Advertisement
Ini Langkah KNKT Jika CVR Sriwijaya Air SJ-182 Tidak Ditemukan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Upaya pengungkapan misteri jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hanya melalui komponen perangkat kotak hitam berupa perekam data penerbangan (flight data recorder/FDR) bila seandainya perekam suara kokpit (cockpit voice recorder/CVR) tak berhasil ditemukan.
Pencarian perangkat black box atau kotak hitam berupa memori rekaman percakapan dalam kokpit atau VCR yang telah terlepas dari cangkangnya (case) masih dilakukan hingga hari ini Senin (18/1/2021).
Advertisement
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan dalam CVR terdapat empat saluran percakapan yang berbeda-beda. Saluran pertama, merekam percakapan pilot dengan menara pengawas, sedangkan saluran kedua merekam percakapan di antara dua pilot.
Baca juga: Langkah Kemendagri Percepat Identifikasi Korban Sriwijaya Air SJ-182
Kemudian saluran ketiga merekam komunikasi antara kru kokpit dengan pramugari di kabin. Keempat yakni suara-suara yang juga timbul di dalam kokpit sehingga suara waspada hingga bahaya pun bisa terdengar.
Menurutnya untuk bisa memecahkan misteri jatuhnya SJ-182 secara sempurna memang perlu dilakukan analisa baik yang berasal dari FDR maupun VCR. Namun, apabila nantinya hanya FDR saja yang berhasil ditemukan, KNKT akan semaksimal mungkin menggunakannya sebagai alat analisa dari kecelakaan tersebut.
Baca juga: Basarnas Kumpulkan 308 Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air
“Sempurnanya memang harus sepasang FDR dan VCR, tetapi kalau hanya FDR yang ditemukan kita gunakan data yang ada semaksimal mungkin untuk bisa mengungkap. Data yang ada kita gunakan semaksimal mungkin untuk menganalisa dari kecelakaan tersebut,” ujarnya melalui video yang dikutip, Senin (18/1/2021).
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) meyakini peluang untuk mendapatkan CVR pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC SJ 182 Jakarta-Pontianak semakin besar di hari kesepuluh pencarian di perairan Kepulauan Seribu.
Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Rasman MS mengatakan telah mempersempit area pencarian di bawah permukaan air yang terbagi dalam empat sektor. Satu sektor kurang lebih antara 15 sampai 30 meter.
Penyempitan wilayah lebih bertujuan untuk efisiensi pencarian. Apalagi beberapa puing pesawat sebagian besar sudah terangkut, sehingga jumlah penyelam yang cukup banyak juga bisa lebih fokus ke sektor yang diharapkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Alexander Ramlie, Miliarder Termuda Indonesia dengan Kekayaan Rp39 T
- Kasus Trans 7, Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pelanggaran ITE
- BPBD Sarmi Pantau Dampak Gempa Magnitudo 6,6 di Papua
- 13,1 juta Penumpang Bersubsidi Sudah Dilayani Oleh PT KAI
- Ledakan di Cengkareng, Mabes Polri Terjunkan Tim Puslabfor
Advertisement

Pembangunan Tempat Parkir Nglanggeran Ditarget Rampung Akhir Tahun Ini
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- TBY Jogja Sesuaikan Agenda Seni dengan Efisiensi Anggaran 2026
- Ledakan di Cengkareng, Mabes Polri Terjunkan Tim Puslabfor
- DIY Dukung Pengembangan Poros Kuntul Gunung
- Menkeu Purbaya: Danantara Bisa Selesaikan Utang Proyek Kereta Cepat
- FX Hadi Rudyatmo Dapat Dukungan dari Kader Jadi Ketua DPD PDIP Jateng
- Samsung Umumkan Pemenang SFT 2025, Ini Daftarnya
- Hadapi Persita, PSIM Jogja Tunggu Kepulangan Tiga Pemain Timnas
Advertisement
Advertisement