Advertisement
Vladimir Putin Tolak Damai dengan Ukraina

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO—Presiden Rusia, Vladimir Putin, menolak salah satu proposal perdamaian dengan Ukraina.
Beberapa pemimpin Afrika belakangan berinisiatif untuk memberikan proposal kepada Vladimir Putin. Dalam proposal tersebut, ada beberapa hal yang bisa menjadi cikal bakal perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Advertisement
Dilansir dari Reuters, proposal tersebut menampilkan serangkaian langkah yang mungkin untuk meredakan konflik.
Beberapa langkah yang dimaksud termasuk penarikan pasukan Rusia, penghapusan senjata nuklir taktis Rusia dari Belarusia, penangguhan surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Putin dan keringanan sanksi.
Meski demikian, Putin telah secara tegas menolak proposal perdamaian tersebut. Hal tersebut lantaran Ukraina seolah tak mau damai.
Baca juga: Sudah Ada 9 Depo Sudah Dibuka, Pemkot Duga Pembuang Sampah Juga dari Warga Luar Jogja
Terbaru, mereka meluncurkan serangan dengan menggunakan rudal Korea Utara.
“Ada hal-hal yang hampir tidak mungkin diterapkan, seperti gencatan senjata. Tapi Ukraina malah sebaliknya, mereka melakukan serangan strategis, bagaimana kita menahan tembakan ketika mereka menyerang kita?” kata Putin dilansir Reuters.
Padahal, orang No.1 Rusia tersebut mengakui bahwa proposal ini seharusnya bisa jadi langkah awal untuk perdamaian dunia.
“Ini hanya bisa menjadi inisiatif bilateral. Tapi inisiatif [Afrika] menurut saya bisa menjadi dasar dari proses tertentu menuju resolusi damai, seperti inisiatif China, tidak ada persaingan atau kontradiksi di sini,” katanya.
Ukraina belum mau damai
Putin benar, Ukraina belum mau damai. Sebelum Afrika, China telah merilis beberapa proposal kepada Rusia. Proposal tersebut berisi 12 poin yang menyerukan de-eskalasi dan gencatan senjata di Ukraina.
Akan tetapi, Volodymyr Zelenskyy, presiden Ukraina, telah menolak gagasan gencatan senjata tersebut
Menurut mereka, genjatan senjata hanya akan membuat Rusia mengendalikan hampir seperlima negaranya dan memberi pasukannya waktu untuk berkumpul kembali setelah perang selama 17 bulan.
Dia juga mengatakan bahwa pembicaraan damai dengan ukraina akan meminta Moskow untuk menarik pasukannya dari wilayah Ukraina yang diduduki, sesuatu yang dikatakan Rusia tidak dapat dinegosiasikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Wakil Kepala BGN Ingatkan Program MBG Jangan Berorientasi Bisnis
- Cuaca di Sebagian Besar Wilayah Indonesia Hari Ini Hujan Ringan
- Pemerintah Bakal Bangun Enam Pusat Perawatan Pesawat Udara Terpadu
- 2.039 Kios Lakukan Kecurangan Penjualan Pupuk, Begini Respons Mentan
- Kemenkeu Salurkan Rp644,9 Triliun Dana Transfer ke Daerah
Advertisement

Bonus Atlet Gunungkidul Membengkak Setelah Lampaui Target
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Jogja Targetkan Pengurangan Sampah ke Depo 60 Ton per Hari
- UGM Dorong Edukasi Publik untuk Lindungi Satwa Liar Indonesia
- Warga Miskin di Bantul Diminta Gabung Koperasi Desa Merah Putih
- DPRD Kulonprogo Bahas Dua Raperda Usulan Pemkab
- Menteri Nusron: Tuntaskan Sertipikat Aset Umat
- Jepang vs Brasil Petang Ini, Pemanasan Menuju Piala Dunia 2026
- Percakapan Prabowo dan Donald Trump Terekam, Presiden Mau Ketemu Eric
Advertisement
Advertisement