Advertisement

15 Hektare Lahan di Kokap Terbakar

Jalu Rahman Dewantara
Senin, 07 Oktober 2019 - 09:57 WIB
Sunartono
15 Hektare Lahan di Kokap Terbakar Ilustrasi. - Antara Foto/Hafidz Mubarak A

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO--Lahan seluas 15 hektare di di Gunung Suru, Dusun Tonobakal, Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo terbakar pada Jumat (4/10/2019) malam. Puluhan batang pohon jati dan mahoni yang ditanami warga setempat hangus dilalap si jago merah.

Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kulonprogo, Nevo saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Dia mengatakan proses pemadaman dilakukan butuh waktu lama karena armada damkar sulit menjangkau lokasi yang berada di perbukitan.

Advertisement

Meski demikian pemadaman bisa dilakukan dengan dibantu warga dan relawan. "Kami menyisir seluruh titik api, dan memastikan sudah tidak ada api, untuk kerugian belum diketahui nominalnya, tapi yang pasti sampai jutaan rupiah karena yang terbakar pepohonan yang ditanam warga," terangnya, Minggu (6/10/2019).

Belum diketahui penyebab pasti kebakaran. Namun jika melihat peristiwa sebelumnya dimungkinkan akibat aktivitas pembakaran sampah seperti yang terjadi di lahan pekarangan seluas satu hektare di Dusun Selo Timur, Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap.

Peristiwa yang terjadi pada 18 Agustus 2019 itu disebabkan karena salah seorang warga lupa mematikan api pembakaran sampah. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Kebakaran lahan di Gunung Suru menambah daftar peristiwa serupa di Kulonprogo. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo mencatat, sejak Januari hingga September 2019, sudah terjadi 13 kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Sebagian besar peristiwa itu disebabkan oleh ulah manusia.

"Penyebab kebakaran lahan 90 persen karena kelalain masyarakat, ada kebiasaan membakar sampah tapi lupa dimatikan atau tidak tuntas mematikannya sehingga masih menyisakan titik api," kata Kepala BPBD Kulonprogo Ariadi.

Titik api yang lupa dimatikan berpotensi kembali menyala. Apalagi di musim kemarau seperti ini, api sekecil apapun jika munculnya di areal lahan, maka dapat merembet hingga membesar. Musababnya banyak tumbuhan yang mengering sehingga mudah terbakar.

Tidak hanya membakar sampah, kebiasaan lain seperti membuang puntung rokok sembarangan turut andil dalam munculnya karhutla. Meski nyala api di puntung rokok jauh lebih kecil, tapi potensi timbulnya kebakaran akibat hal ini tetap tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu Ariadi meminta kebiasaan ini dihentikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Baliho Menjamur di Jalanan Sleman, Lurah Banyurejo Siap Maju di Pilkada 2024

Sleman
| Jum'at, 19 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement