Warga Jogonalan Terdampak Tol Jogja-Solo Ramai-Ramai Bikin Perkampungan Baru
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN—Permukiman di dua wilayah rukun tetangga (RT) di Desa Joton, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah tergusur akibat pembangunan tol Jogja-Solo. Puluhan warga lantas ramai-ramai bikin perkampungan baru.
Seusai menerima uang ganti rugi untuk lahan dan rumah mereka, warga dari dua wilayah RT itu ramai-ramai membangun rumah di lahan yang masih berada di desa setempat.
Advertisement
Ada dua blok lahan yang digunakan untuk membangun rumah baru bagi puluhan warga terdampak pembangunan tol Jogja-Solo di Desa Joton. Satu kompleks berada di timur Dukuh Mampiran dan satu kompleks di Barat Dukuh Mampiran.
Rata-rata rumah warga yang tergusur tol Jogja-Solo di Joton, Klaten, itu masih dalam proses pembangunan. Rumah yang dibangun dengan ukuran beragam. Ada yang berlantai satu ada pula yang berlantai dua.
Kepala Desa (Kades) Joton, Aris Gunawan, mengatakan ada dua RT di wilayahnya yang dilewati proyek tol Jogja-Solo. Dua RT itu yakni di RT 004 Dukuh Bladu dan RT 005 Dukuh Desan Wetan.
“Dari dua RT itu 80 persen harus relokasi [pindah karena terdampak proyek pembangunan tol]. Sebagian warga ada yang di timur Dukuh Mampiran sekitar 35 keluarga. Kemudian ada di sisi barat Dukuh Mampiran sekitar 26 keluarga,” kata Aris saat ditemui Solopos.com di Kantor Desa Joton, Senin (29/5/2023).
BACA JUGA: Diduga Mencabuli 12 Siswa MI, Kepala Sekolah dan Guru Diberhentikan Sementara
Sebagian warga Joton, Klaten, yang membangun rumah itu sudah menerima uang ganti rugi lahan mereka yang terkena tol Jogja-Solo. Meskipun ada pula yang masih menanti pencairan.
Sebagian dari mereka beramai-ramai membeli tanah agar rumah baru mereka bisa tetap satu kompleks. Ada juga yang memanfaatkan tanah warisan untuk membangun rumah yang masih berada di wilayah Joton.
“Ada juga yang di RT 011 hanya bergeser-geser [menempati pekarangan di dekat rumah yang tidak terdampak tol]. Kalau total ada 90 keluarga yang rumahnya terkena tol,” kata Aris.
Aris mengatakan mayoritas warga yang rumahnya terdampak pembangunan tol Jogja-Solo menghendaki tetap tinggal di wilayah Joton. Salah satunya lantaran mereka sudah nyaman dan secara turun temurun tinggal di desa tersebut.
Belum Cair
Hanya sebagian kecil warga Desa Joton, Klaten, terdampak tol Jogja-Solo yang pindah keluar desa. Itu pun karena menempati tanah warisan orang tua. “Jadi bukan membeli tanah di luar desa. Dari jumlah itu saat ini yang terdeteksi baru dua keluarga yang keluar Joton,” jelas Aris.
Meski sudah banyak yang mulai membangun rumah baru, warga hingga kini masih memanfaatkan rumah lama mereka. Ada juga yang belum bisa membangun rumah baru lantaran hingga kini belum menerima uang ganti rugi lahan tol Jogja-Solo.
“Ada dua rumah yang belum bisa pindah karena tidak ada dana. Harapan kami untuk UGR yang belum cair bisa segera dicairkan agar segera bisa dimanfaatkan oleh warga untuk membangun rumah baru,” kata Aris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Kejati DIY Ungkap Belum Ada Persiapan Khusus untuk Pemindahan Terpidana Mati Mary Jane
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Inggris Dukung Indonesia Tambah Kapal Tangkap Ikan
- Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
- KJRI Hamburg Jerman Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Koperasi Diminta Bergerak Ikut Bantu Pelaku UMKM dan Perangi Rentenir
- Pembangunan Kesehatan di Indonesia Berkembang, Hanya Saja Masih Menghadapi Kesenjangan dengan Negara Maju
Advertisement
Advertisement