Advertisement
DPR Dukung Pemerintah Terkait Pembatasan Akses WNA ke Papua
Warga melakukan aksi dengan pengawalan prajurut TNI di Bundaran Timika Indah, Mimika, Papua, Rabu (21/8/2019). Aksi tersebut untuk menyikapi peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang. - Antara/Jeremias Rahadat
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mendukung upaya pemerintah dan pihak penegak hukum dalam pembatasan sementara akses bagi turis mancanegara ke Papua dan Papua Barat.
"DPR juga meminta Kepolisian bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kementerian Luar Negeri untuk mengungkap pihak-pihak asing yang diduga terlibat dalam aksi tersebut," kata Bamsoet di Jakarta, Selasa (3/9/2019).
Advertisement
Hal itu terkait adanya indikasi keterlibatan pihak asing dalam aksi-aksi di Papua serta adanya pembatasan akses bagi turis mancanegara ke Papua dan Papua Barat seperti kasus pemulangan sejumlah Warga Negara Asing (WNA) asal Australia.
Bamsoet juga mendorong Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk berdiplomasi dalam memberikan pemberitahuan kepada negara lain atas pembatasan sementara WNA masuk ke wilayah Papua dan Papua Barat.
BACA JUGA
"Hal itu perlu dilakukan untuk menghindari adanya WNA yang dideportasi dari pemerintah Indonesia," ujarnya.
Dia juga mendorong pemerintah untuk terus mengupaya kedamaian di Papua dan Papua Barat guna menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mengingat kericuhan tersebut sudah menyebabkan keresahan di masyarakat.
Anggota Komisi I DPR RI Andreas Hugo Pareira juga mendukung langkah pemerintah membatasi warga negara asing masuk ke Papua dan Papua Barat, asalkan keberadaan mereka diduga menginternasionalisasikan masalah Papua.
"Tidak ada salahnya kita membatasi warga negara asing yang ada di Papua selama mereka memberikan indikasi keberadaannya justru mengangkat dan menginternasionalisasi masalah Papua," kata Andreas di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Dia mengatakan dalam situasi seperti saat ini, masalah Papua, peristiwa yang terjadi di dalam dampak dan targetnya adalah ingin menginternasionalisasi masalah di Papua.
Karena itu menurut dia, Indonesia sebagai negara yang berdaulat, tidak masalah membatasi WNA yang ada di Papua. "Misalnya, pekan lalu saya ada di Belanda, masalah Papua di luar negeri dilihat sebagai persoalan rasialis dan diskriminasi, padahal sebenarnya tidak seperti itu," ujarnya.
Persoalan tersebut menurut politisi PDI Perjuangan itu menjadi tantangan buat bangsa Indonesia untuk menyelesaikannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
- Polres Kulonprogo Siapkan 3 Pospamyan Amankan Nataru
- Persib Kalahkan Bhayangkara 2-0, Hodak Akui Laga Berjalan Ketat
- HKSN di Borobudur, Kemensos-Uniqlo Bantu Masyarakat dan Korban Bencana
- Roller Coaster Texas Malfungsi, 2 Penumpang Terjebak
- Kantor Baru Banyuraden Dibangun, Bupati Sleman Dorong Layanan Modern
- Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo Senin 22 Desember 2025
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Senin 22 Desember 2025
Advertisement
Advertisement




