Advertisement
ABK WNI Paling Terdampak Signifikan Penyebaran Corona di Kapal Pesiar
Sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19, Tim Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Makassar melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap ABK dan penumpang Kapal Pesiar MS Coral di zona karantina denga jarak 2 mil dari Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, hari ini Rabu (11/3/2020). - Foto: KKP Makassar
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Indonesia sebagai salah satu negara yang terdampak signifikan dengan penyebaran virus corona penyebab Covid-19 di atas kapal pesiar dengan puluhan ribu warga yang bekerja sebagai pelayan di atas berbagai hotel terapung di dunia.
Direktur National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menjelaskan banyak WNI yang bekerja di Carnival Cruise Line, Cunard Line, American Cruise Line, dan sebagainya. Kini, sedikit demi sedikit mereka dikirim kembali oleh operatornya.
Advertisement
Dia menyebutkan bahwa pada gelombang pertama sekitar 800 lebih anak buah kapal (ABK) sudah tiba di Pelabuhan Benoa, Bali, beberapa waktu lalu. Ratusan ABK lagi, sudah menyusul masuk dan terus akan masuk hingga 20.000 ABK.
“Di Indonesia sendiri kasus terpapar virus corona di atas kapal penumpang juga lumayan banyak dibandingkan dengan pelayaran lain. Sejauh ini kapal yang dioperasikan oleh PT Pelni paling mendominasi sebagai tempat penjangkit. Perusahaan BUMN itu kini telah menyetop operasi kapal penumpang tetapi tetap menjalankan kapal perintis Sabuk Nusantara,” jelasnya, Jumat (29/5/2020).
Dia pun tak memungkiri dari semua bagian sektor pelayaran, pelayaran penumpang adalah yang paling banyak terdampak oleh virus corona. Sayangnya, kata dia, respons operator pelayaran cruise dunia terbilang lambat dibandingkan dengan sektor pelayaran lainnya. Alhasil jumlah orang yang terjangkit pun paling tinggi di antara berbagai jenis usaha pelayaran.
Salah satu penyebabnya, kata Siswanto, sikap keras kepala operator cruise. Mereka, katanya, tidak segera membatalkan pelayaran wisata yang sudah diprogram dan mengembalikan uang tiket. Penumpang akhirnya terpaksa tetap melakukan pelayaran di tengah pandemi corona.
Penyebab lainnya, kapal penumpang merupakan alat angkut yang paling banyak membawa penumpang diantara moda lainnya dan menjadi sulit sekali melakukan jaga jarak fisik.
Di sisi lain, dalam kondisi saat ini, normal baru atau new normal bukan lagi sekadar wacana. Negara-negara sudah mulai menyiapkan protokol bagi seluruh sektor kehidupan agar bisa hidup berdampingan dengan Covid-19. Sektor pelabuhan, pelayaran, logistik juga telah menyiapkan sejumlah langkah untuk itu.
“Namun, kami memperkirakan sektor usaha pelayaran penumpang atau cruise line ini akan terdampak cukup dalam, apabila new normal diterapkan,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BPS: 6,3 Juta Orang Bekerja di Sektor Transportasi dan Pergudangan
- Serangan Beruang Meningkat, Jepang Izinkan Polisi untuk Menembak
- PBB Khawatirkan Keselamatan Warga Sipil Akibat Perang di Sudan
- Dari Laporan Publik hingga OTT: Kronologi Penangkapan Abdul Wahid
- Media Asing Ungkap Kamboja Tangkap 106 WNI Terkait Jaringan Penipuan
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL dari Solo ke Jogja Hari Ini Kamis 6 November 2025
- Jadwal DAMRI Kamis 6 November 2025, Bandara YIA ke Jogja
- Jadwal SIM Keliling Sleman Hari Ini Kamis 6 November 2025
- Jadwal Kereta Api Prameks Kamis 6 November 2025
- Jadwal Bus Sinar Jaya Malioboro ke Parangtritis Kamis 6 November 2025
- Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Kamis 6 November 2025
- Polda DIY Investigasi Penyebab Kecelakaan KA Bangunkarta di Prambanan
Advertisement
Advertisement




