Advertisement
Militer Larang Jurnalis Meliput Wilayah yang Hancur Akibat Gempa Myanmar
Seismograf gempa bumi - Ilustrasi - StockCake
Advertisement
Harianjogja.com, MYANMAR—Jurnalis internasional dilarang oleh Junta Militer Myanmar mengakses daerah yang hancur akibat gempa bermagnitudo 7,7. Juru Bicara Militer Zaw Min Tun mengatakan larangan itu tidak lepas dari situasi yang tak memungkinkan. Kondisi ini seperti kurangnya layanan air, listrik, dan akomodasi. “[Jurnalis asing] tidak mungkin datang, tinggal, mencari tempat berteduh, atau bergerak di sini. Kami ingin semua orang memahami hal ini,” ujarnya seperti dikutip dari Myanmar Now, Senin (31/3/2025).
Adapun gempa yang terjadi pada Jumat (28/3/2025) itu mengakibatkan kerusakan di Mandalay, Naypyidaw, serta di beberapa bagian wilayah Sagaing dan negara bagian Shan selatan. Departemen Meteorologi dan Hidrologi Myanmar telah melaporkan 34 gempa susulan sejak Jumat. Hal ini semakin memperparah krisis.
Advertisement
BACA JUGA : Pohon Tumbang Timpa Jemaah Salat Id di Alun-Alun Pemalang, Dua Meninggal Dunia
Hingga saat ini, militer menyebut jumlah korban tewas sekitar 1.700 orang. Sementara, lebih dari 3.400 orang terluka dan lebih dari 300 orang masih hilang. Kepala Junta Jenderal Senior Min Aung Hlaing memperingatkan bahwa jumlah kematian dapat meningkat dan pemerintahannya menghadapi situasi yang menantang. India, Cina, dan Thailand termasuk di antara negara tetangga Myanmar yang telah mengirimkan bahan bantuan dan tim, bersama dengan bantuan dan personel dari Malaysia, Singapura, dan Rusia. "Kerusakan telah meluas, dan kebutuhan kemanusiaan meningkat setiap jamnya," kata Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dalam sebuah pernyataan.
Menurutnya, dengan meningkatnya suhu dan mendekatnya musim hujan dalam hitungan minggu, ada kebutuhan mendesak untuk menstabilkan masyarakat yang terkena dampak sebelum krisis sekunder yang muncul. Imbas gempa, infrastruktur penting - termasuk jembatan, jalan raya, bandara, dan rel kereta api - di negara berpenduduk 55 juta jiwa ini rusak. Hal ini memperlambat upaya kemanusiaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Impor Pakaian Bekas Ilegal Diduga Berasal dari Tiga Negara Ini
- Kereta Khusus Petani Pedagang Rute Merak-Rangkasbitung Siap Beroperasi
- Jaksa Umumkan Tersangka Baru dalam Kasus Perampokan Museum Louvre
- WHO Sebut Cacar Monyet Terdeteksi di 5 Negara di Luar Afrika
- Mulai 3 November, Tiket Pendakian Gunung Rinjani Resmi Naik
Advertisement
Tren Event Sport Tourism Tingkatkan Pergerakan Wisatawan di DIY
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24, 2 November
- Raja Keraton Surakarta Hadiningrat Paku Buwono XIII Wafat Hari Ini
- Barcelona Vs Elche, Lewandowski dan Olmo Bisa Dimainkan
- Jenazah Paku Buwono XIII Akan Dimakamkan di Makam Raja Imogiri Bantul
- Hasil Tottenham Hotspur Vs Chelsea, The Blues Menangi Derbi London
- Sebelum Meninggal, Paku Buwono XIII Tunjuk Penerus Raja Keraton Solo
- Angkut 50 Penumpang, Bus Eka Persada Terbakar di Tol Boyolali
Advertisement
Advertisement



