Advertisement
Konflik Iran-Israel Bayangi Inflasi di Indonesia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Konflik Iran-Israel membayangi inflasi di Indonesia sehingga harus diwaspadai bersama.
“Yang perlu diperhatikan adalah dari sisi inflasi. Kita tahu saat konflik pecah, arus barang terganggu, suplai terganggu, maka biasanya harga-harga akan naik,” kata Ekonom Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teuku Riefky di Jakarta, Senin (15/4/2024).
Advertisement
Dia merinci harga barang dan pangan kemungkinan besar akan meningkat. Lebih lanjut, imported inflation atau inflasi yang berasal dari luar negeri juga berpotensi terjadi.
“Ini yang perlu kita waspadai, di samping inflasi yang selama ini sudah terjadi di dalam negeri,” tutur dia.
Senada, ekonom sekaligus mantan Menteri Riset dan Teknologi RI periode 2019 -2021 Bambang Brodjonegoro menyampaikan serangan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam dapat menimbulkan adanya potensi peningkatan inflasi Indonesia.
Bambang memprediksi ada tekanan terhadap inflasi Indonesia yang sedikit lebih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh tiga faktor utama baik dari internal maupun eksternal.
Pertama, tingginya inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) yang masih menjadi faktor utama terhadap inflasi Indonesia.
Baca Juga
Diserang Iran, Israel Menunda Invasi Darat ke Kota Rafah
Iran Mengklaim Serangan ke Israel Hanya ke Situs Militer
Iran Serang Israel, Harga Minyak Dunia Bisa Bergejolak dan Pengaruhi Indonesia
Kedua, inflasi pada harga barang yang diatur pemerintah seperti bahan bakar minyak (BBM) serta liquefied petroleum gas (LPG).
Ketiga, inflasi yang berasal dari luar negeri atau imported inflation yang disebabkan kenaikan harga-harga di luar negeri, pelemahan rupiah serta gangguan distribusi global.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah menyiapkan sejumlah kebijakan strategis untuk memastikan agar konflik Iran-Israel tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian nasional.
Untuk mengambil langkah-langkah antisipasi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pun menyelenggarakan rapat dengan sejumlah duta besar negara sahabat pada Senin.
Rapat tersebut salah satunya membahas respons dampak konflik di tingkat regional dan global, kinerja sektor perbankan dan pasar modal, pengendalian inflasi, serta rencana koordinasi bauran kebijakan fiskal dan moneter dengan otoritas terkait untuk strategi pengendalian nilai tukar dan pengelolaan defisit anggaran.
Ia menyampaikan pemerintah akan terus mencermati perkembangan global dan regional serta mengambil langkah-langkah terbaik untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tidak Hadir dalam Sidang Sengketa Pileg, 2 Pemohon Dianggap MK Tidak Serius
- Kemenparekraf Ingin Iuran Pariwisata dari APBN
- Tiga Ribu Lebih WNI Terjerat Online Scam Sejak 2021
- 66 Pegawai KPK Terlibat Pungli, Dua Rutan Dinonaktifkan
- Kerusakan Akibat Gempa Garut Terjadi di Empat Kabupaten, Terparah Bandung
Advertisement
Jadwal Indonesia Vs Irak, Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mandi di Pantai, 2 Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
- 2 Penambang Tertimbun Galian Batubara, Basarnas Terjunkan Tim Evakuasi
- Prabowo Puji Jokowi: Betapa Besar Pak Presiden Siapkan Saya
- Bengkel Motor di Cilangkap Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp500 Juta
- Presiden Jokowi Teken UU DKJ, Peralihan Status Ibu Kota dari Jakarta ke IKN
- World Central Kitchen di Jalur Gaza Kembali Beroperasi Pasca 7 Pekerja Terbunuh
- Jelang Pensiun, Presiden Jokowi Terima Kunjungan PM Singapura Lee Hsien Loong
Advertisement
Advertisement