Advertisement

Selain Isu Laut China Selatan, Sekjen PBB juga Soroti Konflik Myanmar di KTT Asean

Maria Elena
Jum'at, 08 September 2023 - 08:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Selain Isu Laut China Selatan, Sekjen PBB juga Soroti Konflik Myanmar di KTT Asean Sekjen PBB Antonio Guterres menghadiri KTT ke-43 ASEAN 2023 di Jakarta Convention Center, Rabu (6/9 - 2023). Media Center KTT Asean 2023.

Advertisement

Harianjogja.com JAKARTA–Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres menyoroti tiga isu dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-13 Asean dan PBB di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Pertama, Antonio mendorong kemajuan perdamaian di kawasan melalui diplomasi. Menurutnya, komitmen berdialog dan pencegahan konflik merupakan pilar yang penting untuk menjaga stabilitas kawasan.

Advertisement

BACA JUGA: KTT ASEAN ke-43, Para Pemimpin Negara Sepakat Menegakkan Hukum Laut PBB 1982

Dalam hal ini, dia menyoroti tensi yang masih tinggi dari semenanjung Korea hingga Laut China Selatan

“Saya mengapresiasi negara-negara anggota Asean yang telah mengupayakan dialog dan penyelesaian sengketa secara damai yang berakar pada penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk Konvensi Hukum Laut PBB,” kata Antonio.

Kedua, dia menyoroti konflik di Myanmar yang semakin memburuk, kekerasan meningkat, kemiskinan yang semakin parah dan penindasan yang sistematis.

“Konflik ini memperburuk kesenjangan dan kerentanan yang dihadapi perempuan dan anak perempuan, termasuk kekerasan seksual, pernikahan paksa, dan perdagangan manusia,” ujarnya.

Antonio mengatakan, lebih dari 1 juta orang Rohingya masih berada di Bangladesh di kamp-kamp pengungsian terbesar di dunia, tapi kondisi untuk pemulangan mereka secara sukarela masih belum terlihat.

BACA JUGA: Kapan Jenazah Pendekar PSHT Korban Tawuran di Taiwan Dipulangkan? Berikut Penjelasan BP3MI

“Seruan saya kepada penguasa militer Myanmar sudah jelas, membebaskan semua pemimpin yang ditahan dan tahanan politik, ini akan membuka pintu menuju pemulihan penuh,” tuturnya.

Ketiga, Antonio mendorong agenda percepatan negara-negara berkembang untuk mencapai net zero pada 2050. 

PBB, imbuhnya, telah mengusulkan langkah-langkah konkret, termasuk stimulus sustainable development goals sebesar US$500 miliar per tahun untuk kepentingan negara-negara berkembang agar dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. 

“Langkah-langkah ini dan tindakan lainnya akan mengkatalisasi kemajuan SDGs dan membantu negara-negara berkembang untuk berinvestasi dalam transisi, terutama di bidang pangan energi, pendidikan digital, kesehatan, pekerjaan yang layak, dan perlindungan sosial,” ujar Antonio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Minggu 19 Mei 2024: DIY Cerah Berawan

Jogja
| Minggu, 19 Mei 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement