Advertisement

Anak Harimau Sumatra Mati karena Malnutrisi dan Dehidrasi di Taman Margasatwa

Newswire
Rabu, 02 Juli 2025 - 14:57 WIB
Ujang Hasanudin
Anak Harimau Sumatra Mati karena Malnutrisi dan Dehidrasi di Taman Margasatwa Harimau Sumatra. - Bisnis Indonesia/Andi Rambe

Advertisement

Harianjogja.com, PADANG - Seekor anak harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) berjenis kelamin jantan mati karena mengalami malanutrisi dan dehidrasi di Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).

"Pada 1 Juni pukul 09.00 pagi, berdasarkan hasil pemeriksaan, anak harimau sumatra ini dinyatakan mati oleh tim medis," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumbar Hartono di Padang, Rabu.

Advertisement

Berdasarkan hasil nekropsi diketahui bahwa penyebab kematian anak harimau ini karena mengalami malanutrisi dan dehidrasi. Hasil itu diperkuat lewat pemantauan CCTV yang memperlihatkan induk harimau sudah beberapa hari tidak menyusui anaknya.

"Jadi, anak harimau yang mati di TMSBK Bukittinggi karena mengalami malanutrisi dan dehidrasi," kata Hartono.

Ia mengatakan anak harimau tersebut lahir pada 24 Juni 2025 pukul 03.00 pagi. Sejak awal anak harimau tersebut berada satu kandang dengan induknya. Petugas secara rutin terus memantau perkembangan lewat kamera pengintai atau CCTV.

"Petugas memantau perkembangan dan pengawasan lewat layar monitor, karena pada saat itu induknya memang tidak bisa didekati," kata dia.

BACA JUGA: Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Masih Gratis, PT JMJ Tunggu Keputusan Menteri PU Soal Tarif

Kemudian pada 29 Juni, hasil monitoring petugas lewat layar monitor mendapati induk harimau mengalami stres dan anaknya selalu dipindahkan dengan cara digigit.

Setelah melalui pertimbangan tim medis akhirnya memutuskan untuk mengevakuasi anak harimau dari induknya. Apalagi, selama satu hingga dua hari terakhir induk harimau tidak mau lagi menyusui anaknya.

"Tim medis berkoordinasi dengan kami BKSDA Sumatera Barat menyatakan bahwa anak harimau harus dievakuasi dari induknya," kata dia.

Setelah berhasil mengevakuasi atau memindahkan anak harimau dengan induknya, petugas memberikan susu kambing sebagai pengganti susu induk harimau.

Lebih jauh ia menjelaskan hasil penelusuran tim medis bersama BKSDA, anak harimau yang mati tersebut merupakan generasi keenam. Sementara lima generasi lainnya, pada umumnya mengalami kelainan genetik dari induk yang sama.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

DPAD DIY Gelar Festival Literasi Jogja 2025, Cek Tanggalnya di Sini

Bantul
| Kamis, 03 Juli 2025, 08:27 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement