Advertisement

Paksa Siswi Pakai Jilbab, Sekolah Akhirnya Evaluasi Organisasi Rohis SMA 1 Gemolong

Newswire
Jum'at, 10 Januari 2020 - 17:37 WIB
Bhekti Suryani
Paksa Siswi Pakai Jilbab, Sekolah Akhirnya Evaluasi Organisasi Rohis SMA 1 Gemolong Screenshoot percakapan oknum pengurus Rohis yang dianggap mengintimidasi siswa untuk berhijab (istimewa)

Advertisement

Harianjogja.com, SRAGEN– Otoritas SMA 1 Gemolong, Sragen, Jawa Tengah mengevaluasi keberadaan organisasi Rohis di skeolah tersebut. Buntut kasus pemaksaan siswi berjilbab.

Kasus teror yang diduga dilakukan pengurus kerohanian Islam (Rohis) SMA 1 Gemolong, Sragen terhadap siwi berinisial ZDA karena tak memakai jilbab mengusik kenyamanan orang tua korban.

Advertisement

Ayah ZDA, Agung Purnomo menuturkan, anaknya terus mendapat teror melalui pesan WhatsApp (WA) dari pengurus Rohis. Dia awalnya membiarkan pesan spam yang masuk ke ponsel anaknya.

Namun, lama kelamaan pesan yang dikirimkan menjurus kasar. Inti pesannya adalah mengingatkan ZDA untuk mau menjalankan syariat Islam, yakni dengan mengenakan jilbab.

"Hampir setiap hari pesan itu masuk ke nomor ponsel, sehingga anak saya merasa terganggu," kata Agung, Kamis (9/1/2020).

Agung sangat menyayangkan sikap pengurus Rohis SMAN 1 Gemolong karena mengajak menggunakan jilbab bukan dengan cara memaksakan kehendak. Agung pun lantas mendatangi sekolah tempat anaknya menimba ilmu untuk mengadukan persoalan tersebut.

Kepala SMAN 1 Gemolong Suparno mengakui adanya laporan dari pihak wali murid terkait teror tersebut. Suparno mengatakan, pihak sekolah telah melakukan mediasi antara orang tua siswa dan pengurus rohis.

“Sekolah juga meminta maaf atas intimidasi terhadap ZDA oleh oknum pengurus rohis. Sekolah memastikan tidak mewajibkan siswi memakai jilbab,” katanya.

Terkait masalah itu, Suparno berjanji mengevaluasi kegiatan para siswa yang tergabung dalam rohis. Sebab biasanya kajian Islam dilakukan pada Sabtu atau di luar jam belajar. "Pihak sekolah akan melakukan penjadwalan ulang kajian Islami dengan melakukan pengawasan. Ini agar kasus intimidasi atau intolerasi tidak terulang kembali," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : iNews.id

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Keluarga Mary Jane Diperkirakan Berkunjung ke Gunungkidul Sebelum Hari Raya Natal 2024

Gunungkidul
| Rabu, 04 Desember 2024, 15:37 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement