Advertisement
Koko, Gorilla yang Menguasai Bahasa Isyarat Mati di Usia 46 Tahun

Advertisement
Harianjogja.com, CALIFORNIA - Koko, gorila yang terkenal karena kemampuan istimewanya dalam menguasai bahasa isyarat dan duta dari spesiesnya yang terancam, telah meninggal dunia dalam tidurnya pada Kamis. Ia meninggal pada usia 46 tahun. Hal tersebut diumumkan The Gorilla Foundation pada laman resminya.
"Koko menyentuh jutaan kehidupan sebagai duta gorila dan ikon komunikasi antarspesies dan empati. Dia dicintai dan akan sangat dirindukan," tulis The Gorilla Foundation yang dikutip Harianjogja.com pada Jumat (22/6/2018).
Advertisement
Koko lahir dengan nama Hanabi-ko (bahasa Jepang yang berarti "Bocah Kembang Api ") pada 4 Juli 1971 di Kebun Binatang San Francisco. Tahun berikutnya, Dr Francine "Penny" Patterson mulai bekerja dengan Koko dan mengajarinya bahasa isyarat.
Dr Patterson dan Dr Ronald Cohn memindahkan Koko dan proyeknya ke Stanford pada 1974 dan mendirikan The Gorilla Foundation. Ketika berada di Stanford, proyek tersebut berkembang termasuk adanya gorila daratan rendah bagian barat Michael. Pada 1979, Koko dan The Gorilla Foundation pindah ke Pegunungan Santa Cruz di mana Ndume bergabung dan menjadi duta spesies mereka.
Kemampuan Koko akan bahasa dan empati telah membuka pikiran dan hati jutaan orang. Gorila betina tersebut bergabung dalam berbagai dokumenter dan masuk pada sampul National Geographic sebanyak dua kali. Sampul pertama pada Oktober 1978 dengan foto Koko akan dirinya sendiri ketika bercermin.
Sampul kedua pada Januari 1985 yang mencakup kisah Koko dan anak kucingnya, All Ball. Setelah itu, buku berjudul Koko's Kitten diterbitkan dan secara terus menerus digunakan di sekolah dasar di seluruh dunia.
Pengaruh Koko semakin luas. Dan apa yang ia ajarkan pada manusia tentang kemampuan emosional gorila dan kemampuan kognitif mereka akan terus membentuk dunia.
Sementara itu, dilansir dari Reuters, pada 1998, Koko menggunakan internet dengan untuk melakukan percakapan antarspesies pertama kali, dengan komentar seperti "Saya suka minum". Percakapan itu dilakukan melalui penerjemah manusia kepada puluhan ribu peserta online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

BPJS Kesehatan PBI Milik 6.600 Warga Kulonprogo Non-Aktif, Ini Penyebabnya
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Sumbangan 10.000 Ton Beras dari Indonesia Tidak Bisa Masuk ke Gaza, Menlu Ungkap Penyebabnya
- Pakar Hukum Sebut Revisi UU Pemilu Wajib Memasukkan Putusan MK
- Suap ke Mbak Ita Demi Mendapat Proyek, Ketua Gapensi Semarang Dituntut 5 Tahun Penjara
- Kementerian Hukum Tegaskan Pembayaran Royalti Jadi Tanggung Jawab Penyelenggara Acara, Bukan Penyanyi
- Kementrans Berjanji Tuntaskan Penerbitan SHM 129.553 Bidang Lahan Transmigran
- Presiden Prabowo Subianto Sebut Wisma Danantara Indonesia sebagai Rumah Besar Investasi
Advertisement
Advertisement