Advertisement

Penyebaran Cacar Monyet Didominasi Oleh Faktor Hubungan Sesama Jenis

Newswire
Kamis, 02 November 2023 - 23:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Penyebaran Cacar Monyet Didominasi Oleh Faktor Hubungan Sesama Jenis Monkeypox atau cacar monyet. - Foto/CDC

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Sekitar 84,3% pasien cacar monyet yaitu lelaki yang melakukan kontak seksual dengan sesamanya dan 6,5% teridentifikasi sebagai biseksual.

Hal itu diungkap oleh pakar dermatologi sekaligus Ketua Satuan Tugas Mpox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Hanny Nilasari. "Usianya sangat muda 31 - 40 tahun. Diseminasinya melalui kontak seksual dan melakukan kontak seksual berisiko tanpa kondom," kata dia dalam sebuah webinar kesehatan, Kamis (2/11/2023).

Advertisement

BACA JUGA: Kejati DIY Kantongi 2 Bukti Keterlibatan Lurah Maguwoharjo dalam Kasus Mafia Tanah Kas Desa

Oleh karena itu, sambung Hanny, tenaga kesehatan perlu menanyakan terkait riwayat seksual kepada pasien apabila mereka menduga ada kasus-kasus yang dicurigai sebagai cacar monyet atau Monkeypox (Mpox).

Gejala cacar monyet biasanya diawali nyeri kepala kemudian diikuti demam lebih dari 38 derajat Celicus dan nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar getah bening, diikuti munculnya ruam setelah satu atau tiga hari.

Penampakan ruam berupa ruam merah yang jumlahnya sedikit, tersebar secara regional artinya misalnya di area lengan, kemudian ada di area genital, tungkai dan lainnya.

"Distribusi ruamnya mulai dari area kepala, lebih padat di area wajah dan anggota badan, juga bisa muncul di area telapak tangan dan telapak kaki," kata Hanny.

Ruam ini kemudian diikuti lenting dan bintil dengan nanah di atasnya kemudian muncul keropeng. Pada saat peralihan dari ruam ke lesi bernanah, pasien umumnya mengalami gejala subjektif berupa nyeri atau gatal, kemudian saat ada keropeng umumnya rasa gatal yang terasa.

Hanny menjelaskan gejala ini berbeda dengan cacar air yang biasanya ditandai demam hingga 39 derajat Celcius, lalu ruam yang muncul dalam satu waktu bisa bermanifestasi banyak sekali yaitu bisa berupa kemerahan, bintil, lenting, dan ini ada di berbagai fase.

BACA JUGA: Cegah Persebaran Cacar Monyet, Dinkes DIY Bakal Skrining Kelompok Tertentu

"Perkembangan ruamnya cukup cepat untuk Varicella (cacar air) dan akan cepat berkembang menjadi keropeng dalam beberapa hari. Distribusi ruamnya lebih padat di area tubuh kemudian menyebar ke area lengan dan tungkai bawah," jelas dia.

Dia menambahkan ruam pada cacar air umumnya diikuti oleh rasa subjektif gatal. Angka kematian akibat penyakit ini sangat jarang terutama pada anak-anak.

Dia meminta masyarakat untuk mengenali dengan baik gejala sistemik cacar monyet (Monkeypox) ketika menginfeksi tubuh. “Gejala Monkeypox atau Mpox ini mirip dengan gejala cacar air atau yang sering disebut juga dengan varicella,” kata Hanny.

Meski memiliki gejala yang mirip dengan cacar air, katanya, gejala pada kedua penyakit ini memiliki perbedaan menonjol. Ia mengatakan orang terinfeksi cacar monyet mengalami gejala pembengkakan kelenjar getah bening atau lymphadenopathy, sedangkan penderita cacar air tidak ada gejala itu.

Ia mengatakan gejala sistemik cacar monyet didahului dengan nyeri kepala, kemudian demam akut lebih dari 38 derajat Celsius, nyeri tenggorokan yang diikuti dengan pembesaran atau pembengkakan kelenjar getah bening.

Ia mengatakan penemuan kasus terkonfirmasi Mpox saat ini bersifat lebih ringan, ruam maupun lesi yang terdapat pada tubuh penderita lebih sedikit, yakni kurang dari 20 lesi. “Sementara pada kasus sebelum-sebelumnya atau sebelum Tahun 2022 itu jumlah ruam atau lesi lebih dari 100 lesi,” ucap Hanny.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan per 31 Oktober 2023, kasus konfirmasi cacar monyet di Indonesia 30 kasus, terdiri atas 24 kasus di DKI Jakarta, lima kasus di Jawa Barat, dan satu kasus di Banten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harian Jogja Online, Kamis 2 Mei 2024, Persoalan Sampah di Jogja hingga Peringatan May Day 2024

Jogja
| Kamis, 02 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement