Advertisement
Peneliti: Vaksin Covid-19 Berbentuk Semprotan Hidung dan Pil di Masa Depan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Ilmuwan yang bertanggung jawab atas vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca sedang menganalisis apakah vaksin itu dapat diadaptasi untuk diberikan dalam bentuk yang berbeda, yang saat ini umumnya adalah suntikan.
Sarah Gilbert, profesor vaksinasi dari University of Oxford membahas perihal perubahan bentuk ini di hadapan Commons Science and Technology Committee. Dia menggambarkan konsep tersebut sebagai formulasi generasi kedua vaksin Covid-19.
Advertisement
“Kami memiliki vaksin flu yang diberikan melalui semprotan hidung, dan ini bisa menjadi pendekatan yang sangat baik di masa depan untuk vaksin melawan virus corona baru. Dimungkinkan juga mempertimbangkan vaksin oral dengan tablet (pil),” katanya seperti dikutip The Times, Jumat (26/2).
BACA JUGA : Sleman Belum Fokuskan Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia
Dia melanjutkan bahwa formasi generasi kedua vaksin ini bakal memberikan banyak manfaat untuk peluncuran vaksin yang lebih luas, tidak harus lagi menggunakan jarum suntik. Namun demikian, pendekatan dua medium itu masih diteliti.
Ini merupakan indikasi lain dari momentum yang berkembang menuju pembuatan vaksin dalam berbagai bentuk. Awal bulan ini, Menteri Vaksin Inggris Nadhim Zahawi menyarankan pemerintah untuk menilai teknologi pil yang sedang dikembangkan di beberapa negara.
Salah satunya adalah ImmunityBio yang berbasis di Amerika Serikat. Perusahaan itu menggunakan teknologi yang dikembangkan Inggris untuk membuat vaksin dalam bentuk pil atau tablet. Mereka bahkan telah memulai uji klinis.
Selain itu, ada juga IosBio yang berbasis di Sussex yang telah merekayasa vaksin dalam bentuk oral dan telah melakukan pengujian klinis pada monyet. Perusahaan mengatakan bahwa uji itu telah menunjukkan hasil yang sangat efektif.
BACA JUGA : 8.000 Lebih Guru di Sleman Didaftarkan untuk Ikuti Vaksinasi Covid-19
“Ada teknologi dengan pil dan lainnya sedang dikembangkan di seluruh dunia dan kami akan terus memantau itu. Tapi kami memastikan Inggris akan selalu memiliki kemampuan dan kapasitas untuk memproduksi varian vaksin, yang menangani virus jenis apa pun,” kata Zahawi kepada Times Radio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Baliho Menjamur di Jalanan Sleman, Lurah Banyurejo Siap Maju di Pilkada 2024
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- MK Sudah Terima 33 Pengajuan Sahabat Pengadilan Kasus Sengketa Pilpres 2024, Ini Daftarnya
- Bawa Sabu-Sabu 5 Kg dan Ribuan Pil Ekstasi, Penumpang Pesawat Diamankan Petugas Bandara Soetta
- Posko THR Resmi Ditutup, Total Ada 1.539 Aduan selama Lebaran Tahun Ini
- Ini Dia 4 Aturan Baru Visa Umrah yang Diterbitkan Arab Saudi
- Polisi Sebut Pengemudi Fortuner Ugal-ugalan Buang Pelat Nomor TNI di Lembang
- Cabuli Santri, Pengasuh Pesantren Divonis 15 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar
- Hari Warisan Dunia Tekankan Peran Anak Muda sebagai Pelestari Warisan Budaya Berkelanjutan
Advertisement
Advertisement