Advertisement
Kabut Asap Semakin Tebal, Warga Pontianak Keluhkan Sesak Napas dan Sakit Kepala
Advertisement
Harianjogja.com, PONTIANAK-- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih melanda wilayah Pontianak Provinsi Kalimantan Barat. Sejumlah warga mulai banyak yang mengeluhkan sesak napas dan sakit kepala akibat kabut asap yang semakin tebal dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Saya tadi pagi saat berangkat kerja dari Kecamatan Pontianak Utara menuju Kota Pontianak yang jaraknya sekitar 10 kilometer, sempat mengalami sesak napas dan kepala terasa pusing karena sepanjang perjalanan melalui kabut asap yang sangat tebal," kata Masdar salah seorang pegawai swasta di Pontianak, Jumat (20/9/2019).
Advertisement
Ia menjelaskan, udara dampak kabut asap yang sangat tebal terasa pengap dan panas, sehingga dirinya kesulitan untuk bernapas. "Saya termasuk perokok aktif, tetapi kalau udara sudah berkabut asap begini, saya juga mengalami sesak napas," ungkapnya.
Karena, menurut dia, asap rokok rasanya beda dengan asap dampak Karhutla yang terasa panas di tenggorokan dan hidung. "Apalagi kabut asap juga ada partikel-partikel sisa pembakaran lahan, sehingga udara yang dihirup terasa panas dan pahit," ungkapnya.
Hal senada juga diakui oleh Bandi, salah seorang warga Pontianak. "Meskipun sudah menggunakan masker (penutup mulut dan hidung) udara terasa pengap sehingga susah untuk bernapas," ujarnya.
Dia berharap, hujan segera turun, sehingga kabut asap yang melanda Kota Pontianak sejak dua minggu terakhir segera bisa berakhir, sehingga udara kembali normal dan masyarakat bisa melakukan aktivitas dengan normal.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak, Jumat (20/9) menyatakan ISPU di Kota Pontianak dan sekitarnya sudah masuk kategori berbahaya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Syahdan menyatakan, pihak kembali meliburkan aktivitas belajar dan mengajak mulai tingkat PAUD hingga SMP di kota itu sampai dengan waktu yang akan ditentukan akibat semakin buruknya kualitas udara dampak kebakaran hutan dan lahan.
Ia meminta kepada para kepala sekolah dapat mengimbau kepada orangtua agar mengawasi aktivitas belajar anak-anak mereka di rumah, dan mengurangi aktivitas di luar, dan agar menggunakan masker ketika ke luar rumah.
"Untuk tenaga pendidik tetap masuk kerja sesuai peraturan yang berlaku, dan kepala sekolah agar melaporkan ke Diknasbud Kota Pontianak apabila ada PNS dan non PNS yang tidak masuk kerja tanpa keterangan yang jelas," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Usulan Formasi PPPK-CPNS 2024 Disetujui Pusat, Pemkab Bantul: Kami Tunggu Kepastian Alokasinya
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Daop 2 Siapkan 24 Lokomotif-244 Kereta untuk Angkutan Lebaran 2024
- Viral Polisi Tembak dan Serang DC, APPI Jelaskan Duduk Permasalahannya
- Pemulangan Enam Jenazah ABK WNI dari Jepang Dilakukan Bertahap
- Tiga Hari Hilang, 6 Orang Korban Ambruknya Jembatan Baltimore Belum Ditemukan
- Kejagung Bongkar Kasus Korupsi PT Timah Menyeret Harvey Moeis, Ini Komentar Kementerian BUMN
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- UU DKJ Disahkan, Sebentar Lagi Jakarta Bakal Melepas Status Ibu Kota
Advertisement
Advertisement