan air sebagai energi listrik di Indonesia juga bisa mencapai kapasitas besar dan mampu mengurangi emisi karbon sangat signifikan. Misalnya, PLTA Batang Toru berkapasitas 510 MW di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara diatur untuk berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sekitar 1,6 juta ton per tahun atau setara dengan kemampuan 12 juta pohon menyerap karbon.
Saat ini perubahan iklim dan pandemi Covid-19 menjadi ancaman terbesar bagi kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Krisis tersebut hanya bisa ditangani secara bersama oleh semua pihak.
Dalam pesan akhir tahun, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres mengatakan bahwa ambisi utama PBB untuk 2021 adalah membangun koalisi global untuk netralitas karbon - emisi nol - pada 2050. Setiap pemerintah, kota, bisnis, dan individu bisa berperan dalam mencapai visi ini.
“Bersama, mari berdamai di antara kita dan dengan alam, atasi krisis iklim, hentikan penularan Covid-19,” ujar Guterres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Wanita 60 Tahun Lolos ke Kontes Miss Argentina karena Tampak Awet Muda
- Agresi Israel, Penduduk Gaza Diperkirakan Krisis Pangan dalam Enam Pekan Lagi
- Sheila on 7 Bikin Konser di Medan, Pertumbuhan Sektor Pariwisata di Sumut Ikut Subur
- Jokowi Siapkan Program Unggulan untuk Prabowo-Gibran
- Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
Advertisement
Advertisement