Advertisement

Lewat Lagu, 3 PNS di Magelang Beri Motivasi Warga Hadapi Pandemi

Nina Atmasari
Jum'at, 27 November 2020 - 18:27 WIB
Bhekti Suryani
Lewat Lagu, 3 PNS di Magelang Beri Motivasi Warga Hadapi Pandemi Nanda Cahyadi Pribadi - Harian Jogja/NIna Atmasari

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANG--Sejumlah PNS di Magelang, Jawa Tengah memotivasi warga menghadapi pandemi Covid-19.

Jiwa tersentak, semua
Alami saat ini
Semuanya berubah
Batasi hidup ini
Bumi terasa sunyi
Menggigil sisi sepi
Hening di sudut masa
Rentannya jiwa-jiwa
Sadarkan betapa angkuh manusia
Tak berarti apa
Di hadapan-Nya
Hadapilah garis kisah ini
Kuatkanlah dirimu
Jauhi keluh
Dan bentangkanlah
Harapan hidupmu
Menapaklah di jejakmu

Advertisement

Sekilas, syair lagu milik band a-LINEA 8 berisi tentang sebuah situasi yang berubah menjadi buruk. Selanjutnya, ada pesan pada manusia agar sadar menghadapi situasi tersebut. Di bagian akhir, ada seruan dan memberikan motivasi.

Tak banyak yang tahu. Ternyata, lirik lagu tersebut merupakan ungkapan situasi dunia saat menghadapi serangan virus Covid-19. Lirik lagu itu ditulis oleh Nanda Cahyadi Pribadi, gitaris a-LINEA 8.

Menulis lirik lagu dan memproduksi sebuah lagu merupakan sisi lain dari Nanda. Ia adalah Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magelang yang saat ini ditugaskan menjadi Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang.

Ide menulis lagi itu muncul tatkala melihat kondisi saat awal terjadi serangan Virus Covid-19 di Tanah Air. Saat itu pertengahan bulan Maret 2020. Virus Corona mulai ditemukan di Indonesia, dan Pemerintah langsung mengumumkan penghentian banyak kegiatan dan pembatasan sosial.

Akibatnya, situasi lingkungan jadi mencekam. Orang berdiam di dalam rumah dan takut keluar. Jalanan sepi. Nanda yang sebelumnya belum pernah menulis lagu, tiba-tiba mendapat inspirasi.

"Saya lupa tanggalnya, tapi waktu itu malam Jumat, bulan Maret. Seperti kita tahu awal ada Covid, jalan menjadi sunyi sepi, gerbang diportal, aktivitas masyarakat takut di luar. Saya tergerak tiba-tiba di malam hari, sepi sekali, merasakan kensunyian, timbul ide membuat lagu," katanya, baru-baru ini.

Ia pun mengambil pena dan mulai menulis lirik lagu. Tak hanya lirik, pria yang sudah menyukai musik sejak masih sekolah SMA ini juga membuat musiknya. Kemudian, Nanda mengajak dua sahabatnya yang merupakan Camat di Magelang dan juga memiliki minat yang sama pada musik, untuk berkolaborasi. Mereka yakni Yusuf Ari Wibowo, Camat Salaman dan Labaika Nugroho, Camat Muntilan.

Bertiga kemudian mewujudkan lagu tersebut. Sebelumnya, nama band ditentukan, yakni a-LINEA 8. "Alinea, dalam pandangan saya setiap karya sastra, karya tulis, pasti ada alinea. Setiap alinea punya pikiran pokok. Setiap karya banyak alinea, kita punya banyak pikiran yang ingin kita wujudkan, salah satunya lewat lagu," tutur Nanda.

Lagu yang ditulisnya lalu diberi judul "Garis Kisah". Yusuf Ari Wibowo menjadi gitaris 2 dan Labaika Nugroho sebagai vokalis. Pembuatan musik dilakukan menggandeng Adi Pamungkas, seorang musisi di Magelang dan menggunakan sebuah studio di Magelang. Bahkan, mereka juga membuat video klipnya, mengambil lokasi di kawasan Borobudur. Pada 5 Juli, lagu itu dirilis di Youtube.

Bagi Nanda, melalui Garis Kisah, ia ingin menyampaikan pesan tentang masa pandemi Covid-19, agar orang tetap punya semangat meski situasi berubah total dan menyedihkan. Bahkan, kita tidak boleh mengeluh.

"Di masa pandemi ini, kita harus tetap punya semangat dan motivasi, tidak boleh mengeluh. Semangat itu bisa dari orang lain, tetapi paling utama adalah semangat dari diri kita sendiri," tuturnya.

Pandemi Covid-19 membuat banyak aktivitas terbatas karena kerumunan dilarang. Bahkan, keluar rumah pun dihindari jika tidak penting sekali. Meski demikian, Nanda berpesan dalam lagu tersebut agar orang tetap beraktivitas meski terbatas, dan jangan sampai orang kehilangan semangat.

"Jangan sampai kehilangan semangat. Tentunya menguatkan diri kita, diri sendiri, kuatkanlah dirimu agar kuat hadapi seperti ini," tegasnya.

Meski lagu Garis Kisah bertutur tentang situasi pandemi, Nanda sengaja tidak memasukkan istilah Covid-19 atau Corona dalam lagu tersebut. Menurutnya, lirik Garis Kisah merupakan hasil interpretasi melihat situasi di awal pandemi Covid-19. Namun, ia ingin lagu itu tetap bisa dinikmati di saat pandemi berakhir nanti.

"Manakala pandemi berakhir, lagu ini bisa menjadi lagu motivasi penyemangat. Misal lagi sedih, di situasi tidak mengenakkan, saat punya masalah. Kalau menyebut covid jadi tidak sustain. Jadi, nanti saat tidak ada covid, lagu ini akan jadi penanda, setelah masa covid selesai ini menjadi sebuah lagu pemacu semangat untuk terus berusaha meraih cita-cita," katanya.

Tak lupa, Nanda yang setiap hari harus melaporkan perkembangan kasus virus tersebut mengungkapkan hingga saat ini setiap hari selalu ada penambahan kasus positif di Kabupaten Magelang. Dengan masih adanya jumlah pasien terkonfirmasi positif ini menandakan jika Virus Corona di Kabupaten Magelang masih ada.

Terkait hal itu, ia meminta kepada masyarakat agar mentaati Inpres No. 6 Tahun 2020 dan Perbub Kabupaten Magelang No. 38 Tahun 2020 tentang pendisiplinan dan penegakan hukum protokol kesehatan. Di antaranya melakukan pengecekan suhu tubuh, pakai masker, cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, jaga jarak minimal satu meter dan menghindari kerumunan serta disiplin mematuhi protokol kesehatan.

"Hal lainnya, mengkonsumsi makanan bergizi, olah raga yang cukup dan minum vitamin serta menjaga daya tahan tubuh," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Mudik Lebaran, Gunungkidul Bakal Dijejali 154.000 Kendaraan

Gunungkidul
| Kamis, 28 Maret 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement