Advertisement

Promo November

Australia Ungkap Adanya Situs Berbahaya Mampu Pulihkan Gangguan Windows

Rika Anggraeni
Minggu, 21 Juli 2024 - 09:57 WIB
Sunartono
Australia Ungkap Adanya Situs Berbahaya Mampu Pulihkan Gangguan Windows Ilustrasi peretasan - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Badan intelijen siber Australia mengungkap adanya situs web berbahaya dan kode tidak resmi yang dirilis secara online dengan tujuan membantu pemulihan dari pemadaman global pada Jumat (19/7/2024), pasca sistem operasi Windows yang mengalami gangguan (down).

Australia merupakan salah satu negara yang terdampak pemadaman listrik massal di seluruh dunia pasca pembaruan perangkat lunak Sensor Falcon dari CrowdStrike. Melansir dari Reuters, Sabtu (20/7/2024), pada hari Sabtu, Direktorat Sinyal Australia (ASD) yang merupakan badan intelijen siber Australia mengatakan bahwa sejumlah situs web jahat dan kode tidak resmi dirilis dengan klaim membantu entitas pulih dari pemadaman listrik yang meluas yang disebabkan oleh insiden teknis CrowdStrike.

Advertisement

BACA JUGA : Server Pemkab Gunungkidul Mendapat Serangan Siber 3.600 Kali

Di situs webnya, badan tersebut mengatakan pusat keamanan sibernya “sangat menganjurkan semua konsumen untuk mendapatkan informasi teknis dan pembaruan dari sumber resmi CrowdStrike saja”.

Menteri Keamanan Siber Clare O'Neil mengatakan di platform media sosial X (sebelumnya Twitter) bahwa warga Australia harus waspada terhadap kemungkinan penipuan dan upaya phishing. “Penipu mencoba mengeksploitasi pemadaman yang disebabkan oleh insiden teknis CrowdStrike.

emerintah Australia mendesak bisnis dan komunitas Australia untuk waspada terhadap penipuan,” kata Clare di akun media X miliknya, Sabtu (20/7/2024). Clare juga mengimbau agar warga Australia jangan terlibat dengan situs web, email, teks, dan panggilan telepon yang mencurigakan.

BACA JUGA : Disbud Jogja Dorong Plang Nama Jalan di Jogja Semua Dilengkapi Aksara Jawa

Di Australia, pemadaman listrik juga menimpa Commonwealth Bank of Australia. Bank terbesar di Australia itu mengatakan bahwa beberapa nasabah tidak dapat mentransfer uang. Bukan hanya bank, maskapai penerbangan nasional Qantas dan bandara Sydney juga mengatakan pesawat-pesawat tertunda tetapi masih terbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Hindari Kerusakan, Distribusi Logistik Pilkada 2024 Dibungkus Plastik Berlapis

Sleman
| Minggu, 24 November 2024, 09:27 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement