Advertisement
Joe Biden Jadi Presiden, Trump Belum Akui Kemenangan dalam Waktu Dekat
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. - Istimewa
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Pemilihan Presiden Amerika Serikat dimenangkan oleh Joe Biden. Pihak Biden punjuga sudah menyatakan kemenangannya. Namun, Presiden Donald Trump dan pejabat Gedung Putih belum akan mengakui kemenangan itu dalam waktu dekat.
Presiden, yang telah menghabiskan waktunya mengkritisi hasil pemilu dengan tuduhan kecurangan yang tidak terbukti, berjanji akan terus mengambil langkah hukum untuk memenangkan suara di negara bagian yang memberi Biden kemenangan dalam pemungutan suara hari Selasa lalu.
Advertisement
Para pembantu Trump dan pendukungnya dari Partai Republik mendukung strateginya tersebut. Fakta sederhananya, menurut Trump, adalah pemilihan ini masih jauh dari selesai karena status Joe Biden belum diresmikan sebagai pemenang di negara bagian mana pun.
"Apalagi di negara bagian yang sangat diperebutkan atau negara bagian, di mana kampanye kami memiliki gugatan hukum yang valid dan sah dan dapat menentukan pemenang akhir," kata Trump dalam sebuah pernyataan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com oleh Bisnis.com--jaringan Harianjogja.com, Minggu (8/11/2020).
Baca juga: Laporan Donald Trump soal Kecurangan Pilpres AS Tak Terbukti
Sementara itu, sejumlah penasihat presiden secara pribadi mengakui bahwa peluang mantan pengusaha itu untuk membatalkan hasil pemilu dan tetap di Gedung Putih sangat kecil. Namun, dia menegaskan tidak ada yang salah dengan gugatan hukum tersebut.
"Dia harus membiarkan penghitungan ulang dilanjutkan, mengajukan klaim apa pun yang ada, dan kemudian jika tidak ada perubahan, dia harus mengakui," kata salah satu ajudan Trump kepada wartawan.
Partai Republik mencoba mengumpulkan dana setidaknya US$60 juta untuk mendanai tuntutan hukum di beberapa negara bagian dengan tuduhan kecurangan pemilu. Lebih dari setengah dari uang yang terkumpul akan digunakan untuk membayar utang kampanye, seperti yang tertulis dalam surat elektronik.
"Dia harus memastikan setiap suara dihitung dan menuntut transparansi. Itu menempatkan dia pada dasar retorika yang kuat," kata seorang mantan pejabat Gedung Putih lainnya.
Baca juga: Simak Manfaat Tersembunyi Peregangan Otot
Sementara, kalangan Republikan lainnya memperingatkan bahwa Trump dapat menodai warisannya jika pada akhirnya dia tidak keluar dengan elegan dari Gedung Putih dan akan mengikis kekuatan politiknya di masa depan.
"Tidak mungkin baginya untuk mencalonkan diri lagi pada 2024 jika dia dipandang sebagai pecundang," kata sumber Partai Republik di Kongres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Channel News Asia, Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Harian Jogja Rayakan Hari Ibu 2025 dengan Senam hingga UMKM
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- OJK DIY Ingatkan Risiko Bunga Tinggi dari Pinjol
- Konsumsi Kopi Berlebihan Dapat Memperparah Kecemasan
- ViaVia Jogja Rayakan Tiga Dekade Seni dan Pariwisata Berkelanjutan
- Lonjakan Arus Nataru Berpotensi Padati Tol Jogja-Solo
- BPBD Agam Catat Puluhan Korban Bencana Masih Belum Ditemukan
- Indonesia Pastikan Runner-Up SEA Games 2025, Catat Sejarah Baru
- Arus Nataru Padat, Kendaraan Diprediksi Keluar Pintu Tol Prambanan
Advertisement
Advertisement



