Advertisement

Varian Baru Corona B117 Lebih Menular? Begini Penjelasan Pakar

Fitri Sartina Dewi
Kamis, 04 Maret 2021 - 07:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Varian Baru Corona B117 Lebih Menular? Begini Penjelasan Pakar Virus corona ketika dicek dengan mikroskop - harvard.edu

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Tepat setahun kasus pertama dan kedua Covid-19 di Tanah Air, pemerintah telah mengidentifkasi dua kasus mutasi virus Corona B.1.1.7 yang berasal dari Inggris di Indonesia.

Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zubairi Djoerban memberikan penjelasan terkait strain B.1.1.7. Dia mengatakan bahwa strain terus bertambah dan saat ini telah ditemukan di Indonesia. Lantas, apa bedanya B.1.1.7 dengan virus asli sebelumnya?

Advertisement

"Mutan baru ini menyebabkan shedding virus lebih intens. Artinya, produksi jumlah virusnya jauh lebih banyak di saluran napas. Jadi, istilah buat B.1.1.7 itu sebagai super spreader tidak tepat. Lebih tepat super shedder, karena virus itu bisa lebih menularkan ke banyak orang," kata Zubairi dikutip dari akun Twitter @ProfesorZubairi, Rabu (3/3/2021).

Baca juga: Ada Sehelai Surat pada Bayi yang Dibuang di Maguwoharjo, Isinya Orang Tua Tak Ada Biaya

Lebih lanjut, dia juga menyatakan bahwa adanya strain baru ini berpotensi membuat jumlah kasus harian di Indonesia bertambah. Namun, dia membantah bahwa varian baru virus ini akan membuat angka kematian meningkat.

"Bisa jadi jumlah kasus harian kita bertambah lagi dan rumah sakit juga terkena imbasnya—jika varian ini dominan. Tapi tidak benar akan menyebabkan kematian yang lebih banyak," ujarnya.

Lebih lanjut, Zubairi juga memberikan gambaran terkait seberapa cepat orang akan terpapar B.1.1.7. Dia menjelaskan, strain baru ini berkembang biak lebih banyak ketika menumpang hidup di saluran pernapasan manusia. Sehingga, virus ini muncul dengan jumlah lebih banyak. Hal itulah yang menyebabkan penularannya menjadi lebih cepat.

Dia menuturkan, kasus penularan yang lebih cepat 70 persen di Inggris dalam beberapa bulan terakhir menjadi bukti bahwa strain B.1.1.7 lebih menular. Namun, ketika sudah mulai dilakukan vaksinasi, angka kasus positif Corona di negara tersebut menurun signifikan.

"Kalau di Inggris sih vaksinnya terbukti efektif menangkal varian itu. Mereka memakai Pfizer. Bagaimana Indonesia? Belum ada bukti Sinovac bisa menangkal B.1.1.7. Kita tunggu saja bukti ilmiahnya," tuturnya.

Baca juga: Setahun Covid-19 di Indonesia, 3 Daerah Ini Tak Terjamah Corona

Zubairi mengatakan meskipun strain B.1.1.7 telah ditemukan di Indonesia, tetapi dia menyatakan bahwa saat ini di Indonesia dan banyak negara lainnya mutasi virus yang banyak ditemukan dialah D614G. Mutasi virus itu telah ditemukan pada awal 2020.

"Pertama kan virus ini dari Wuhan, kemudian bermutasi jadi D614G, lalu muncul B.1.1.7 dan varian yang ada di Afsel," jelasnya.

Dia pun mengimbau agar masyarakat tidak panik dengan adanya temuan strain baru B.1.1.7 di Indonesia. Masyarakat, imbuhnya, harus tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Dia juga memastikan bahwa strain baru virus ini bisa tetap dideteksi dengan tes PCR.

"Apakah kita harus khawatir terhadap B.1.1.7? Perlu, tapi jangan panik. Saya yakin kesadaran masyarakat kita terhadap prokes makin tinggi. Saya optimistis dan tidak bermaksud menebar ketakutan. Saya menyampaikan ini agar kita waspada. Tidak bermaksud bikin takut," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Produksi Ikan Tangkapan dan Budi Daya di Gunungkidul Hanya Naik Tipis

Gunungkidul
| Selasa, 19 Maret 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement