Advertisement
RAZIA MAKANAN : Tim Pemantau Temukan Tahu Bermethanil Yellow

Advertisement
Razia makanan di Sleman, terdapat tahu yang dicampur menggunakan zat berbahaya.
Harianjogja.com, SLEMAN-Ramadan berjalan dua hari sudah ditemukan pedagang makanan yang berbuat curang. Dari hasil pantauan harga barang dan makanan di Pasar Balangan Kecamatan Minggir, ditemukan makanan yang mengandung zat berbahaya.
Advertisement
Tim gabungan yang terdiri dari Dinas Pasar Sleman, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Sleman, Satpol PP Sleman dan juga Balai POM (BPOM) Jogja, menemukan tahu isi yang dicampur pewarna sintetis Methanil Yellow. Zat berbahaya ini ditemukan dalam kue bolu emprit dan lempeng singkong.
"Pedagang langsung diberi surat pernyataan tidak akan mengulangi lagi. Kalau pada sidak selanjutnya masih ditemukan maka diberi surat peringatan. Dan jika sampai ketiga kalinya [masih menjual tahu isi menggunakan methanil yellow] maka akan kami cabut ijin penjualannya," tegas Kepala Dinas Pasar, Tri Indah Yitnani.
Di saat yang bersamaan tim gabungan lainnya dari Balai Besar Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman melakukan pemeriksaan makanan di kawasan Terminal Jombor.
Dalam uji pemeriksaan itu, petugas mengambil sampel makanan basah dan kering di warung makan milik Suwarni, 47. "Yang diambil ada telor goreng, tahu, ampela ati, bandeng dan kerupuk. Sama sedikit nasi dan bakmi," kata Suwarni usai pemeriksaan.
Sampel-sampel tersebut masih akan dilakukan uji laboratorium oleh petugas. Suwarni meyakini bahwa makanannya bakal lolos uji pemeriksaan. "Saya tidak khawatir karena bahan makanannya aman," imbuhnya.
Sementara itu Staf Survailens BBTKLPP Mohammad Tarmidzi memfokuskan pemeriksaan untuk makanan basah dan kering. "Pemeriksaan ini untuk antisipasi makanan tercemar atau yang mengandung zat-zat terlarang," ungkapnya.
Dari hasil pemeriksaan Ramadan tahun kemarin, kebanyakan makanan yang ditemukan mengandung zat berformalin, rodamin, dan boraks. Tarmidzi mengatakan makanan mengandung zat-zat terlarang itu kebanyakan ditemukan dari makanan titipan. Untuk itu BBTKLPP juga akan melakukan pembinaan kepada penjual yang dititipi makanan agar lebih selektif dalam memilih makanan yang akan dijualnya lagi.
Tim gabungan ini fokus pada warung makan yang berada di pusat arus mudik lebaran. Selain penjual makanan di terminal, tim juga melakukan pemeriksaan di Bandara Adi Sutjipto, dan stasiun.
Kepala Seksi (Kasi) Farmasi dan Makanan Minuman Dinkes Sleman Gunanto mengatakan hasil pemeriksaan bisa diketahui dua minggu lagi. Jika dari hasil pemeriksaan ditemukan makanan mengandung zat berbahaya maka akan dilakukan pembinaan yang bersangkutan.
"Kalau ditemukan [makanan berbahaya] kami akan koordinasi dengan terminal untuk melakukan pembinaan penjual," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
Advertisement

Bencana Hidrometeorologi: Ada 36 Titik Lokasi Terdampak di Sleman, 3 Orang Luka
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- KPK Sebut Nomor Ponsel Hasto Kristiyanto Ternyata Bernama Sri Rejeki Hastomo, Ini Komentarnya
- KPU Tetapkan Istri Mendes PDT Sebagai Bupati Serang Hasil PSU
- Pelaku Usaha Ingin Penerbangan Langsung ke Bandara Ahmad Yani Segera Dibuka
- Polri Buru Pelaku Penipuan Modus Kripto Platform JYPRX, SYIPC, dan LEEDSX
- KBRI Upayakan Perlindungan WNI di Kamboja
- Libur Panjang Waisak 2025: Tol Jagorawi Berlakukan Contraflow
- Harga Pangan Sabtu 10 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
Advertisement