Advertisement
Ratusan Siswa Keracunan MBG di Sragen, SPPG Minta Maaf

Advertisement
Harianjogja.com, SRAGEN—Penanggung Jawab Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mitra Mandiri Gemolong, Sragen, menyampaikan permohonan maaf kepada para siswa sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA) atau SMK dan seluruh masyarakat Gemolong dan Kabupaten Sragen atas adanya musibah dugaan keracunan massal dari program makan bergizi gratis (MBG)
SPPG menyatakan belum mengetahui penyebab adanya gejala mual, pusing, muntah, dan diare yang dialami 251 orang siswa SD dan SMP tersebut. Selama ini proses penyiapan hingga penyajian MBG di SPPG Mitra Mandiri Gemolong diawasi ahli gizi dan sarjana penggerak pembangunan Indonesia (SPPI) 24 jam.
Advertisement
Permohonan maaf diungkapkan Penanggung Jawab SPPG Mitra Mandiri Gemolong, Sragen, Arifudin Setiawan, saat bertemu awak media di Rumah Makan Rosojoyo Sragen, Rabu (13/8/2025). Dia menyampaikan ahli gizi dan SPPI memantau aktivitas dapur selama 24 jam.
BACA JUGA: Monyet Ekor Panjang Serang Lahan Pertanian Pesisir Gunungkidul
Pemantauan dilakukan mulai dari proses pernyiapan bahan baku pukul 14.00 WIB, baik basah dan kering sudah dipisahkan. Kemudian dipisahkan prosesnya mulai pukul 16.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB.
Setelah itu proses memasak dilaksanakan mulai pukul 00.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB. Makanan yang sudah matang didinginkan terlebih dulu. Kemudian pukul 03.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB dikemas dan pukul 07.00 WIB didistribusikan ke sasaran.
“Sampai hari ini [Rabu], kami belum tahu apa penyebab gejala keracunan itu. Kami mendapat informasi adanya gejala keracunan itu pada Selasa (12/8/2025) pukul 10.00 WIB. Saya kira dari menu di Selasa itu, ternyata menu pada Senin, yakni nasi kuning, lauknya telur suwir, tempe kering, selada, mentimun, buahnya apel, dan susu. Menu itu bukan menu pertama tetapi menjadi menu favorit anak-anak sehingga sudah sering disajikan,” kata Arifudin.
Menu Senin itu merupakan menu yang banyak diminta anak-anak. Pihaknya memang menawarkan ke anak-anak mintanya menu apa, kemudian dikonsultasikan ke ahli gizi dan SPPI.
Ketika SPPG mampu melayani, ujar dia, maka permintaan itu akan dipenuhi SPPG, salah satunya menu Senin itu.
“Masalahnya di nasi, telur atau tempe, kami belum tahu. Sampel makanan itu dibawa Dinas Kesehatan (Dinkes) ke laboratorium di Semarang. Kami masih menunggu,” ucapnya.
Berkaitan dengan musibah itu, Arifudin memohon maaf yang sebesar-besarnya, terutama kepada anak-anak yang terkena musibah dan keluarganya serta kepada seluruh masyarakat di Gemolong dan seluruh Kabupaten Sragen.
Tim SPPG tidak ada niatan kesengajaan karena tim SPPG dengan sepenuh hati bagaimana memberikan sajian yang baik. Dia juga memohon maaf kepada Badan Gizi Nasional (BGN) karena belum bisa sesuai dengan harapan BGN untuk menjaga eksistensi MBG.
“Kami merasa bukan memperingan tugas BGN tetapi justru menambah beban BGN sehingga kami terkesan kurang profesional. Dengan segala apa yang terjadi merupakan kesalahan kami. Barang kali memang ada keteledoran. Saya sebagai pimpinan dan atas nama tim, kami mohon maaf sebesar-besarnya,” ujar dia.
SPPI bersama tim akan datang ke sekolah-sekolah untuk meminta klarifikasi dan sekaligus meminta maaf atas musibah itu. Setelah diketahui penyebabnya, Arifudin berkomitmen segera mengevaluasi supaya ke depan tidak terulang lagi.
BACA JUGA: Guru Mencicipi Menu MBG di Sleman Juga Ikut Keracunan
“Kami sudah berusaha sesuai SOP [standar operasonal prosedur] dan semaksimal mungkin. Mungkin ada kesalahan. Sampai saat ini kami belum tahu penyebabnya. SPPG kami sudah beroperasi sejak 17 Februari 2025 sampai sekarang sehingga sudah berjalan enam bulan. Sudah banyak sekali evaluasi-evaluasi yang kami lakukan, terutama berkaitan dengan personel. Namun, segala yang kami upayakan ternyata masih ada keteledoran sehingga terjadi musibah pada anak penerima manfaat,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pulau Galang Jadi Lokasi Penampungan 2.000 Warga Gaza, Rencana Dimatangkan
- Bupati Pati Termasuk Penerima Dana Kasus Suap DJKA, KPK: Ada Peluang Dipanggil
- Merebak Isu Hubungan Renggang dengan Gibran, AHY: Enggak Ada Masalah
- Demo Warga Pati Tuntut Bupati Mundur, Begini Respons Gubernur Jateng Ahmad Luthfi
- Ricuh, Polisi Bubarkan Paksa Demo Warga Pati
Advertisement

Lulusan UNY Sudah Diwisuda Belum Terima Ijazah, Cuma Dapat Map Kosong
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Pertemuan Putin-Trump, Tentara Rusia Bergerak ke Ukraina
- Lebih dari 100 Agensi Haji Diduga Terlibat Korupsi Kuota Haji 2023-2024
- Kronologi Terjadi Demo Pati, Imbas Rencana Pajak Naik 250 Persen
- KPK Usut Aliran Uang Kasus Kolaka ke Pejabat Kemenkes
- Pagi Ini, Kabupaten Bandung Diguncang Gempa Magnitudo 4,7
- Demo Pati Tuntut Bupati Sudewo Mundur dari Jabatannya
- Sejak Oktober 2023, India Telah Kirim 20.000 Pekerja ke Israel
Advertisement
Advertisement