Advertisement

Penjara Aneh di Bolivia, Napi Perlu Bayar Sewa Sel Hingga Bisa Ajak Keluarga

Lajeng Padmaratri
Senin, 08 Januari 2024 - 17:27 WIB
Lajeng Padmaratri
Penjara Aneh di Bolivia, Napi Perlu Bayar Sewa Sel Hingga Bisa Ajak Keluarga Penjara San Pedro di La Paz, Bolivia. - Mirror

Advertisement

Harianjogja.com, LA PAZ—Salah satu penjara di Bolivia terkenal dengan keanehannya. Para narapidana diharuskan membayar sewa untuk mendapatkan sel, bahkan bisa mengajak serta keluarganya untuk tinggal di sana.

Melansir Mirror, penjara San Pedro di La Paz, Bolivia itu pernah dipuji sebagai salah satu "tempat paling aneh di dunia" karena memaksa narapidana membayar sel mereka yang memiliki rating bintang dan bak mandi jacuzzi.

Advertisement

BACA JUGA: Bukan Anjing Penjaga, Penjara Ini Gunakan Angsa Ini untuk Cegah Napi Melarikan Diri

Bahkan, penjara itu terkenal sebagai tempat wisata. Selama bertahun-tahun, wisatawan berbondong-bondong ke Bolivia untuk mengunjungi penjara San Pedro yang memiliki sistem berbasis kelas sosial yang dijalankan oleh para narapidana.

Penjara San Pedro menentang standar penjara yang lazim di seluruh dunia. Tempat ini menawarkan narapidana kesempatan untuk menjalani kehidupan yang lebih aman dalam kemewahan atau binasa di penjara tergantung pada biaya sewa yang mereka bayarkan.

Seorang warga Inggris Thomas McFadden tidak bisa berkata-kata ketika penjaga mengatakan kepadanya bahwa dia harus membayar biaya masuk $5 (Rp77 ribu) dan sewa $5.000 (Rp77 juta). Dia mendapati dirinya berada dalam situasi yang aneh setelah dia ditangkap dengan lima kilogram kokain di dalam kopernya.

“Meskipun dia tahu saya tidak punya uang, sang mayor mengatakan kepada saya bahwa saya perlu membeli sel penjara sendiri. Saya tidak pernah mampu membayar $5.000 yang mereka inginkan, yang belakangan saya sadari adalah hal yang sangat mustahil,” katanya dikutip dari Mirror.

Thomas memperkirakan kondisi penjara akan dianggap mengejutkan, namun ia segera menemukan pintu berwarna-warni, balkon, dan hamparan bunga yang semarak. Sel yang dinilai dengan bintang 5 dilengkapi dengan kamar terbaik, karpet, perpustakaan, microwave, dan banyak lagi. Narapidana juga dapat melakukan perjalanan ke tukang cukur.

BACA JUGA: Sengaja Merusak Uang Kartal, Siap-Siap Masuk Penjara 5 Tahun

Fasilitas lainnya meliputi restoran dan gereja. Narapidana dapat mencoba meningkatkan sistem kelas dengan melakukan pekerjaan seperti dokter gigi, pertukangan kayu, dan semir sepatu. Ciri-ciri kontrasnya lebih dari sekedar estetika, karena narapidana diperbolehkan membuat aturan masyarakat sendiri, yang dalam beberapa kasus, terdiri dari hukuman paling mematikan termasuk kelompok eksekusi. Bagian-bagian termiskin dari tempat tersebut menjadi sasaran para tahanan yang paling kejam, yang menjadikan masyarakat kelas bawah sebagai sasaran pemukulan setiap hari.

“Itu tidak berhenti sampai saya bisa melawan. Saya jarang keluar rumah karena saya khawatir apa yang akan terjadi,” kata Thomas. “Saya akan pergi ke kamar kecil pagi-pagi sekali agar saya tidak diserang.”

Meskipun demikian, banyak orang menganggap penjara itu sebagai tempat yang lebih aman bagi keluarga mereka untuk tinggal dibandingkan dengan kehidupan di luar tembok, lapor Escape.com.au. Adalah hal biasa bagi orang-orang terkasih untuk datang dan pergi sesuka mereka dari penjara yang dikelola narapidana. Sel-sel tersebut tidak memiliki jeruji dan penjaga yang tidak berseragam hanya ditempatkan di luar sel untuk meminimalkan pelarian narapidana.

Kini, masyarakat umum masih dapat membeli tur jalan kaki tepat di luar penjara, yang awalnya hanya menampung 250 narapidana. Kini, sekitar 3.000 tahanan dan keluarganya tinggal di dalamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Mirror

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Hasil Survei Pilkada Jogja: Singgih Raharjo Urutan Pertama, Disusul Heroe Poerwadi dan Eko Suwanto

Jogja
| Senin, 29 April 2024, 12:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement