Advertisement
Iran Segera Tutup Selat Hormuz, Ini Sejarah dan Fakta Jalur Penting Pasokan Minyak Dunia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Selat Hormuz yang merupakan jalur penting untuk pasokan minyak dunia bakal ditutup oleh Iran.
Parlemen Iran menyetujui penutupan Selat Hormuz untuk seluruh kegiatan pelayaran pada Minggu (22/6/2025). "Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup," kata Mayor Jenderal Esmaeli Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional di Parlemen Iran, sebagaimana disiarkan televisi Iran Press TV, Senin (23/6/2025) waktu Indonesia.
Advertisement
Selat Hormuz merupakan salah satu jalur laut yang paling penting bagi lalu lintas pasokan minyak dunia. "Keputusan akhir mengenai hal tersebut akan ditetapkan oleh Dewan Keamanan Tertinggi Nasional," kata dia, merujuk pada otoritas keamanan tertinggi di Iran.
Kabar penutupan ini mengejutkan dan membuat sejumlah negara khawatir akan berdampak pada penyaluran minyak dunia.
Pasalnya selat ini menjadi jalur strategis yang membawa sekitar seperlima minyak dunia untuk diekspor berbagai negara.
Sejarah Selat Hormuz
Selat Hormuz berada di antara Oman dan Iran. Selat ini menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab dan pada titik tersempit yang lebarnya hanya 21 mil atau sekitar 39 km.
Kemudian untuk letaknya, tepat berada di antara Oman dan Iran. Selat ini menghubungkan jalur laut dari negara-negara di Teluk (Irak, Kuwait, Arab Saudi, Bahrain, Qatar, dan Uni Emirat Arab) dengan Laut Arab dan sekitarnya.
Meskipun titik tersempit di selat itu hanya selebar 33 km, jalur pelayaran di kedua arah selebar 3 km.
Fakta Menarik Selat Hormuz
Jutaan Barel Minyak lewat Setiap Hari
Selat Hormuz menjadi salah satu "titik rawan" minyak paling vital di dunia, kata pejabat energi AS. Dalam perairan tersebut, merupakan bagian penting dari infrastruktur perdagangan global, memfasilitasi transit jutaan barel minyak dan produk minyak bumi per hari, menurut Badan Informasi Energi (EIA)-cabang Departemen Energi AS.
Sekitar seperenam minyak dunia diangkut melalui selat ini – 17,2 juta barel per hari. Ini termasuk sebagian besar minyak dari anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) Arab Saudi, Iran, UEA, dan Kuwait. Qatar, eksportir LNG terbesar di dunia, juga mengirimkan sebagian besar LNG-nya melalui selat ini.
Dikendalikan Dua Negara
Iran mengendalikan sisi utara selat tersebut, yang membentang di sepanjang perbatasannya. Kemudian Oman serta Uni Emirat Arab yang mengendalikan sisi selatan.
Iran pun telah lama menggunakan ancaman penutupan selat tersebut sebagai cara untuk menangkal tekanan Barat.
Sejarah penyerangan di Selat Hormuz
Melansir Al Jazeera, selama Perang Iran-Irak pada tahun 1980-an, kedua negara secara rutin saling mengancam pengiriman minyak.
Pada tahun 1988, kapal perang AS Vincennes menembak jatuh sebuah pesawat penumpang Iran, menewaskan 290 orang dalam apa yang disebut Washington sebagai sebuah kecelakaan.
Pada tahun 2010, sebuah kapal tanker minyak Jepang diserang oleh kelompok yang terkait dengan al-Qaeda.
Pentingnya Selat Hormuz
Apabila jalur terganggu, akan timbul kenaikan biaya pengiriman dan menyebabkan keterlambatan pasokan.
Pada 2024 dan kuartal pertama tahun 2025, EIA mencatatkan lebih dari seperempat perdagangan minyak maritim global mengalir melalui Selat Hormuz, yang setara dengan sekitar seperlima dari konsumsi minyak dan minyak bumi di seluruh dunia.
Badan tersebut memperkirakan sekitar 20 juta barel minyak telah melewati selat tersebut setiap hari sejak setidaknya tahun 2020, dengan data pelacakan kapal tanker menunjukkan hampir 40% barel tahun lalu diekspor dari Arab Saudi — yang terbanyak dari negara mana pun.
Bersama dengan minyak mentah dan produk minyak bumi, selat tersebut juga memungkinkan sekitar seperlima dari perdagangan gas alam cair dunia pada tahun 2024, yang terutama berasal dari Qatar, kata EIA.
Dampak Selat Hormuz Ditutup
Gangguan pada aliran minyak melalui selat tersebut akan berdampak buruk pada beberapa pasar, seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan, yang mengimpor sebagian besar minyak dan gas yang melewatinya pada 2024.
Di AS, lembaga tersebut melaporkan bahwa impor minyak melalui Selat Hormuz hanya mencapai 7% dari total impor minyak negara tersebut dan 2% dari konsumsi minyak bumi cairnya selama periode yang sama.
Namun, para pejabat memperingatkan bahwa gangguan apa pun terhadap aliran minyak melalui selat tersebut dapat secara luas mengganggu pasar energi dan ekonomi internasional. Hal ini pun bisa menyebabkan terhambatnya pasokan dan mungkin naiknya harga minyak dan gas dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji Khusus, KPK: Ada Pihak yang Dipanggil Tapi Tidak Mau Hadir
- Bapanas Sebut Demo Sopir Truk ODOL Bisa Bikin Pasokan Pangan Terlambat
- KKP Minta Komdigi Blokir Situs yang Jual Pulau di Anambas Riau
- Menteri Budi Arie Lapor ke Prabowo Jumlah Kopdes Merah Putih yang Terbentuk Capai 80.133
- Pengamat Timur Tengah Ingatkan Serangan AS ke Iran Bisa Jadi Lonceng Perang Global
Advertisement

Proyek Tol Jogja-Solo Segmen Klaten-Prambanan Selesai, Operasional Penuh Tunggu Surat dari Kementerian
Advertisement

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju
Advertisement
Berita Populer
- Ini Tiga Situs Nuklir Iran yang Jadi Sasaran Amerika Serikat
- Makan Bergizi Gratis Disebut Tak Terpengaruh Kondisi Global, Kantor Komunikasi Presiden: Pakai Pangan Lokal
- Diskon Tiket Kereta Cepat hingga 20 Persen Berlaku di Liburan Sekolah
- Rusia: Sejumlah Negara Siap Memasok Senjata Nuklir ke Iran
- Menhan AS: Serangan Bukan untuk Menyasar Pasukan dan Rakyat Iran
- Paus Leo XIV Desak Terciptanya Perdamaian di Timur Tengah
- Parlemen Iran Setujui Penutupan Selat Hormuz untuk Semua Kegiatan Pelayaran
Advertisement
Advertisement