Advertisement
Kementan Berharap Kerja Sama Investor Asing Membawa Transfer Pengetahuan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Pertanian (Kementan) berharap kerja sama dengan investor dapat membawa transfer pengetahuan bagi petani dalam pengembangan tanaman Stevia.
"Selain meningkatkan kesejahteraan, perekonomian, paling penting dari kerja sama investasi ini ada transfer pengetahuan," ujar Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Pertanian Kementan, Syarif Burhanuddin di Manado dikutip dari Antara, Minggu (28/5/2023).
Advertisement
Ke depan harap dia, tidak hanya teknologi ini dikuasai oleh orang Korea tapi itu juga dapat ditularkan kepada masyarakat Indonesia. "Jadi sekali lagi bukan tanah kita hanya dipakai saja untuk menanam, tapi juga ujung-ujungnya nanti bibitnya pun dihasilkan dari Indonesia sehingga program ke depan ini memang menguntungkan dua belah pihak, bukan hanya satu pihak saja," harap Syarif.
BACA JUGA:Â Pemkab Sleman Bagikan Bantuan Alat Mesin Pertanian, Nilainya Tembus Rp2,8 Miliar
Dari kerja sama investasi ini, ke depan juga ada perkembangan, artinya bukan hanya Stevia tapi juga ada komoditas-komoditas lainnya. Pemerintah menurut dia, berupaya agar supaya tidak ada kesulitan dihadapi oleh para investor yang ingin menanamkan investasi sehingga pada saatnya semua aturan terpenuhi, masyarakat diuntungkan dan tidak ada lagi persoalan.
"Jadi kerja sama perlu dibangun semua pihak, masyarakat petani, pemerintah daerah, aparat keamanan maupun pihak investor. Tidak ada yang tidak dapat kita kerjakan kalau tidak bekerja sama," ujarnya.
Syarif juga berharap, apabila budidaya tanaman Stevia antara investor dengan kelompok tani ini berhasil, akan memunculkan perusahaan-perusahaan lain. Kalau suatu saat nanti berkembang, ke depan tidak hanya PT Gagah Perkasa Indokor saja yang terlibat, tapi juga melibatkan perusahaan-perusahaan lain.
BACA JUGA: Persiapan Sensus Pertanian, BPS Kota Jogja Latih Warga jadi Petugas
"Jadi seperti itulah, jangan sampai ada monopoli, itu prinsipnya. Ketika terjadi monopoli maka keadilan tidak muncul, equal treatment tidak merata dan hal ini dapat menyebabkan kecemburuan. Jadi tidak apa-apa ditransferlah (pengetahuan)," ajak Syarif lagi.
Syarif saat kunjungan kerjanya ke Kabupaten Minahasa menyempatkan waktu berdialog dengan kelompok tani dan investor tanaman Stevia di Desa Tondegesan, selanjutnya meninjau dan berdialog dengan petani dan pengusaha tanaman Porang di Desa Kayuuwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
- Sidang Suap Mantan Wali Kota Semarang, Kepala Bapenda Setor Rp1,2 Miliar ke Mbak Ita
- Pasangan Gay di Lamongan Dicokok Polisi Karena Bikin Konten Pornografi di FB-MiChat
Advertisement

Liburan Sekolah, Desa Wisata Bisa Menjadi Tujuan Alternatif Berwisata di Gunungkidul
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Paket Makan Bergizi Gratis Selama Liburan Sekolah, dari Roti, Telur, hingga Buah
- Iran Kirim Surat ke PBB, Minta AS dan Israel Tanggung Jawab atas Agresi
- Donald Trump Sebut Iran Punya 4 Situs Nuklir Utama
- Polda Lampung Tindak 693 kendaraan ODOL
- Guru Ngaji di Jaksel Cabuli 10 Santri Perempuan, Begini Modusnya
- Satgas Pangan Panggil Produsen 212 Merek Beras Nakal Hari Ini
- Langgar Hukum Internasional, Indonesia Kecam Serangan ke Iran
Advertisement
Advertisement