Advertisement
Sebelum Terjadi Kecelakaan Sriwijaya Air, FAA Sempat Peringatkan Korosi Boeing 737

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di kepulauan Seribu belum diketahui penyebabnya.
Namun, sebelumnya, Administrasi Penerbangan Federal memerintahkan inspeksi darurat terhadap sekitar 2.000 pesawat Boeing 737 karena kemungkinan masalah katup mesin yang dapat menyebabkan kerusakan mesin.
Advertisement
Seperti diketahui, pesawat Sriwijaya Air yang jatuh merupakan tipe Boeing 737-500, bagian dari seri 737 Classic.
Arahan kelayakan udara darurat dari FAA itu disampaikan pada akhir Juli 2020 lalu, dimana mereka memerintahkan inspeksi pesawat 737 Classic dan Next Generation yang lebih tua yang mungkin telah disimpan sebagai akibat dari penurunan tajam permintaan perjalanan udara selama pandemi COVID-19.
BACA JUGA : Polisi Selidiki 2 Pengguna Identitas Palsu di Sriwijaya Air SJ
Arahan tersebut, didorong oleh empat laporan terbaru tentang kegagalan mesin tunggal karena masalah dengan katup periksa udara kritis. Pemeriksa menemukan korosi pada beberapa katup pemeriksaan udara mesin, yang dapat menyebabkan katup macet dan berpotensi menyebabkan kedua mesin pesawat kehilangan daya dan mencegahnya memulai ulang.
"Jika katup ini terbuka secara normal saat lepas landas, katup ini dapat macet dalam posisi terbuka selama penerbangan dan gagal menutup saat daya berkurang saat saat turun, mengakibatkan kompresor macet yang tidak dapat dipulihkan dan ketidakmampuan untuk menghidupkan ulang mesin," demikian dilansir dari NPR.
"Korosi katup ini pada kedua mesin dapat mengakibatkan hilangnya daya mesin ganda tanpa kemampuan untuk memulai kembali. Kondisi ini, jika tidak diatasi, dapat mengakibatkan penghentian kompresor dan kehilangan daya mesin ganda tanpa kemampuan untuk memulai kembali, yang dapat mengakibatkan dalam pendaratan paksa di luar bandara. "
BACA JUGA : Kisah Suami Istri Selamat setelah Gagal Naik Sriwijaya Air SJ
Arahan tersebut mewajibkan maskapai penerbangan dan pemilik serta operator pesawat lainnya untuk memeriksa katup pada semua 737 Classics dan 737 NG mereka yang tidak beroperasi selama tujuh hari atau lebih berturut-turut.
Dalam sebuah pernyataan, Boeing mengatakan bahwa "dengan pesawat yang disimpan atau jarang digunakan karena permintaan yang lebih rendah selama pandemi COVID-19, katup dapat lebih rentan terhadap korosi."
Boeing mengatakan akan memberikan informasi pemeriksaan dan penggantian kepada pemilik armada jika mereka menemukan masalah.
Masalah katup tidak terkait dengan pesawat Boeing 737 Max yang di-grounded.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polisi Tetapkan 42 Tersangka Demo Rusuh di Bandung
- Tersangka Dugaan Korupsi Pengadaan Mesin EDC Indra Utoyo Dipanggil KPK
- Menkop Nyatakan Satu Kopdes Merah Putih Bisa Gerakkan 15 Orang
- Ini Cara Daftar BPJS Ketenagakerjaan agar Dapat Diskon Iuran 50 Persen
- Cak Imin Ingin Rp200 Triliun Bisa Dinikmati UMKM
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Gen Z di Timor Leste Prakarsai Demonstrasi
- Ada Gerhana Matahari Sebagian 21 September 2025
- Aturan dan Petunjuk Teknis Pelantikan PPPK Paruh Waktu
- Cak Imin Ingin Rp200 Triliun Bisa Dinikmati UMKM
- Kabel di Jalur Kereta Cepat Whoosh Dicuri, Pelaku Telah Diamankan
- Besok! Ojol Geruduk Kemenhub dan DPR, Ini Tuntutan Mereka
- Alasan Pasukan TNI Terus Jaga Gedung Parlemen
Advertisement
Advertisement