Advertisement
Mudik dari Jabar, Pemuda Setubuhi ABG di Gantiwarno Klaten

Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN - Seorang anak baru gede (ABG), P, 14, diduga dipaksa berhubungan badan oleh pemuda, HN, 22, di Kecamatan Gantiwarno, Klaten, saat momentum Lebaran 2020. Orang tua P yang baru mengetahui anaknya dipaksa berhubungan badan di akhir Mei lalu itu, akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Polres Klaten.
Berdasarkan informasi yang dihimpun JIBI/Solopos, sebelum aksi pemaksaan bersetubuh tersebut, P sebenarnya tinggal di Jawa Barat. Di tengah pandemi Covid-19, P diajak orang tuanya mudik ke Gedangsari, Gunungkidul, Jogja sejak pertengahan Maret lalu. Lokasi ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Gantiwarno.
Advertisement
Di Gunungkidul, P hidup bersama neneknya. Kendati demikian, orang tua P meminta keluarga Partono yang rumahnya dekat dengan neneknya P agar turut mengawasi aktivitas P. Setiap hari, P sering bermain ke rumah Partono.
Saat momentum Lebaran 2020, Partono dan istrinya pergi bersilaturahmi ke tempat saudaranya di Cawas. Saat itulah, aksi pemaksaan bersetubuh yang dilakukan HN terhadap P terjadi. Pemaksaan persetubuhan terjadi di rumah HN selama dua kali saat momentum Lebaran tersebut.
Selang beberapa hari pascakejadian, Partono dan istrinya sempat curiga dengan tingkah laku P. Dalam dua hari berturut-turut, P tidak bermain ke rumah Partono. Saat mendapati P bermain di rumahnya, Partono dan istrinya menanyakan kenapa tak main ke rumahnya dalam dua hari secara berturut-turut.
P akhirnya menceritakan seluruh kejadian yang dialaminya ke Partono. Hal ini pun segera diketahui orang tuanya yang berada di Jabar. Tak terima dengan aksi HN, orangtua P melaporkan hal itu ke Polres Klaten.
"Awalnya dilakukan pengaduan. Selanjutnya ke pelaporan tertanggal 22 Juni 2020. Yang melaporkan orang tua P sendiri [ibunya P]. Sebagai tetangga dan orang yang dipercayai ibunya P, saya pun juga berharap kasus ini diproses secara hukum. Soalnya, ini menyangkut masa depan P sendiri," kata Partono, saat ditemui JIBI/Solopos, di rumahnya di Kecamatan Gantiwarno, Senin (29/6/2020).
Hal senada dijelaskan istri Partono, yakni Yuanita. Selama kurun waktu pengaduan hingga pelaporan ke Polres Klaten, anggota keluarga HN berniat ingin menikahkan HN dengan P. Namun permintaan itu ditolak oleh keluarga P.
"Dari keluarga memang menolak. Sampai saat ini pun, kami masih berharap yang sama, kasus itu tetap harus dilanjutkan," kata Yuanita.
Yuanita mengatakan aparat polisi juga sudah memintai keterangan ke korban dan sejumlah saksi. Beberapa saksi yang dimintai keterangan itu termasuk dirinya dan suaminya.
"Saya sudah ceritakan semua ke anggota polisi. Saat ini, P sebenarnya sudah lulus dari bangku SMP. Tapi, dirinya tetap berada di sini terlebih dahulu. Hidup bersama neneknya. Saya sendiri masih ikut mengawasinya," katanya.
Terpisah, Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Andriansyah Rithas Hasibuan, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu, mengaku timnya sedang memproses pelaporan kasus pemaksaan persetubuhan di Gantiwarno tersebut. "Sudah proses sidik kasusnya," katanya singkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Daftar Lengkap Menteri dan Wamen Baru di Kabinet Merah Putih Prabowo
- Reshuffle Kabinet Prabowo, Ini Daftar Menteri dan Pejabat Baru
- Farida Farichah, Aktivis NU Berusia 39 Tahun yang Jadi Wamenkop
Advertisement

Jadwal Bus Malioboro ke Parangtritis Kamis 18 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kementerian Raja Juli Peroleh Rp6,04 Triliun
- Menkeu Purbaya Ingatkan Anak Muda Jangan FOMO dengan Investasi
- Prediksi BMKG: Kota Besar Dilanda Hujan Hari Ini
- 2 Ruang Kelas Disiapkan untuk Sambut Wapres Gibran di Sentani
- 7 Tuntutan Demo Ojol Hari Ini, Hapus Multi Order hingga Copot Menhub
- Tiga Tersangka Korupsi Sritex Dilimpahkan ke Kejari Surakarta
- Kawal Demo Pengemudi Ojol, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan
Advertisement
Advertisement