Advertisement
Tol Solo-Bandara Kulonprogo Mulai Digarap Tahun Depan, Beroperasi 2021

Advertisement
Harianjogja.com, BADUNG—Tol Bandara baru Kulonprogo-Jogja-Solo sepanjang 91,93 kilometer akan dioperasikan pada 2021. Proyek senilai Rp22,5 triliun itu mulai digarap tahun depan.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan tol ini akan dikerjakan oleh konsorsium PT Daya Mulia Yurangga (DMT), GAMA Group, dan PT Adhi Karya (Persero). Konsorsium ini dibentuk dengan memanfaatkan skema Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah atau PINA Center Bappenas. Lewat PINA Center Bappenas, enam perjanjian kerja sama pembiayaan proyek diteken pada Sabtu (13/10/2018).
Advertisement
“Jalan tol ini bakal mempercepat koneksi di wilayah padat lalu lintas dengan kawasan yang akan membawa masa depan, yakni bandara baru di Kulonprogo,” kata Bambang Brodjonegoro di Badung, Bali, Sabtu.
Menurut Bambang, setelah tol yang menghubungkan DIY dan Jawa Tengah ini bisa digunakan, akses ke sejumlah destinasi wisata akan lebih lancar dan kunjungan ke berbagai objek wisata, seperti ke Borobudur, kian meningkat.
Masa konstruksi Tol Kulonprogo-Jogja-Solo ini berlangsung pada 2019-2022 dan mulai dioperasikan pada 2021 secara bertahap. Jalan tol ini bakal terhubung dengan Tol Semarang-Solo-Surabaya di Kota Solo.
PINA Center Bappenas menandatangani nota kesepahaman kerja sama konsorsium PT Daya Mulia Turangga (DMT), GAMA Group, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk di sela-sela Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018.
Menurut Bambang, pemerintah sangat mendorong pengembangan skema pembiayaan alternatif untuk memanfaatkan dana investor swasta melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan skema PINA.
“Kami berharap swasta dan badan usaha dapat bersama-sama pemerintah melaksanakan pembangunan proyek infrastruktur,” ucap dia.
Itu merupakan ikhtiar untuk mengurangi ketergantungan terhadap anggaran pemerintah, sehingga APBN bisa fokus mengerjakan program yang tidak dilirik swasta tetapi membutuhkan perhatian pemerintah.
Dalam lima tahun, pemerintah menargetkan pembiayaan proyek infrastuktur berasal dari pemerintah 40%, BUMN 23%, dan sisanya dari swasta.
“Swasta domestik cukup kuat dan mampu berpartisipasi mendanai proyek infrastruktur, jadi bukan hanya BUMN dan investor asing,” ucap dia.
Konsorsium pembangunan Tol Kulonprogo-Jogja-Solo sepanjang 91,93 kilometer saat ini tengah mengurus kelengkapan dokumen pelelangan untuk proyek yang sudah mendapatkan izin pemrakarsa tersebut.
Direktur Utama PT Adhi Karya Budi Harto mengatakan konsorsium sudah berada dalam tahap akhir untuk memproses dokumen pelelangan proyek dengan nilai investasi sebesar Rp22,5 triliun tersebut. Dia optimistis proyek akan ditender sebelum tutup tahun.
“Dokumen penlok [penetapan lokasi] sudah kami ajukan, tinggal menunggu izin dari Bina Marga untuk bisa mengurus tender,” ujar dia.
Sebagai pemrakarsa, konsorsium harus melampirkan dokumen pengadaan tanah sebagai syarat tender. Pemrakarsa juga harus mengikuti pelelangan, tetapi akan mendapatkan keistimewaan yakni right to match atau hak menyamakan penawaran.
Rp47 Triliun
Secara keseluruhan, pembangunan tol menjadi porsi terbesar proyek yang dibiayai badan usaha lewat skema perjanjian kerja sama PINA.
Kerja sama tersebut meliputi dua kesepakatan di bidang energi terbarukan dengan nilai Rp590 miliar, satu di bidang perkebunan dengan senilai Rp2 triliun dan tiga kesepakatan pengembangan jalan tol dengan perkiraan nilai Rp44,5 triliun. Totalnya Rp47 triliun.
Selain Tol Kulonprogo-Jogja-Solo, proyek tol yang dibiayai swasta adalah Ancol Timur-Pluit dan North South Link Bandung.
PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) Tbk. menargetkan dapat melakukan ground breaking proyek tol Ancol Timur-Pluit pada bulan depan dan North South Bandung South Link pada kuartal I tahun depan.
CMNP meneken kerja sama konstruksi menggunakan skema contractor pre financing (CPF) dengan PT Girder Indonesia dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. untuk menambah ruang lingkup konsesi dua ruas tol yang dikelolanya saat ini. Total investasi diperkirakan mencapai Rp21,5 triliun.
Direktur Utama CMNP Tito Sulistio mengatakan Tol Ancol Timur-Pluit merupakan penambahan ruang lingkup Tol Cawang-Tanjung Priok-Ancol Timur-Jembatan Tiga/Pluit yang saat ini sudah beroperasi. Sementara itu, Tol North South Link Bandung sepanjang 14,3 kilometer adalah sebagai penambahan ruang lingkup Tol Soreang-Pasir Koja.
Tito menargetkan Tol Ancol Timur-Pluit sudah dapat menghasilkan sedikitnya konstruksi dua kilometer pada Maret tahun depan. Sementata itu, North South Link Bandung baru bisa digunakan dua hingga tiga tahun ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Istri dan anak Zarof Ricar Mengaku Tidak Tahu Asal Uang Rp1 Triliun dan Emas 51 Kg yang Disita Kejagung
- Seorang Artis Inisial JF Diperiksa Polisi Terkait Narkoba
- Haji 2025, Arab Saudi Ingatkan Masyarakat Indonesia Tidak Menggunakan Visa Selain Visa Haji
- Korban Tewas dan Terluka Akibat Ledakan di Iran Bertambah
- India-Pakistan Memanas, Aksi Saling Tembak Terus Terjadi
Advertisement
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Brando Susanto Meninggal Dunia di Halal Bihalal PDIP, Terjatuh Saat Memberikan Sambutan
- Kemlu RI Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban Ledakan di Iran
- Bakamla Gagalkan Penyelundupan Beras dan Gula Pasir Asal Malaysia
- BKN Siapkan Percepatan Peningkatan Kompetensi ASN
- Anak 10 Tahun Ditemukan Meninggal Seusasi Diterkam Buaya
- Deretan Barang Mewah yang Disita Kejagung di Kasus Mafia Peradilan
- Ini Sejumlah Wilayah di Indonesia yang Diprediksi Hujan Ringan
Advertisement
Advertisement