Advertisement
Rob Janoff Ungkapkan Apa yang Ada di Benaknya ketika Membuat Logo Apel Kegigit
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Rob Janoff, pendesain logo Apple yang berbentuk buah apel tergigit, telah menciptakan sebuah logo yang menjadi ikonik. Logo simpel itu bertahan hingga lebih dari empat dekade. Tahukah Anda, saat mendesainnya, ternyata ia tak menyimpan konsep dan pemikiran yang rumit sama sekali.
Padahal, hasil karyanya itu ditafsirkan khalayak dengan bermacam-macam interpretasi. Mitos pun berkembang dari logo itu. Bahkan, mitos di balik logo Apple telah dituliskan dalam berbagai literatur, termasuk buku tentang desain grafis.
Advertisement
Salah satu mitos yang muncul yakni warna pelangi yang diartikan dukungan Apple bagi tokoh pencetus komputer berkebangsaan Inggris, Alan Turing, yang seorang homoseksual. Sebagian lain mengartikan warna-warni itu menandakan Apple yang tercipta dari sebuah ruang karya yang terdiri dari beragam ide.
Forbes baru-baru ini melansir wawancara dengan Rob Janoff. Banyak yang dibahas bersama Janoff oleh si pewawancara, Will Burns, kontributor Forbes. Burns adalah mantan praktisi periklanan yang pensiun demi mendirikan CEO Ideasicle.com.
Paling menarik dalam wawancara itu adalah bagian ia bekerja dengan Steve Jobs, pendiri Apple dan apa sebenarnya yang ia niatkan maupun tidak ia niatkan sebelumnya dari desain logo Apple.
Sewaktu mendesain logo Apple pada 1977, Janoff masih bekerja untuk sebuah agensi, Regis McKenna. Apple yang saat itu masih menjadi sebuah perusahaan rintisan (start-up) agaknya tidak keliru memilih Regis McKenna. Dan agensi itu juga tidak keliru memilih Janoff yang mengerjakan orderan desain dari Apple.
Baik Steve dan Janoff sama-sama orang eksentrik. Barangkali hal itulah yang membuat keduanya nyambung saat bekerja sama membuat logo. Keeksentrikan Rob Janoff bisa dilihat dari akun Instagram yang ia punyai saat ini. Ia sama sekali tidak memposting apapun. Sebagai pesohor di bidang desain, ia hanya punya 70 follower dan mengikuti sembilan orang saja. Salah satu yang ia ikuti adalah akun resmi instagram dan akun milik putranya, Daniel Janoff.
Bagaimana keeksentrikan Rob Janoff, berikut ini cuplikan wawancaranya:
Will Burns: Apakah saat dirimu mendesain logo Apple, Steve Jobs memberi arahan secara resmi seperti apa logo Apple yang ia inginkan?
Rob Janoff: Tidak, tidak sama sekali. Semua dikerjakan dengan ringan dan santai saat itu. Baik Steve maupun saya tidak serumit itu.
Steve jelas belum menjadi pria menakutkan dan serba menuntut seperti yang kita pikirkan hari ini. Dia belum kaya dan terkenal.
Satu-satunya arahannya hanya, "Jangan membuatnya lucu." Itu bagi saya berarti jangan membuat nama di komputerku seperti beberapa jenis komputer saat itu yang identik dengan nama-nama dengan huruf lucu. Regis [Bos Janoff saat itu] berkata, "Jangan lakukan kesalahan."
Tetapi secara intuitif saya tahu saya sedang mengalami dikotomi yang hebat. Saya punya komputer dan sepotong buah alami. Saya memberi tahu Regis bahwa jika kita tidak menggunakan buah itu, apel, kita akan kehilangan banyak hal-hal menyenangkan. Sebenarnya, logo [Apple] yang kita semua tahu hari ini, tidak akan pernah ada jika saya mendengarkan masukan semua orang. Jadi jika mereka memberi saya berbagai arahan, hal itu malah akan membuat saya melakukan banyak kesalahan. Saya hanya ingin membuat komputer mudah dan menyenangkan berada di sekitar.
Burns: Selama bertahun-tahun muncul banyak desas-desus tentang siapa yang menggigit apel. Bisakah Anda jelaskan?
Janoff: Ya, cerita yang lucu. Bentuk apel itu sendiri tidak ada hubungannya dengan komputer. Bentuk logo itu dibikin untuk membuat orang memperhatikan bahwa komputer Apple bukanlah sekadar kepingan-kepingan logam yang keras dan tidak memiliki tempat di rumah Anda dan membuat anak Anda tidak ingin mendekatinya.
Banyak buah lain yang memiliki batang, berbentuk bulat dengan daun yang menjuntai darinya. Tapi gigitan di bagian pinggir agak ke atas jelas ciri gigitan orang pada buah apel. Jadi gigitan apel pada awalnya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa itu adalah buah apel, bukan buah lainnya atau sesuatu yang lain.
Secara metaforis, gigitan itu untuk menunjukkan menggigit semua pengetahuan yang akan didapatkan oleh pengguna dari menggunakan komputer ini.
Yang menurutku lucu, yakni setelah saya datang menunjukkan desain itu kepada direktur kreatif saya, Chip. Dia berkomentar "Oh tahukah kamu Rob? Kamu baru saja mendesain sesuatu yang bahkan tidak kamu sadari. Kata 'byte' adalah kosakata di dunia komputer. Dan kamu membuat gambar gigitan apel (a bite out of Apple).
Memang saya tidak cukup melek komputer untuk melihat semua itu pada awalnya. Dan saya seperti merasa punya secuil kecerdasan yang bakal bertahan lama! Logo apa pun yang berisi lelucon atau melibatkan Anda dengan hal itulah yang akan Anda ingat. Dan warna pelangi ada hubungannya dengan USP dari produk ini. Komputer Apple adalah satu-satunya yang bisa menampilkan gambar warna saat itu.
Burns: Apa kamu mempresentasikan bermacam konsep logo ke Steve?
Janoff: Saya tidak akan pernah melakukan pada klien saya saat ini, seperti apa yang pernah saya lakukan kepada Steve. Dia baru saja memulai [perusahaan rintisan], dan begitu juga saya.
Saya menunjukkan logo bikinan saya kepadanya dan dia seperti mengatakan, "Oke, itu bagus." Dan logo itu yang dipakainya. Saya adalah satu-satunya di agensi yang aneh seperti dia. Jadi seperti ada tingkat kepercayaan tertentu. Mendesain untuk Apple, adalah satu-satunya pengalaman di seluruh karier saya di mana saya hanya menyajikan satu pilihan. Dan ternyata itu sangat tepat.
Burns: Apa nasihat yang akan kamu berikan kepada orang-orang marketing saat ini jika mereka ingin sebuah desain logo yang bagus?
Janoff: Paling penting adalah membuatnya simpel. Orang tidak suka mengingat hal-hal rumit. Mereka cenderung lebih mengingat hal-hal simpel. Hal itulah yang bisa membuat logo bisa jadi menonjol.
Kebanyakan orang menginginkan matahari dan bulan di sana atau berhenti pada hal-hal yang literal. Saya biasanya menunjukkan kepada klien-klien itu betapa jeleknya logo itu dibandingkan dengan logo yang memiliki pesan jelas, tunggal dan mudah diingat.
Anda juga harus berusaha mengedipkan mata pada logo itu. Ingat-ingatlah lelucon atau sesuatu yang membuatmu tertawa. Kapan pun Anda bisa menambahkan sisi humor, hal itu akan menjadi lebih menyenangkan dan mudah diingat.
Omong-omong, yang berhubungan dengan logo, tanyakan kepada diri Anda pertanyaan ini. Apakah logo itu interaktif ketika tidak dipasang di perangkat interaktif? Itu akan kembali kepada mengedipkan mata tadi, sesuatu yang kita tinggalkan yang bisa didapatkan konsumen. Hal itu akan memperkuat hubungan antara perusahaan Anda dan audiensnya.
Burns: Adakah logo di luar sana yang kamu berharap kamulah yang menjadi pendesainnya?
Janoff: Ya tentu. Logo FedEx sangat brilian. Mereka masuk ke pasar yang sudah didominasi oleh UPS dengan truk coklat dan logo emas kecilnya yang sangat bercitarasa.
Jadi yang FedEx lakukan adalah membuat truk putih berlogo besar bertuliskan brand mereka. FedEx melakukan segala hal kebalikan dari UPS. Dan secara simbolis logo memberi tahu Anda apa yang FedEx lakukan dengan panah rahasia antara "E" dan "X" dengan menggunakan ruang negatif. Itulah kecerdasan interaktif yang saya katakan tadi.
Saya juga suka desain bikinan Milton Glaser, I Love New York. Kamu tahu, logo itu adalah yang pertama memakai emoji, walaupun tidak ada yang menyebutnya seperti itu sekarang ini. Tapi warga New York memang sangat mencintai New York. Dan Glaser membuat logo yang sangat tepat untuk kota itu.
Yang lainnya, yang saya sangat suka sekali, mari kembali ke tahun 1950-an saat saya masih kanak-kanak. Pada masa itu, saya terpaku pada siaran TV, dan selalu diberitahu agar jangan duduk terlalu dekat dengannya. Tapi logo CBS yang bergambar mata dengan gambaran yang jelas dan tajam. Logo itu mewakili sesuatu. Di sini saya sedang menonton TV dan ada mata di sana yang mengawasi saya. Bukankah itu hal yang keren?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Forbes
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Remaja Korban Judi Online Diusulkan Direhabilitasi
- Lapisan Es di Pegunungan Jaya Wijaya Papua Susut dari Tebal 32 Meter Kini Hanya Empat Meter
- Wacana Polri di Bawah Kemendagri, Anggota Komisi III DPR: Ini Kemunduran
- PKB Sebut Partisipasi Pemilih di Pilkada Jakarta Rendah karena Kandidat Tak Diminati
- Libur Nataru, Menhub Sebut Semua Simpul Transportasi Siap Hadapi Lonjakan Penumpang
Advertisement
KPU Bantul Pastikan Tidak Ada Pemungutan Suara Ulang di Pilkada 2024
Advertisement
Lima Satwa Berbagai Spesies Lahir di Beberapa Taman Safari di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- Vietnam Resmi Melarang Roko Elektrik pada 2025
- Libur Nataru, Menhub Sebut Semua Simpul Transportasi Siap Hadapi Lonjakan Penumpang
- PKB Sebut Partisipasi Pemilih di Pilkada Jakarta Rendah karena Kandidat Tak Diminati
- Ditikam Anak Sendiri, Begini Kondisi Ibu asal Cilandak
- Program 3 Juta Rumah, BUMN dan Swasta Dipatok Bangun 800 Ribu Unit
- DPR Minta Polri di Bawah Kemendagri, Praktisi Hukum: Bisa Buka Lagi Ruang Intervensi Politik
- Eks Drummer My Chemical Romance Ditemukan Membusuk Tak Bernyawa di Rumahnya
Advertisement
Advertisement