Advertisement
Dianggap Terlupakan, Ma'ruf Amin: Manusiawi, Sama Istri Saja Suka Lupa

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Wakil Presiden Maruf Amin menanggapi santai soal prnilaian publik terkait perannya yang terlupakan karena dianggap hanya sebagai bayangan.
Hal itu disampaikan oleh Maruf saat berbincang dengan Najwa Shihab di acara Catatan Najwa bertajuk 'Ekslusif: Maruf Amin soal Wapres yang Terlupakan'.
Advertisement
“Lupa itu manusiawi saya kira, orang lagi kadang tegang itu lagi menghadapi situasi kan boleh lupa. Wong saya sama istri saja suka lupa,” ujar Maruf seperti dikutip Suara.com, Kamis (22/10/2020).
Ia juga mengaku santai ketika Jokowi lupa menyapanya sebanyak dua kali dalam sambutan acara.
Menurutnya, hal itu bukan karena Jokowi tak menghormatinya melainkan karena lupa.
"Soal lupa tak berarti [tak hormati]. Beliau sangat hormati saya, terkadang kalau jalan beliau mendahulukan saya. Saya dipersilakan lebih dulu makanya ada foto saya di depan," ungkapnya.
Tokoh ulama NU itu memaklumi persepsi publik yang menilai dirinya terlupakan.
Sebab konstitusi telah mengatur wapres membantu tugas presiden, oleh karenanya wajar jika ia jarang tampil seperti Jokowi.
Namun, publik justru menilai seorang pejabat publik bekerja jika sering tampil di publik memberikan pernyataan.
"Orang lihatnya banyaknya statement. Saya nggak banyak statement, sebab saya berprinsip ada yang perlu di-statement-kan dan ada hal yang dikerjakan tak perlu di- statement-kan," tutur Maruf.
Libatkan Diskusi
Jokowi, kata Maruf selalu melibatkan Maruf untuk berdiskusi dalam berbagai hal. Tak jarang, Maruf juga memberikan masukan atas persoalan tersebut meski pada akhirnya kebijakan yang dibuat diatasnamakan presiden.
"Nanti yang keluar kebijakan dari presiden, tidak ada dua matahari," tuturnya.
Sebagai seorang wakil negara, lanjut Maruf, tugasnya untuk membantu presiden dalam semua kegiatan yang menjadi prioritas.
Ia mendapatkan tugas khusus dari Jokowi untuk menangani beberapa bidang khusus seperti kemiskinan, UMK, stunting, ekonomi syariah, reformasi birokrasi, polemik Papua hingga radikalisme.
"Memang ada penugasan khusus yang diberikan presiden," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dewan Pers: Wartawan Aman dari Jeratan UU ITE jika Patuh Kode Etik
- Kasus Riza Chalid, Kejagung Kejar Aset hingga Perusahaan Afiliasi
- Politik Jepang, Takaichi Incar Posisi Perdana Menteri
- Ribuan Orang Unjuk Rasa di London Tolak Kunjungan Donald Trump
- Deretan Selebritas Dunia Galang Dana untuk Palestina
Advertisement

Manunggal Fair Kulonprogo Targetkan 100 Ribu Pengunjung Tahun Ini
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- KPK Segera Umumkan Tersangka Dugaan Kasus Korupsi Kouta Haji
- Tugas ke Luar Kota, Wapres Gibran Tak Hadiri Acara Pelantikan Menteri Baru
- Pengamat Kritisi Kasus Pagar Laut Bekasi yang Hanya Berhenti di Tersangka
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Putus Jaringan Komunikasi, Militer Israel Semakin Brutal Serang Gaza
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
Advertisement
Advertisement