Advertisement
Hasil Pemeriksaan Bareskrim, Bendera yang Dibakar Banser Milik HTI
Jum'at, 26 Oktober 2018 - 14:37 WIB
Nina Atmasari

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Kasus pembakaran bendera bertuliskan tauhid di Garut masih diusut. Bareskrim Mabes Polri mengungkapkan bahwa bendera bertuliskan tauhid yang dibakar oleh Banser NU adalah bendera milik Ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah dilarang di Indonesia.
Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Arief Sulistyanto mengemukakan tim penyidik mengetahui bendera tersebut merupakan bendera HTI setelah adanya pengakuan dari pelaku yang membawa bendera itu bernama Uus Sukmana.
Menurut Arief, bendera itu direbut dari tangan Uus Sukmana karena pelaku berencana mengibarkan bendera tersebut pada Hari Santri Nasional di Garut beberapa hari lalu.
"Bendera ini kan sudah tidak boleh ada lagi sesuai putusan pengadilan, apalagi mau dikibarkan dalam upacara Hari Santri Nasional (HSN). Tiga orang dari Banser NU ini secara spontan membakar bendera HTI itu," tuturnya, Jumat (26/10/2018).
Arief, ketiga orang anggota Banser NU itu diyakini tidak akan membakar bendera tersebut jika pelaku Uus Sukmana tidak berencana mengibarkannya di acara Hari Santri Nasional.
Menurut Arief, pihaknya telah memanggil sejumlah ahli seperti Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Habib Luthfi dan ahli hukum pidana untuk memastikan bendera tersebut merupakan bendera HTI.
"Si pelaku ini beli bendera HTI tersebut dari Facebook hanya Uus sendiri yang berencana mengibarkan itu di acara Hari Santri Nasional. Pelaku juga mengetahui bahwa bendera yang mau dikibarkan itu adalah milik HTI," katanya.
Menurut Arief, tim penyidik masih mengumpulkan alat bukti dan memanggil para saksi guna menjerat Uus Sukmana sebagai tersangka dalam perkara tersebut.
Dia menjelaskan bahwa tim penyidik juga tengah menelusuri jejak digital pelaku melalui ponsel pintarnya.
"Ponsel pelaku ini baru diganti sejak 24 Oktober kemarin. Nomornya ditukar. Kami sedang mencari ponsel lama pelaku untuk melengkapi alat bukti dan jejak digital pelaku agar bisa dijerat sebagai tersangka," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Jalan Trisik Penghubung Jembatan Pandansimo di Kulonprogo Rusak Berat Akibat Truk Tambang
Kulonprogo
| Sabtu, 12 Juli 2025, 12:57 WIB
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Wisata
| Sabtu, 12 Juli 2025, 11:37 WIB
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement