Advertisement
Selain Isu Laut China Selatan, Sekjen PBB juga Soroti Konflik Myanmar di KTT Asean
Advertisement
Harianjogja.com JAKARTA–Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres menyoroti tiga isu dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-13 Asean dan PBB di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Pertama, Antonio mendorong kemajuan perdamaian di kawasan melalui diplomasi. Menurutnya, komitmen berdialog dan pencegahan konflik merupakan pilar yang penting untuk menjaga stabilitas kawasan.
Advertisement
BACA JUGA: KTT ASEAN ke-43, Para Pemimpin Negara Sepakat Menegakkan Hukum Laut PBB 1982
Dalam hal ini, dia menyoroti tensi yang masih tinggi dari semenanjung Korea hingga Laut China Selatan.
“Saya mengapresiasi negara-negara anggota Asean yang telah mengupayakan dialog dan penyelesaian sengketa secara damai yang berakar pada penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk Konvensi Hukum Laut PBB,” kata Antonio.
Kedua, dia menyoroti konflik di Myanmar yang semakin memburuk, kekerasan meningkat, kemiskinan yang semakin parah dan penindasan yang sistematis.
“Konflik ini memperburuk kesenjangan dan kerentanan yang dihadapi perempuan dan anak perempuan, termasuk kekerasan seksual, pernikahan paksa, dan perdagangan manusia,” ujarnya.
Antonio mengatakan, lebih dari 1 juta orang Rohingya masih berada di Bangladesh di kamp-kamp pengungsian terbesar di dunia, tapi kondisi untuk pemulangan mereka secara sukarela masih belum terlihat.
“Seruan saya kepada penguasa militer Myanmar sudah jelas, membebaskan semua pemimpin yang ditahan dan tahanan politik, ini akan membuka pintu menuju pemulihan penuh,” tuturnya.
Ketiga, Antonio mendorong agenda percepatan negara-negara berkembang untuk mencapai net zero pada 2050.
PBB, imbuhnya, telah mengusulkan langkah-langkah konkret, termasuk stimulus sustainable development goals sebesar US$500 miliar per tahun untuk kepentingan negara-negara berkembang agar dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Langkah-langkah ini dan tindakan lainnya akan mengkatalisasi kemajuan SDGs dan membantu negara-negara berkembang untuk berinvestasi dalam transisi, terutama di bidang pangan energi, pendidikan digital, kesehatan, pekerjaan yang layak, dan perlindungan sosial,” ujar Antonio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Gizi Umumkan 937 Dapur Disiapkan untuk Program Makan Bergizi Gratis Mulai 6 Januari
- Mahkamah Agung Sebut Keringanan Hukuman karena Sikap Sopan Perlu Dihapus
- Wacana Pengurangan Masa Tinggal Jemaah Haji di Tanah Suci
- Jasamarga Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas di Tiga Ruas Tol Selama Libur Natal dan Tahun Baru
- Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru di Kasus Korupsi Timah
Advertisement
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Erick Thohir Akan Segera Gelar Rapim Bahas Merger BUMN
- Gerebek Kompleks Pertanian, FBI Temukan 150 Bom Rakitan
- Prediksi BMKG: Sebagian Besar Provinsi Hujan Ringan hingga Diwarnai Petir
- Kronologi Pemecatan Kombes Donald Terlibat Pemerasan WNA di Konser DWP
- Tesla Cybertruck Meledak dan Terbakar di Depan Hotel Trump, 1 Orang Meninggal Dunia
- Anggota DPR: Masyarakat Mengharapkan Prabowo Dapat Intervensi Turunkan Biaya Haji 2025
- 10 Orang Tewas Ditembak Pria Misterius di Montenegro
Advertisement
Advertisement