Advertisement
Ratusan Hektare Lahan Merbabu Terbakar, Kerugian Capai Rp300 Juta
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG – Kebakaran yang melanda lahan hutan di kaki Gunung Merbabu, pekan lalu, akhirnya bisa dipadamkan, Minggu (15/9/2019). Selama insiden kebakaran itu, sekitar 225 hektare lahan hutan di lereng Gunung Merbabu itu hangus dilahap si jago merah dengan kerugikan diperkirakan sekitar Rp300 juta.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah (Jateng), Teguh Dwi Paryono, mengaku belum memastikan penyebab kebakaran yang melanda lereng Gunung Merbabu sejak Rabu (11/9/2019).
Advertisement
“Kita belum tahu penyebab pastinya. Kerugian juga masih kita inventarisasi. Tapi, perkiraan sekitar Rp300 juta, yang terbakar kebanyakan hanya ilalang,” ujar Teguh saat dijumpai Semarangpos.com di kantornya, Senin (16/9/2019).
Teguh mengaku penyebab kebakaran kemungkinan besar disebabkan human errors atau kesalahan manusia. Perkiraaan itu tak terlepas dari lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terletak tak jauh dari permukiman penduduk.
“Kalau lihat lokasi kebakarannya masih berada di dekat permukiman. Ketinggiannya tidak terlalu jauh dengan puncak. Jadi bisa diperkirakan ulah manusia. Mungkin ada yang buang puntung rokok sembarangan atau membuka lahan baru dengan cara praktis,” ujar mantan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng itu.
Teguh mengaku Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi karhutla. Selain membentuk komunitas Masyarakat Peduli Api, pihaknya juga berkoordinasi dengan penjaga hutan untuk memperketat pengawasan selama musim kemarau panjang atau ekstrem.
Peningkatan pengawasan bahkan dilakukan sejak 1 September atau bertepatan dengan peringatan Malam 1 Sura, beberapa waktu lalu.
“Tradisi Jawa kan masih banyak warga yang saat Malam 1 Sura mencari tempat untuk bertirakat ke tempat-tempat sepi, salah satunya di hutan. Kita imbau ke mereka untuk tidak membawa api atau membakar-bakar sampah. Nah, ternyata setelah Malam 1 Sura malah ada kejadian ini [kebakaran],” terang Teguh.
Teguh menambahkan selama masa kemarau panjang, beberapa hutan di Jateng telah mengalami karhulta. Dari sekian banyak kejadian itu, hanya ada satu korban jiwa, yakni dari kalangan warga.
“Korban jiwa hanya 1 di Bayat, Klaten. Dia membakar lahan di dekat lereng Gunung Merapi. Kondisi korban memang sudah tua dan sulit menyelamatkan diri,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Perayaan Tahun Baru Dirayakan Unik di Berbagai Belahan Dunia
- Aksi Tolak Kenaikan PPn 12 Persen Ricuh, Polisi: Tidak Ada Demonstran yang Ditangkap
- Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines yang Tewaskan 39 Orang Disebut Jatuh karena Ditembak
- Israel Gempur Gaza Utara, 50 Warga Palestina Tewas
- Profil Eko Aryanto, Hakim yang Vonis Harvey Moeis 6,5 Tahun
Advertisement
Advertisement
Wisata Air Panorama Boyolali Jadi Favorit di Musim Libur Natal
Advertisement
Berita Populer
- 5 Pegawai PN Surabaya Disanksi Terkait Suap Vonis Bebas Ronald Tannur
- Tiga Bos Smelter Swasta Divonis 5-8 Tahun Penjara di Kasus Korupsi Timah
- Aksi Tolak Kenaikan PPn 12 Persen Ricuh, Polisi: Tidak Ada Demonstran yang Ditangkap
- Atas Arahan Prabowo, Kemenag Pastikan Biaya Haji 2025 Turun
- Waspada Bencana! BMKG Ingatkan Januari 2025 Masuk Periode Musim Hujan Intensitas Tinggi
- Mahfud MD: Program Presiden Prabowo Sudah Sejalan dengan Peta Menuju Indonesia Emas 2045
- Prediksi BMKG Sabtu 28 Desember 2024: Kota Besar Diguyur Hujan
Advertisement
Advertisement