Advertisement
Harga Ayam Hidup Rp12.000 Per Kg, Peternak di Jateng-DIY Ancam Demo
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Peternak ayam mengeluhkan harga ayam hidup di tingkat peternak rakyat yang kembali anjlok dalam beberapa waktu terakhir. Para peternak juga mengancam akan melakukan aksi demo.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) DIY-Jateng, Pardjuni mengungkapkan kondisi harga untuk ayam hidup sampai saat ini masih sangat rendah. Harga saat ini untuk harga ayam hidup (live bird) untuk DIY, Jawa Tengah pada kisaran Rp12.000-Rp13.000/kg. Padahal jika mengacu Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 7/2020, harga ayam di tingkat peternak seharusnya berada di level Rp19.000 sampai Rp21.000/kg.
Advertisement
Baca juga: Jumlah Tabungan Naik, Pendapatan Perbankan Tergerus, Ini Sebabnya
“Kami akan melakukan aksi demonstrasi di Jakarta rencana 1 September, agar ada tindak lanjut dari Pemerintah. Harapan kami pemerintah paham kondisi saat ini yang terus berulang. Jangan pura-pura tidak tahu. Tolong perbaiki harga secara permanen,” kata Pardjuni, Senin (31/8/2020).
Maksud dan tujuan aksi yang akan dilakukan para peternak, dijelaskan Pardjuni, pertama mengganti Menteri Pertanian, karena dinilai tidak bisa melindungi peternak rakyat mandiri. Kedua, pasar tradisional hak peternak rakyat mandiri dan budidaya perusahaan terintegrasi diperuntukan pasar ekspor dan olahan.
“Ketiga, mengacu pada poin kedua tersebut Perusahaan terintegrasi wajib mengurangi populasinya secara bertahap dimulai 30% serta mengamankan produksinya 100% [masuk cold storage atau olahan],” ujarnya.
Baca juga: Ekonom Senior Faisal Basri Sebut Menteri Airlangga Hartarto Tak Paham Resesi
Keempat, semua hutang peternak rakyat mandiri kepada integrator dihapuskan dan semua kerugian ekonomi akibat persaingan usaha yang tidak sehat menjadi tanggungan pemerintah dan swasta. Kelima, pembuatan Perpres untuk kestabilan ayam broiler dan perlindungan untuk peternak rakyat mandiri.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yanto Aprianto mengungkapkan sejumlah harga kebutuhan pokok di pasaran beberapa waktu terakhir memang ada yang mengalami penurunan harga, termasuk ayam broiler.
"Keseluruhan memang dikatakan stabil, namun beberapa komoditi mengalami penurunan harga, seperti ayam broiler, telur ayam negeri, cabai, bawang merah hal ini disebabkan serapan pasar untuk hotel, restoran atau rumah makan dan katering sangat berkurang sekali sehingga over produksi. Ayam broiler itu Rp29.300/kg di bawah HET Rp35.000/kg," ucap Yanto.
Sementara itu untuk permintaan konsumsi masyarakat masih tetap, untuk katering sampai saat ini order dari konsumen untuk resepsi atau hajatan masih kurang sekali belum bisa pulih, dan dengan adanya mahasiswa kuliah secara daring di rumah, membuat warung makan kehilangan konsumen. "Jadi serapan dari mahasiswa juga berkurang," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Jembatan di Baltimore AS Ambruk Ditabrak Kapal, Enam Orang Hilang, Kemenlu RI Pastikan Tidak Ada Korban WNI
- Berikan Diskon Tambah Daya di Bulan Ramadan, PLN Dorong Petumbuhan Ekonomi
- Penjelasan Pakar Terkait Keamanan Beragam Jenis Air Minum dalam Kemasan
- Barang Impor Ilegal Senilai Rp9,3 Miliar Dimusnahkan, dari Elektronik hingga Sambal
- 6 Jenazah WNI Korban Kapal Korsel Karam di Jepang Segera Dipulangkan
- Para Bupati Diminta Jaga Stabilitas Ekonomi dan Keamanan Jelang Lebaran 2024
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
Advertisement
Advertisement