Advertisement

Promo November

AS Dinilai Tak Mampu Imbangi Pengaruh Dagang China di Indonesia  

Nyoman Ary Wahyudi
Kamis, 29 Oktober 2020 - 05:37 WIB
Budi Cahyana
AS Dinilai Tak Mampu Imbangi Pengaruh Dagang China di Indonesia    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo tiba di Indonesia, Kamis (29/10/2020). - JIBI/Bisnis.com/@SecPompeo

Advertisement

Harianjogoa.com, JAKARTA - Peneliti Bidang Perkembangan Politik Internasional LIPI Siswanto menilai Amerika Serikat (AS) tidak mampu mengimbangi pengaruh ekonomi ataupun dagang China terhadap Indonesia.

Pendapat itu disampaikan Siswanto berkaitan dengan Kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, Kamis (29/10/2020), ke Indonesia.

Advertisement

Menurut Siswanto, pertemuan itu tidak bakal mememiliki pengaruh signifikan pada dimensi ekonomi ataupun dagang Indonesia.

“Kecuali bisa mengimbangi bantuan-bantuan ekonomi yang signifikan dari China. Indonesia kan butuh uang, saya kira dari segi bantuan dalam bentuk-bentuk bantuan keuangan tidak, karena Amerika Serikat juga pertumbuhan ekonominya minus sekitar 32 persen,” kata dia melalui sambungan telepon pada Kamis (29/10/2020).

Menurut dia, selama ini bantuan Amerika Serikat kepada Indonesia hanya bersifat taktis penanganan pandemi Covid-19 berkaitan dengan alat kesehatan.

“Secara ekonomi, Indonesia perdagangannya paling tidak kerja sama ekonomi dekat pada China, disadari atau tidak, pasti membuat Indonesia semakin jauh mendekat ke China ini bisa mengundang kekhawatiran Amerika Serikat,” ujarnya.

China menjadi salah satu negara investor terbesar bagi Indonesia dengan menduduki peringkat kedua setelah Singapura.

Investasi China di Indonesia meningkat 9 persen pada semester I/2020 yakni menjadi US$2,4 miliar dari US$2,2 miliar pada semester I/2019.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan Indonesia dan China punya tekad kuat untuk memperkokoh kerja sama ekonomi selama dan pascapandemi termasuk di bidang perdagangan dan investasi.

Angka ekspor Indonesia ke China naik 11,74 persen pada semester I/2020 dari US$12,32 miliar menjadi US$13,77 miliar.

Dengan kenaikan ekspor, dan penurunan impor China ke Indonesia sebesar 11,86 persen, maka angka defisit Indonesia dapat ditekan sebesar 46,08 persen.

"Dari waktu ke waktu kita terus berupaya untuk menurunkan angka defisit perdagangan kita dengan China. Indonesia mengusulkan pembentukan join working group for trade guna memfasilitasi hambatan perdagangan dan memfasilitasi semaki dibukanya pasar China bagi produk Indonesia," ujarnya, Kamis (20/8/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kembali Aktif Setelah Cuti Kampanye, Ini Pesan KPU Kepada Bupati Halim dan Wabup Joko Purnomo

Bantul
| Sabtu, 23 November 2024, 15:27 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement