Advertisement
Ratusan Sekolah Aceh Tamiang Rusak Parah Akibat Banjir Bandang
Seorang guru mengumpulkan buku dan alat belajar mengajar yang terkena lumpur bencana banjir di Aceh Tamiang, Sabtu (20/12/2025). Antara/ist - Disdikbud Aceh Tamiang
Advertisement
Harianjogja.com, ACEH TAMIANG—Banjir bandang yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang pada akhir November lalu menyebabkan ratusan sekolah dari berbagai jenjang pendidikan mengalami kerusakan, sehingga mengganggu proses belajar mengajar.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Aceh Tamiang mencatat sebanyak 439 bangunan sekolah rusak.
Advertisement
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Tamiang, Sepriyanto, di Aceh Tamiang, Sabtu, mengatakan kerusakan ratusan bangunan sekolah tersebut meliputi kategori rusak ringan, rusak sedang, hingga rusak berat.
“Berdasarkan data sementara yang kami himpun, total sekolah terdampak banjir mencapai 439 unit. Ratusan bangunan sekolah itu mengalami kerusakan dengan tingkat ringan, sedang, dan berat,” katanya.
BACA JUGA
Sepriyanto merinci, dari 439 sekolah terdampak, sebanyak 73 unit mengalami rusak berat, 306 bangunan sekolah rusak sedang, dan 60 sekolah lainnya rusak ringan.
Jenis kerusakan bangunan sekolah bervariasi, dengan kerusakan paling banyak berupa ruang kelas terendam lumpur dan tertimbun tumpukan kayu gelondongan.
Selain itu, ditemukan kerusakan plafon dan dinding, lantai sekolah tergerus air, hingga fasilitas penunjang pendidikan, seperti meja, kursi, buku pelajaran, serta peralatan laboratorium yang tidak dapat digunakan.
“Sejumlah sekolah juga mengalami kerusakan sarana sanitasi, jaringan listrik, dan pagar sekolah akibat derasnya arus banjir. Kondisi ini membuat sebagian sekolah belum dapat kembali melaksanakan proses belajar mengajar secara normal,” katanya.
Sepriyanto menyebutkan sekolah yang tidak terdampak banjir tercatat sebanyak 58 unit. Sekolah-sekolah tersebut tetap menjalankan aktivitas belajar mengajar seperti biasa.
Banjir bandang tersebut juga menyebabkan aktivitas pendidikan terhenti di sejumlah wilayah terdampak, karena banyak bangunan sekolah belum layak digunakan. Keselamatan peserta didik dan tenaga pendidik menjadi prioritas utama.
“Untuk sekolah yang mengalami kerusakan cukup parah, kami belum mengizinkan kegiatan belajar mengajar tatap muka sampai kondisi benar-benar aman,” katanya.
Disdikbud Kabupaten Aceh Tamiang saat ini membutuhkan dukungan berbagai pihak untuk membersihkan lumpur dan material banjir yang masih menimbun banyak bangunan sekolah.
Untuk bangunan sekolah yang rusak, kata dia, diupayakan penggunaan sekolah darurat, seperti belajar di tenda atau memanfaatkan bangunan lain, agar proses belajar mengajar tetap dapat berjalan pascabencana.
Ia menambahkan, sekolah yang mengalami kerusakan berat diwacanakan akan menggunakan skema sekolah darurat. Saat ini pihaknya tengah menggalang dukungan dari masyarakat, relawan, dan organisasi nonpemerintah (NGO) agar pendidikan di Kabupaten Aceh Tamiang dapat segera berjalan kembali.
“Sebanyak 17 sekolah, terdiri atas 10 sekolah dasar (SD) dan tujuh sekolah menengah pertama (SMP), membutuhkan tenda untuk pelaksanaan sekolah darurat,” kata Sepriyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Forum Anak Wirama Kampanyekan Pagar Diri Cegah Pergaulan Berisiko
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- ByteDance dan Oracle Bentuk Perusahaan Baru untuk TikTok AS
- Kim Seon-ho dan Go Youn-jung ke Jakarta Januari 2026
- Jadwal Misa Natal 2025 Gereja Ganjuran, Ada 5 Sesi Ibadah
- Investasi Gunungkidul Tembus Rp687 Miliar, Serap 15.781 Pekerja
- Gunung Api Paling Aktif di Indonesia Sepanjang 2025
- Libur Nataru, 69 Personel SAR Siaga di Pantai Parangtritis
- Anomali Satelit Starlink, SpaceX dan NASA Pantau Puing Orbit
Advertisement
Advertisement



