Advertisement

Sebut Ibu Kota Baru Gampang Dirudal China, Wasekjen MUI Dimaki Netizen

Newswire
Selasa, 27 Agustus 2019 - 16:57 WIB
Bhekti Suryani
Sebut Ibu Kota Baru Gampang Dirudal China, Wasekjen MUI Dimaki Netizen Lapangan dan Monumen Pancasila Ibu Kota Baru. - Dok: Kementerian PUPR

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA- Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain bikin marah netizen gegara komentarnya soal pemindahan ibu kota baru.

Ustaz Tengku Zulkarnain dirisak ramai-ramai oleh warganet, karena menilai ibu kota baru RI di Kalimantan Timur mudah diserang pasukan Republik Rakyat China pakai rudal.

Advertisement

Demi memperkuat klaimnya itu, Tengku Zulkarnain mengunggah foto peta yang sudah digambarkan garis lurus dari Beijing ke Kaltim.

Melalui cuitannya di akun jejaring sosial Twitter @ustadtengkuzul, Tengku Zul menilai pemindahan ibu kota tidak meningkatkan nilai ekonomi apapun bagi negara dan rakyat Indonesia.

"Pindah ibu kota sama sekali tidak meningkatkan nilai ekonomi apa pun bagi negara dan rakyat Indonesia," kicau Tengku Zul, Selasa (27/8/2019).

Bahkan, menurut dia, pemindahan itu malah membuat pertahanan mudah dijangkau China karena posisinya lurus dan terbuka. Dia meminta ahli intelijen berbicara, tidak diam.

"Malah, secara pertahanan sangat mudah dijangkau China dengan kapal perang, pesawat tempur, bahkan rudal China. Lurus dan terbuka! BAHAYA. Para ahli intelijen bicaralah. Jangan diam saja!" cuitnya.

Diunggah pula, peta yang menunjukkan garis lurus antara Pulau Kalimantan dan Beijing, China. Ini yang menurut Tengku Zul dengan garis tegak lurus.

Namun, warganet merisak Tengku Zul yang dianggap semaunya sendiri membuat garis lurus pada peta itu tanpa memedulikan topografi.

Tak hanya itu, banyak pula warganet yang membubuhkan garis berbentuk alat kelamin pria pada peta untuk mengolok-olok gambaran Tengku Zul.

”@ustadtengkuzul Yaelah, sebodoh itu kah kita? tinggal tarik garis lurusnya ke bawah, maka tembus juga ke Jakarta,” tulis akun @Tafonao2.

”Yang namanya rudal pakai penentuan posisi. Pakai koordinat, mau dimana pun asal tahu koordinatnya ya bisa kejangkau,” kata akun lain.

Ternyata cuitan itu dibalas Tengku Zul:

“Bodoh...! Rudal jarak pendek saja akan bisa menjangkau ibukota RI jika di Kalimantan. Tidak perlu rudal jarak jauh lagi. Kapal perang juga langsung dari Laut China dapat melepaskan pelurunya. Tidak perlu lewat wilayah RI yakni selat Karimata dan Laut Jawa lagi. Diamlah mulutmu!” serang Tengku Zul.

Namun, pernyataan Tengku Zul disanggah oleh akun @Beef2F.

Jarak dari Jakarta - Beijing 5,217 KM sedangkan Kalimantan - Beijing 4,332 KM. Markas militer terdekat china dr Jakarta/Kalimantan berjarak antara 2,000-4,000 km. SRBM atau rudal jarak pendek kapal perang hanya dapat mencapai paling jauh 1,000 KM. Jadi yang bodoh disini itu anda,” kata akun itu dan Tengku Zul pun diam tak pagi membalas.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan ibu kota negara pindah ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Ada lima alasan ibu kota negara pindah ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.

Pertama, risiko bencana sangat minimal, terutama dari banjir, tsunami, kebakaran hutan, dan gempa bumi.

Kedua, kondisi di tengah-tengah Indonesia. Selain itu, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara berdekatan dengan kota-kota yang berkembang, terutama Balikpapan.

Jokowi juga menjelaskan, negara menyiapkan 180 ribu hektar di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.

"Infrastruktur juga lengkap," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Sabtu 27 April 2024, Tiket Rp50 Ribu

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 02:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement