Advertisement
Teknologi di Dalam Pesawat Ini Pastikan Penumpang Aman dari Potensi Penyebaran Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Meski masih Pandemi Covid-19, maskapai penerbangan telah mulai mengoperasikan pesawat untuk transportasi. Guna memberikan rasa nyaman bagi penumpang dan menumbuhkan rasa kepercayaan diri bagi pelancong untuk melakukan perjalanan, maskapai penerbangan pun menerapkan sejumlah protokol kesehatan dan memasang teknologi yang dapat memberikan rasa aman dari Covid-19.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan pihaknya memiliki komitmen untuk memastikan kesehatan dan keselamatan penumpang, awak pesawat, teknisi, petugas layanan darat, serta karyawan lainnya.
Advertisement
Baca juga: Wakapolri Ancam Copot Kapolsek hingga Kapolda yang Tak Cegah Covid-19
Untuk itu, maskapai memasang perangkat teknologi dan menerapkan berbagai langkah preventif. “Dengan harapan, penumpang dapat memulai perjalanan tanpa ragu-ragu [resume their journeys with confidence],” katanya dalam siaran pers pada Rabu (12/8/2020).
Dia menambahkan pihaknya mengandalkan kemampuan High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter atau penyaringan partikel yang kuat guna membantu menjaga tingkat kebersihan kabin. Sistem kerja HEPA, dia menuturkan menyaring serta membuat sirkulasi ulang dari kabin dan mencampurkannya dengan udara bersih dari luar pesawat. Sebagian udara yang berasal dari dalam dibuang ke luar kabin, sisanya dipompa melalui filter udara – HEPA.
HEPA filter bekerja efektif dengan tingkat 99,9+ persen menghilangkan partikel seperti virus, bakteri, dan jamur sebelum udara kembali didistribusikan ke kabin. Perputaran sirkulasi udara dalam pesawat yang dilengkapi HEPA berlangsung cepat.
Baca juga: Gawat, RS Rujukan Covid-19 di Jakarta Penuh, Pasien Ditolak
Dengan demikian sirkulasi udara yang segar di kabin diperbarui 20 hingga 30 kali dalam satu jam atau setiap dua hingga tiga menit, “sehingga penumpang akan merasa aman, nyaman dan percaya diri untuk bepergian menggunakan pesawat udara,” katanya.
Teknologi lainnya yang membuat kualitas udara di kabin aman adalah material komposit di kabin pesawat yang memungkinkan menjaga kelembaban sehingga mengurangi efek dehidrasi, kondisi kering, dan tidak berkarat seperti pada logam di bawah kelembaban tinggi.
Kabin pesawat didesain mampu mempertahankan kelembaban kurang lebih 25 persen, meningkat jika dibandingkan pesawat seri terdahulu yakni sebesar 20 persen.
Dia menuturkan pihaknya juga meningkatkan kegiatan kebersihan pesawat secara berkala dengan metode Aircraft Exterior and Interior Cleaning (AEIC) yang dijalankan di pusat perawatan pesawat Batam Aero Technic (BAT) dan di berbagai basis bandar udara (base station).
Pengerjaan kebersihan seperti ruang kemudi, dapur, dan kamar kecil-termasuk pintu, pegangan pintu, wastafel dan tempat sampah, alas makan dan pegangannya. Kemudian fasilitas hiburan yang termasuk remote control.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Senin (7/7/2025), Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Nurmala Kartini Sjahrir, Adik Luhut yang Diunggulkan jadi Dubes Indonesia di Jepang, Berikut Profilnya
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
- 29 Penumpang Belum Ditemukan, Manajemen KMP Tunu Pratama Jaya Minta Maaf
- DPR RI Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
- Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
- Banjir di DKI Jakarta Rendam 51 RT
- Kementerian PKP Siapkan Rp43,6 Trilun untuk Merenovasi 2 Juta Rumah Tak Layak Huni
Advertisement
Advertisement