Advertisement
Atasi Stunting, BSN: Perlu Penerapan Standar Pangan

Advertisement
Harianjogja.com, MAKASSAR–Salah satu upaya mengatasi stunting adalah dengan penerapan standar pangan. Pasalnya, pangan rentan terkena cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat membahayakan kesehatan manusia yang mengonsumsinya.
"Pasalnya keamanan pangan merupakan persoalan serius yang perlu menjadi perhatian kita semua. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama," kata Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S Achmad dalam keterangan persnya dikutip, Sabtu (17/6/2023).
Advertisement
BACA JUGA: Penanganan Stunting Butuh Kerjasama Seluruh Elemen
Dia mengatakan, hanya dengan pangan yang aman dapat memperoleh manfaat penuh dari nilai gizinya. Namun, pangan rentan terkena cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat membahayakan kesehatan manusia yang mengonsumsinya.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia,, untuk menjaga keamanan pangan dalam rantai pangan “from farm to fork”, maka penting penyusunan standar-standar pangan yang dapat dijadikan acuan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pangan tersebut.
Standar pangan itu sendiri, menetapkan antara lain batas maksimum kontaminan, residu pestisida, residu obat hewan, dan bahan tambahan pangan.
Selain itu, standar pangan juga memastikan pangan dapat diukur, dikemas, dan didistribusikan secara aman. Penggunaan standar pelabelan juga memberikan informasi yang jelas bagi konsumen untuk memilih pangan yang baik dan mencukupi kebutuhan gizinya.
Dengan adanya pemenuhan komoditas pangan terhadap standar-standar pangan, Kukuh menilai akan memberi dampak ekonomi.
BACA JUGA: Penurunan Angka Stunting di Bantul Tertinggi se-DIY
“Produsen pangan atau pebisnis pangan dapat terlindungi karena produk pangan yang diperdagangkan memenuhi standar maupun regulasi pangan sehingga dapat terhindar dari penolakan dalam perdagangan internasional serta menghindari terjadinya keracunan pangan,” kata Kukuh.
Adanya standar pangan, juga melindungi kehidupan dengan ditetapkannya kriteria-kriteria pangan harus memenuhi aspek perlindungan konsumen dan meningkatkan kepercayaan terhadap produk.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sulawesi Selatan (BKKBN Sulsel) Hj Andi Ritamariani mengatakan, untuk mendapatkan bahan pangan yang aman, pihaknya terus mensosialisasikan pada masyarakat untuk memanfaatkan halaman rumah.
"Halaman rumah dapat ditanami dengan tanaman pangan tanpa menggunakan pestisida atau zat kimia yang membahayakan kesehatan manusia," katanya.
Menurut dia, melalui Tim Pendamping BKKBN di lapangan dikampanyekan pula Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang sumber pangannya memanfaatkan pekarangan rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
Advertisement

Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 11 Mei 2025, Fakta Kebocoran Soal ASPD, Pembangunan Pasar Terban hingga Kasus Mbah Tupon
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- KBRI Upayakan Perlindungan WNI di Kamboja
- Libur Panjang Waisak 2025: Tol Jagorawi Berlakukan Contraflow
- Harga Pangan Sabtu 10 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- Ratusan Preman Ditangkap dalam Operasi 8 Hari di Jawa Timur
- Pakistan Berhasil Cegat Rudal India, Semua Penerbangan Ditutup
- Menkes Bantah Indonesia Jadi Kelinci Percobaan Vaksin TBC oleh Bill Gates
- Gagal Dicegat, Rudal Houthi Yaman Hantam Bandara Ben Gurion di Israel
Advertisement