Anggota DPR Sebut Bantuan Beras Sering Kali Tidak Tepart Sasaran, Banyak Mafia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Anggota Komisi IV DPR Fraksi Golkar Adrianus Asia Sidot menyoroti bantuan pangan untuk kelompok rentan seperti bantuan beras yang dinilai tidak tepat sasaran. Wakil rakyat itu juga menyebut acap kali ada permainan mafia yang bermain di balik bantuan beras yang diberikan pemerintah.
Hal itu Adrianus Asia Sidot di hadapan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV di Kompleks Senayan DPR, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Advertisement
“… bantuan beras bantuan pangan ini seringkali tidak tepat sasaran, tidak sampai pada orang yang seharusnya menerima atau justru ada penyimpangan yang ada di lapangan,” kata Adrianus.
Pasalnya, dia mengungkap ada banyak permainan mafia dalam penerimaan bantuan beras. Padahal, ungkap dia, kebijakan yang sudah ditetapkan di tingkat pusat tidak terlaksana dengan baik di lapangan.
“Di lapangan kadang-kadang banyak permainan, banyak mafianya, seperti yang saya katakan tadi di tingkat pusat bagus tetapi di daerah atau di lapangan yang melenceng dari kebijakan,” ujarnya.
Adrianus pun meminta agar Bapanas terus melakukan pemantauan secara berkala dan khusus mengawasi yang bantuan beras untuk kelompok rentan pangan alias masyarakat yang masuk ke kategori miskin.
BACA JUGA: Bansos Beras Kembali Disalurkan Bulan Ini, Berikut Daftar Penerima di Kabupaten Sleman
“Penerima bantuan ini juga harus betul-betul diawasi, di-update terus datanya sehingga bantuan itu tepat sasaran,” pintanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Bapanas juga meminta tambahan anggaran belanja bernilai jumbo, yakni senilai Rp31,01 triliun untuk menyalurkan bantuan pangan seperti stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) beras, telur ayam, hingga daging ayam.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan usulan anggaran tambahan ini untuk penyelenggaraan dan penyaluran cadangan pangan pemerintah, baik melalui bantuan pangan, SPHP beras, maupun outlet lainnya.
Dia menjelaskan bahwa tambahan anggaran itu untuk memenuhi bantuan pangan beras kepada 16 juta penerima bantuan beras (PBP) selama 6 bulan pada 2025.
“Ini memang 6 bulan lalu untuk bantuan pangan [beras] 10 kg untuk 16 juta KPM [keluarga penerima manfaat] atau PBP,” ujar Arief.
Untuk bantuan beras, Bapanas membutuhkan anggaran belanja tambahan senilai Rp29,39 triliun. Selain itu, Bapanas juga membutuhakn anggaran senilai Rp474,92 miliar untuk bantuan jagung. Lalu, bantuan pangan berupa kedelai senilai Rp308,26 miliar.
Selain itu, Arief menyampaikan bantuan pangan juga diberikan berupa daging ayam dan telur ayam dengan total anggaran Rp831,98 miliar. Alhasil, total anggaran tambahan yang diminta Bapanas adalah Rp31,01 triliun.
Arief menjelaskan bahwa bantuan pangan ini juga diperuntukkan untuk keluarga risiko stunting (KRS). “Untuk bantuan pangan stunting kepada 1,5 juta KRS, 1 kg daging ayam, dan 10 pcs telur ayam selama 6 bulan,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
- Pengaruh Dukungan Anies Vs Dukungan Jokowi di Pilkada Jakarta 2024, Siapa Kuat?
- Yusril Bantah Mary Jane Bebas, Hanya Masa Hukuman Dipindah ke Filipina
- ASN Diusulkan Pindah ke IKN Mulai 2025
- Pelestarian Naskah Kuno, Perpusnas Sebut Baru 24 Persen
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Salurkan Bantuan Pangan, Bapanas Minta Tambahan Rp31 Triliun Tahun Depan
- Lapor Mas Wapres Kebanjiran Orang Iseng, dari Cekcok Pasutri hingga Penghentian Lumpur Lapindo
- Polisi Sebut Lab Narkoba Hasis dan Happy Five di Bali Mampu Raup Rp1,5 Triliun dalam 3 Bulan
- Berantas Judi Online, Kemenkomdigi Pertimbangkan Libatkan Gamers
- BUMN Dukung Upaya BP Haji Tingkatkan Kualitas Pelayanan Haji
- Pelestarian Naskah Kuno, Perpusnas Sebut Baru 24 Persen
- ASN Diusulkan Pindah ke IKN Mulai 2025
Advertisement
Advertisement