Advertisement

Militer Larang Jurnalis Meliput Wilayah yang Hancur Akibat Gempa Myanmar

Newswire
Senin, 31 Maret 2025 - 23:47 WIB
Sugeng Pranyoto
Militer Larang Jurnalis Meliput Wilayah yang Hancur Akibat Gempa Myanmar Seismograf gempa bumi - Ilustrasi - StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, MYANMAR—Jurnalis internasional dilarang oleh Junta Militer Myanmar mengakses daerah yang hancur akibat gempa bermagnitudo 7,7. Juru Bicara Militer Zaw Min Tun mengatakan larangan itu tidak lepas dari situasi yang tak memungkinkan. Kondisi ini seperti kurangnya layanan air, listrik, dan akomodasi. “[Jurnalis asing] tidak mungkin datang, tinggal, mencari tempat berteduh, atau bergerak di sini. Kami ingin semua orang memahami hal ini,” ujarnya seperti dikutip dari Myanmar Now, Senin (31/3/2025).

 Adapun gempa yang terjadi pada Jumat (28/3/2025) itu mengakibatkan kerusakan di Mandalay, Naypyidaw, serta di beberapa bagian wilayah Sagaing dan negara bagian Shan selatan. Departemen Meteorologi dan Hidrologi Myanmar telah melaporkan 34 gempa susulan sejak Jumat. Hal ini semakin memperparah krisis.

Advertisement

BACA JUGA : Pohon Tumbang Timpa Jemaah Salat Id di Alun-Alun Pemalang, Dua Meninggal Dunia

Hingga saat ini, militer menyebut jumlah korban tewas sekitar 1.700 orang. Sementara, lebih dari 3.400 orang terluka dan lebih dari 300 orang masih hilang. Kepala Junta Jenderal Senior Min Aung Hlaing memperingatkan bahwa jumlah kematian dapat meningkat dan pemerintahannya menghadapi situasi yang menantang. India, Cina, dan Thailand termasuk di antara negara tetangga Myanmar yang telah mengirimkan bahan bantuan dan tim, bersama dengan bantuan dan personel dari Malaysia, Singapura, dan Rusia. "Kerusakan telah meluas, dan kebutuhan kemanusiaan meningkat setiap jamnya," kata Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dalam sebuah pernyataan.

Menurutnya, dengan meningkatnya suhu dan mendekatnya musim hujan dalam hitungan minggu, ada kebutuhan mendesak untuk menstabilkan masyarakat yang terkena dampak sebelum krisis sekunder yang muncul. Imbas gempa, infrastruktur penting - termasuk jembatan, jalan raya, bandara, dan rel kereta api - di negara berpenduduk 55 juta jiwa ini rusak. Hal ini memperlambat upaya kemanusiaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : bisnis com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Mau ke Malioboro? Parkir di Gor Amongraga, Ada Shuttle Bus Siap Mengantar

Jogja
| Rabu, 02 April 2025, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Dusun Mlangi dan Jejak Islam di Jogja

Wisata
| Minggu, 23 Maret 2025, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement