Advertisement
Badan Geologi Kementerian ESDM Mendorong Seluruh Kawasan Bentang Karst di Indonesia Dilindungi

Advertisement
Harianjogja.com, MAKASSAR–Badan Geologi Kementerian ESDM mendorong kawasan bentang karst yang tersebar di Indonesia agar dilindungi.
Salah satunya Kawasan Bentang Karst Maros-Pangkep seluas 42.600 hektare atau karst terluas di Indonesia dan ketiga di dunia. "Hal itu menjadi urgen, sehingga Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hadir di sini untuk memberikan pemahaman pentingnya kawasan lindung geologi itu," kata General Manager Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep, Dedy Irfan dikutip Kamis (21/11/2024)
Advertisement
Karena itu, kata dia, Sosialisasi Kawasan Lindung Geologi yang digagas Badan Geologi, Kementerian ESDM di Makassar selama dua hari, yakni 19-20 November 2024, diharapkan dapat menguatkan pelaksanaan di lapangan.
Kondisi itu mengingat maraknya aktivitas pertambangan dan pesatnya pembangunan infrastruktur di sekitar wilayah bentang karst atau pegunungan kapur itu.
Dedy mengatakan sosialisasi yang digelar Badan Geologi ini salah satu tujuannya untuk menguatkan pengelola kawasan bentang karst dengan mengoptimalkan perlindungan melalui kolaborasi multipihak.
Hingga saat ini, Indonesia telah menetapkan tiga kawasan Cagar Alam Geologi (CAG) dan 14 Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK), termasuk di dalamnya Bentang Alam Karst Maros Pangkep yang baru diresmikan tahun ini.
Sementara itu, Sekjen Masyarakat Geowisata Indonesia (MAGI) Sunung Baskoro mengatakan KBAK memiliki potensi sebagai geowisata dan juga memiliki nilai sejarah dari sudut arkeologi, karena terdapat situs-situs purbakala seperti di Leang-Leang, Maros yang terdapat bekas telapak tangan dan gambar babi rusa yang diprediksi 40 ribu tahun silam.
BACA JUGA: Kawasan Bentang Alam Karst Gunungkidul Minta Diatur Lebih Detail, Pemkab: Demi Masyarakat
Dia mengatakan, banyak KBAK di wilayah Indonesia Timur itu merupakan peninggalan prasejarah dari sisi arkeologi maupun dari geologi, sehingga perlu adanya penelitian kolaborasi antara arkeologi dan geologi dan memunculkan cabang geoarkeologi.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Geologi Tata Lingkungan Indonesia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Indra Badri mengatakan, KBAK menyimpan banyak keunikan yang berbeda dari satu lokasi dengan lokasi lainnya.
"Karena itu, KBAK yang menyimpan banyak keunikan itu harus dilakukan konservasi dan dilakukan penataan di lapangan," ujarnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sultan HB X Dukung Penuntasan Kasus Korupsi Mantan Bupati Sleman SP
Advertisement

5 Tempat Nongkrong sambil Ngopi di Jalan Slamet Riyadi Kota Solo
Advertisement
Berita Populer
- BMKG Catat 166 Kali Gempa Susulan di Sumenep
- Indonesia dan Inggris Sepakat Kerja Sama Riset Bencana Geologi
- KLB Keracunan Menu MBG, Pemerintah Evaluasi Menyeluruh
- Kejaksaan Berpotensi Periksa Bupati Harda Terkait Dana Hibah Pariwisata
- DPRD DIY Dukung Pesan Megawati soal Riset BRIN
- Harper Malioboro Yogyakarta Gelar Pelatihan Bahasa Mandarin
- Minimarket di Jetis Bantul 2 Kali Dibobol, Pelaku Lubangi Tembok
Advertisement
Advertisement