Advertisement
Anies: Indonesia Harus Jadi Penentu, Jangan Hanya Pengikut Kebijakan Internasional
Calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan di kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2023). (JIBI - Bisnis/ Lukman Nur Hakim)\\r\\n
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Capres nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan mengatakan Indonesia harus mampu kembali lagi menjadi negara yang menentukan agenda dan menjadi inspirasi dunia (agenda setter).
Di hadapan 10 ribu peserta Konferensi Kebijakan Luar Negeri Indonesia (CIFP) 2023 di Jakarta, Sabtu, Anies dengan lantang menyuarakan bahwa sudah saatnya Indonesia menjadi pelaku aktif dan bukan hanya sebagai pengikut dalam menentukan kebijakan internasional menyangkut hajat hidup orang banyak.
Advertisement
"Spirit of [semangat dari] Bandung, dalam Konferensi Asia Afrika, jadi contoh bahwa Indonesia mampu menginspirasi dunia," kata Anies disambut tepuk tangan para peserta konferensi.
Dalam konferensi yang diselenggarakan Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI) itu, Anies menegaskan bahwa Indonesia harus mampu mengekspor gagasan yang bisa memberdayakan politik global.
Guna memaparkan gagasan atau arah kebijakan luar negeri, lanjutnya, Pemerintah harus memiliki pegangan nilai yang menjadi kompas atau penunjuk arah, sehingga memiliki dasar untuk berpijak.
Pegangan nilai yang dimaksud Anies itu, seperti privasi hidup manusia, integritas teritorial, dan keadilan. "Semua itu pegangan kami, selain Pancasila, dan pengalaman-pengalaman Indonesia yang pernah menjadi agenda setter," katanya.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa mewujudkan hal tersebut, peran kaum muda menjadi penting sebagai ujung tombak perubahan Indonesia di masa depan.
Selain Anies, CIFP 2023 juga dihadiri oleh capres nomor urut 2 Ganjar Pranowo. Anies dan Ganjar hadir dan menerima tantangan untuk menyampaikan pandangan mereka terkait politik atau kebijakan luar negeri yang harus dilakukan Indonesia ke depan.
Tema CIFP 2023 adalah "From Non-Alignment to Creative Alignments" untuk mencerminkan pentingnya merespons realita baru, di mana politik luar negeri bebas aktif Indonesia di abad ke-21 perlu secara kreatif merintis, membangun, dan memelihara berbagai keselarasan dengan negara-negara dari timur, barat, utara, dan selatan untuk kepentingan nasional Indonesia, kawasan, dan global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
Advertisement
Jemaat Gereja St Albertus Agung Buat Altar dari Barang Bekas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Banjir Rendam 22 Desa di Cirebon, 6.530 Warga Terdampak
- Hadapi Libur Nataru, Tol Semarang-Solo Siap Operasi
- Bakmi Jawa, Apem Contong, dan Tradisi Nyumbang Jadi WBTB Gunungkidul
- Koalisi Pax Silica, AS Tantang China di AI dan Mineral
- Kata Thom Haye Usai Persib Kalah 0-2 dari Malut United
- Fans Mengamuk, Acara Peresmian Patung Messi di India Berujung Chaos
Advertisement
Advertisement




