Luhut Ungkap Wacana Penyaluran Subsidi Tak Lagi Lewat Kementerian untuk Cegah Korupsi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan wacana penyaluran subsidi tak lagi lewat kementerian. Hal itu tak lepas dari digitalisasi yang dilakukan pemerintah.
Ia menyebut, pemerintah akan mengintegrasikan 27 aplikasi pemerintah ke dalam satu portal. Dengan layanan digital tersebut, setiap penduduk akan memiliki single data atau satu nomor ID. Luhut mengatakan, layanan satu data itu pun bakal memudahkan penyaluran subsidi kepada perorangan.
Advertisement
"Itu semua nanti subsidi tidak ada lagi melalui kementerian. Ya sudah kalau subsidi misal pupuk [dananya] US$3 miliar, ya sudah [disalurkan] by name by address, kirim, dia terus beli pupuknya dari E-katalog. Kita monitor," ucap Luhut dalam acara Kompas 100 CEO Forum Ke-15 yang disiarkan secara daring dikutip, Minggu (13/10/2024).
BACA JUGA: Penerapan Rencana Pembatasan BBM Subsidi Makin Mengerucut
Dia menilai semua itu bisa dilakukan dengan teknologi. Oleh karena itu, Luhut menyebut digitalisasi adalah sebuah keniscayaan. Purnawirawan TNI itu pun mengatakan penyaluran subsidi melalui e-katalog bisa mencegah kecurangan ataupun korupsi.
E-katalog merupakan aplikasi belanja online yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Aplikasi ini berfungsi untuk memfasilitasi pengadaan barang dan jasa pemerintah secara elektronik
Luhut mengatakan, pihaknya terus mengembangkan E-katalog. Dia mencontohkan dulu barang dan jasa yang tersedia di aplikasi itu hanya sekitar 50.000 item. Namun, saat ini jumlahnya bertambah menjadi 9,6 juta item.
"Ini [E-katalog] membuat nanti efisiensi, membuat mengurangi korupsi, membangun industri baru dan membuat TKDN [tingkat komponen dalam negeri] juga lapangan kerja," jelas Luhut.
Pria berdarah Batak itu menambahkan bahwa dengan E-katalog seseorang tidak bisa bertatap muka langsung. Luhut menyebut, semua transaksi tercatat oleh sistem. Untuk itu, dia kembali menekankan bahwa digitalisasi tersebut bisa mencegah orang melakukan korupsi.
"Nggak ada lagi orang ketemu in person, jadi deal dengan mesin. Akibatnya memaksa orang untuk disiplin, maksa orang untuk tidak bisa macam-macam," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
- Pengaruh Dukungan Anies Vs Dukungan Jokowi di Pilkada Jakarta 2024, Siapa Kuat?
- Yusril Bantah Mary Jane Bebas, Hanya Masa Hukuman Dipindah ke Filipina
- ASN Diusulkan Pindah ke IKN Mulai 2025
- Pelestarian Naskah Kuno, Perpusnas Sebut Baru 24 Persen
Advertisement
Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Selama Agustus Oktober, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta Terbtkan Belasan Ribu Paspor
- Badan Geologi Kementerian ESDM Mendorong Seluruh Kawasan Bentang Karst di Indonesia Dilindungi
- KAI Angkut 344 Juta Penumpang Periode Januari-Oktober 2024
- Kemenpar Usulkan Tambahan Dana Rp2,2 Triliun di 2025, Ini Tujuannya
- Tiga Tol Akses ke IKN Dibuka Fungsional Mulai 2025, Belum Dikenakan Tarif
- Khawatir Muncul Serangan Udara, Italia Tutup Sementara Kedubesnya di Ukraina
- Korupsi Dana Bantuan Kesehatan, Eks Kepala Puskesmas di Purbalingga Dihukum 1 Tahun Penjara
Advertisement
Advertisement