Advertisement
Borobudur Jadi Destinasi Wisata Superprioritas, Masyarakat Lokal Jangan Ditinggalkan

Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG — Kawasan Borobudur menjadi satu dari empat destinasi wisata superprioritas nasional yang digarap serius oleh Pemerintah Pusat. Objek wisata di Magelang, Jawa Tengah itu dirancang menjadi menjadi destinasi unggulan tingkat dunia.
Pemerintah bahkan sudah membentuk tim khusus untuk pengembangan kawasan Borobudur dengan melibatkan sejumlah instansi terkait, baik kementerian maupun daerah. Tim Pelaksana Program Pengembangan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB) itu bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk memaparkan sejumlah hal terkait masterplan pengembangan kawasan Borobudur.
Advertisement
Gubernur Ganjar Pranowo menyambut baik kerja tim terkait pengembangan kawasan Borobudur tersebut. Kepada Tim P3TB, ia berpesan agar tidak mengabaikan peran masyarakat lokal sebagai penunjang utama pariwisata.
"Pembentukan kawasan pariwisata tidak cukup hanya menyiapkan infrastruktur saja. Keterlibatan dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yakni masyarakat lokal harus didorong, karena itu juga sangat penting untuk menyukseskan pariwisata," kata Gubernur, Jumat (1/3/2019).
Ia lalu memaparkan keyakinannya bahwa sebagus apapun destinasi pariwisata, jika masyarakat sekitar tidak memiliki kemampuan untuk mendukung maka tidak akan berhasil. Menurutnya, hal yang paling sederhana adalah bagaimana mengubah perilaku masyarakat setempat terkait kebersihan lingkungan, cara melayani wisatawan, cara menjual produk berkualitas dan sebagainya.
"Untuk itu saya berpesan agar dalam tim ini juga melibatkan sosiolog atau antropolog untuk merubah sikap dan pola pikir masyarakat. Pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat lokal juga harus terus ditingkatkan," tegasnya.
Dia mencontohkan banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan. Akses sanitasi dan lingkungan di beberapa destinasi wisata kurang begitu mendapat perhatian.
Selain itu, cara masyarakat menawarkan produk baik kerajinan ataupun olahan makanan dan minuman tradisional juga masih ala kadarnya. Padahal, lanjut dia, seberapapun bagus dan enak produk yang dihasilkan, jika kemasan dan cara menjualnya tidak baik maka tidak akan laku.
"Misalnya ini, ini lanting, makanan khas tradisional. Menurut masyarakat enak, tapi kalau kemasannya seperti ini, ya kurang baguslah," ucapnya.
Lebih lanjut Ganjar Pranowo menerangkan pihaknya sudah melakukan banyak hal terkait persiapan penataan kawasan Borobudur. Karena kawasan ini menjadi program nasional dalam pengembangan pariwisata, pihaknya mengatakan siap berkolaborasi dengan tim pusat.
"Kami sepenuhnya mendukung, apapun yang dibutuhkan oleh [pemerintah] pusat akan kami dukung sepenuhnya," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Regional, Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) Rudi S. Prawira yang memimpin tim saat beraudiensi dengan Ganjar menerangkan pihaknya terus bekerja untuk mewujudkan kawasan Borobudur menjadi destinasi wisata unggulan.
"Berbagai kegiatan sudah kami lakukan, mulai survey-survey, mendatangkan konsultan dan persiapan lainnya. Saat ini kami sedang membuat masterplan, untuk itu kami datang ke Jawa Tengah ini untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah terkait rencana tersebut," kata dia.
Pemerintah pusat, lanjut dia, sudah membentuk tim khusus untuk pengembangan kawasan Borobudur. Meski begitu, lanjut dia, keterlibatan tim dari daerah juga sangat penting mengingat nantinya daerah yang lebih berperan.
"Untuk itu kami berharap di [pemeritah][ daerah juga ada tim khusus dengan membentuk kelompok kerja [pokja] yang ada. Ternyata tadi disampaikan Pak Gubernur, sudah banyak yang dilakukan [pemerintah] daerah untuk pengembangan kawasan ini, jadi tinggal disinkronkan saja dengan [pemerintah] pusat," tambahnya.
Dia mengamini pernyataan gubernur bahwa penataan kawasan tidak hanya fokus pada penyiapan infrastruktur, namun keterlibatan masyarakat dan penyiapan sumber daya manusia yang mumpuni juga sangat penting. "Karena pada prinsipnya, pariwisata itu tidak akan bisa berkembang tanpa promosi, infrastruktur pendukung, dan SDM yang memadai. Tentu ketiga hal itu akan menjadi fokus kami dalam penataan kawasan Borobudur," tegasnya.
Rudi menambahkan proyek penataan kawasan Borobudur bukan hanya dilakukan untuk daerah sekitar candi semata. Proyek ini diharapkan dapat berdampak pula ke kawasan-kawasan wisata yang ada di sekitarnya.
"Khususnya Jogja, Solo dan Semarang [Joglosemar], namun tidak menutup kemungkinan meluas ke daerah lain, seperti di Dieng Wonosobo, Purworejo, Klaten, Salatiga dan daerah-daerah lain di sekitarnya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Gara-gara Sakit Hati, Pria di Bantul Terekam CCTV Nekat Mencuri Pakaian Dalam Milik Mantan Kekasihnya
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
- 29 Penumpang Belum Ditemukan, Manajemen KMP Tunu Pratama Jaya Minta Maaf
- DPR RI Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
- Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
- Banjir di DKI Jakarta Rendam 51 RT
- Kementerian PKP Siapkan Rp43,6 Trilun untuk Merenovasi 2 Juta Rumah Tak Layak Huni
- Presiden Prabowo Suarakan Sikap dan Posisi Indonesia di KTT BRICS
Advertisement
Advertisement