Advertisement

BNPB: Suhu Udara Kemarau Indonesia Terpanas dalam 140 Tahun sehingga Karhutla Marak

Newswire
Jum'at, 01 November 2019 - 18:57 WIB
Nina Atmasari
BNPB: Suhu Udara Kemarau Indonesia Terpanas dalam 140 Tahun sehingga Karhutla Marak Petugas memadamkan lahan yang terbakar di kawasan Aia Pacah, Padang, Sumatera Barat, Sabtu (21/9/2019). - ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Advertisement

Harianjogja.com, BANDUNG-- Indonesia mengalami musim kemarau dengan suhu udara terpanas dalam 140 tahun pada 2019 dan kondisi itu membuat kebakaran hutan dan lahan marak. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo.

"Di Indonesia kebakaran menghanguskan total sekitar 857 ribu hektare, ini sampai dengan tanggal 30 September 2019, dan dari total itu 230 ribu hektarenya lahan gambut, di mana (kebakaran) lahan gambut sulit padam," kata Doni dalam acara diskusi di Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jumat (1/11/2019).

Advertisement

Musim kemarau panjang yang melanda Indonesia tahun 2019 menyebabkan kekeringan ekstrem di sejumlah daerah. Akibatnya, risiko kebakaran hutan dan lahan meningkat, termasuk kebakaran lahan gambut.

Ia mengatakan bahwa membiarkan lahan gambut mengalami kekeringan adalah sebuah kesalahan, karena lahan gambut yang kering menjadi mudah terbakar dan kalau sudah terbakar apinya sudah dipadamkan.

"Membiarkan lahan gambut itu menjadi kering adalah 'pemerkosaan kepada hutan'," kata Doni

Dia mengemukakan bahwa pemadaman kebakaran hutan dan lahan gambut tidak cukup menggunakan hujan buatan, pengeboman air, maupun pengerahan pasukan pemadam darat karena air yang disiramkan ke lahan gambut secara manual tidak akan meresap sampai ke lapisan dalam gambut.

"Kalau sama helikopter juga hanya sebagian wilayah saja, hanya bisa ditutup pada saat hujan turun," kata dia.

Doni mengimbau warga siaga menghadapi bencana apapun, termasuk kebakaran hutan dan lahan, serta mendukung upaya pencegahan bencana.

"Kita jangan jadi supermarket bencana," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement