Advertisement

Semeru Erupsi 102 Detik, Kolom Erupsi Tak Bisa Diamati

Newswire
Rabu, 07 Agustus 2024 - 07:57 WIB
Sunartono
Semeru Erupsi 102 Detik, Kolom Erupsi Tak Bisa Diamati Gunung Semeru erupsi pada pukul 07.14 WIB, Senin (10/6/2024). Antara - ist/PVMBG

Advertisement

Harianjogja.com, MALANG—Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur, kembali erupsi pada Rabu dini hari dengan amplitudo (getaran) maksimum 22 milimeter (mm).

"Erupsi berdurasi 102 detik itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm pada pukul 01.51 WIB," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi, Rabu (7/8/2024).

Advertisement

Menurutnya, tinggi kolom erupsi tersebut tidak teramati dari pos pengamatan Gunung Semeru, begitupun dua erupsi sebelumnya. Namun aktivitas tersebut dilaporkan adalah erupsi Gunung Semeru yang kelima kalinya sejak Selasa (6/8) pagi pukul 07:37 WIB.

BACA JUGA : Selasa Pagi, Semeru Erupsi Tiga Kali

Pagi itu, petugas pos pengamatan mendapati tinggi kolom letusan Gunung Semeru berjarak lebih kurang 500 meter di atas puncak, atau 4.176 meter di atas permukaan laut. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat daya.

Gunung Semeru berstatus Waspada atau Level II, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Kemudian di luar jarak tersebut, lanjutnya, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

BACA JUGA : Suplai Magma Masih Terjadi di Gunung Lewotobi, Erupsi Terjadi Setiap Hari

Selain itu, perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tanaman Cabai di Galur Terserang Hama, Dinas Pertanian Kulonprogo Lakukan Ini

Kulonprogo
| Senin, 16 September 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement