Advertisement

Lahan 436 Hektare yang Terbakar di Merbabu Sudah Padam

Hafiyyan
Minggu, 15 September 2019 - 23:27 WIB
Budi Cahyana
Lahan 436 Hektare yang Terbakar di Merbabu Sudah Padam Ilustrasi - Antara/Ahmad Rizki Prabu

Advertisement

Harianjohja.com, SEMARANG—Kebakaran yang melanda 436 hektare (ha) lahan Taman Nasional Gunung Merbabu sudah dipadamkan. Namun, gunung tersebut masih ditutup untuk aktivitas pendakian.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Junita Parjanti mengatakan, dari pantauan Stasiun Lapan menunjukkan sudah tidak ada lagi titik api di Gunung Merbabu. Meski begitu, pihaknya akan terus memastikan agar tidak ada sisa api yang dapat menimbulkan kebakaran lain.

“Alhamdulillah sudah padam, dari pandangan mata dan juga Stasiun Lapan menerangkan sudah tidak ada lagi titik api di Merbabu. Namun kami masih terus menerjunkan tim untuk memastikan agar tidak ada sisa api tersisa yang kemungkinan dapat membesar,” paparnya dalam siaran resmi, Minggu (15/9/2019).

Sampai saat ini lanjut dia, sudah ada 436 hektare (ha) lahan Taman Nasional Gunung Merbabu yang terbakar. Lokasi kebakaran terjadi di Boyolali, Magelang dan Kabupaten Semarang.

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kebakaran itu menyebabkan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut menjadi rusak.

"Selain itu, sumber mata air yang selama ini dimanfaatkan oleh warga beberapa juga terganggu akibat kebakaran ini," imbuhnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi usaha dari sejumlah pihak termasuk para relawan untuk memadamkan kebakaran Merbabu. Meski begitu, dia tetap meminta relawan siaga karena musim kemarau masih panjang.

"Dari laporan tadi, sudah tidak ada lagi titik api. Alhamdulillah sudah diatasi. Namun saya minta semua tim tetap standby untuk menghindari adanya titik api lagi," katanya.

Meski sudah padam, Ganjar mengatakan bahwa pendakian di puncak Gunung Merbabu tetap akan ditutup sampai musim penghujan tiba. Selain itu, masyarakat yang ada di sekitar Taman Nasional Gunung Merbabu juga dilarang untuk naik ke puncak terlebih dahulu.

"Masyarakat desa terakhir itu biasanya ke puncak untuk mencari rumput. Saya minta untuk tidak naik dulu, silahkan cari rumput di tempat lain atau akan kami carikan cara agar ternaknya mendapat pakan dengan bekerjasama Dinas Peternakan," terangnya.

Ganjar juga menyoroti bagaimana proses pemadaman api di Gunung Merbabu yang manual. Para relawan selama ini memadamkan api dengan ranting pohon, cangkul, sabit, dan alat tradisional lainnya.

"Bagaimana caranya melakukan pemadaman yang lebih efektif. Selain menggunakan water bombing, sebenarnya ke depan tidak menutup kemungkinan penggunaan robot atau teknlogi lain untuk memadamkan api. Kami akan kerjasama dengan perguruan tinggi untuk mencari teknologi tersebut," imbuhnya.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tol Fungsional Jogja Solo Ditutup hingga 2 Januari 2025, Wamenhub: Dukung Mobilitas Masyarakat Selama Libur Nataru

Jogja
| Minggu, 29 Desember 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Wisata Air Panorama Boyolali Jadi Favorit di Musim Libur Natal

Wisata
| Rabu, 25 Desember 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement